Xl Axiata Kantongi Pendapatan Rp 29,14 Triliun Sepanjang 2022

PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat pertumbuhan pendapatan 8,93 persen pada 2022. Namun, laba perseroan turun 11,53 persen menjadi Rp 1,15 triliun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Feb 2023, 12:37 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2023, 12:37 WIB
XL Axiata Umumkan Laporan Keuangan 2022
PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan laporan keuangan 2022, Senin (20/2/2023). Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengantongi pendapatan sebesar Rp 29,14 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut naik 8,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 26,75 triliun.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan beban pendapatan menjadi Rp 25,12 triliun dari Rp 22,76 triliun pada Desember 2021.

Mengutip laporan keuangan XL Axiata dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/2/2023), pada periode ini perseroan mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp 2,77 triliun, penghasilan keuangan Rp 111,71 miliar, dan bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 3,83 miliar.

Perseroan mengukuhkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,15 triliun. Laba itu turun 11,53 persen dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 1,3 triliun.

Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2022 tercatat sebesar Rp 87,27 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 72,75 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 10,40 triliun dan aset tidak lancar Rp 76,86 triliun.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 26,35 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 35,15 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 25,77 triliun, naik dari Rp 20,08 triliun pada Desember 2021.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin (20/2/2023), saham EXCL melonjak 4,89 persen ke posisi Rp 2.360 per saham. Saham EXCL dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.270 per saham. Saham EXCL berada di level tertinggi Rp 2.370 dan terendah Rp 2.270 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.033 kali dengan volume perdagangan 352.508 saham. Nilai transaksi Rp 82,2 miliar. 

 

XL Axiata Bayar Utang Usai Raup Rp 5 Triliun dari Rights Issue

XL Axiata Umumkan Laporan Keuangan 2022
PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan laporan keuangan 2022, Senin (20/2/2023). (Foto: Corpcomm XL Axiata).

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil meraih dana Rp 5 triliun dari penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu III (PMHMETD III) atau rights issue. 

Direktur & Chief Finance Officer XL Axiata, Budi Pramantika mengatakan, rights issue tersebut akan memperkuat struktur permodalan perusahaan, termasuk melakukan pembayaran terhadap keseluruhan atau sebagian dari utang perusahaan. 

Dengan pelaksanaan rights issue yang tepat waktu ini, XL Axiata mampu membayar utang perusahaan lebih yang dilakukan pada periode Desember 2022 dan awal Januari 2023.

"Rights issue yang kami laksanakan telah berhasil sesuai dengan rencana. Selain tepat waktu, juga berhasil menghimpun dana Rp 5 triliun. Dana tersebut juga telah kami pergunakan untuk membayar lebih awal atas utang-utang perusahaan sehingga struktur permodalan menjadi lebih kuat karena dengan pembayaran hutang lebih awal tersebut berpotensi untuk bisa mengurangi beban biaya bunga hingga sekitar Rp 300 milliar pada 2023 ini," kata Budi dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (20/1/2023).

Sementara itu, Budi juga merincikan utang yang sudah dibayar XL pada Desember 2022 dan Januari 2023, antara lain MUFG Bank. Ltd senilai Rp 900 miliar pada 23 Desember 2022.

 

 

Pembayaran Utang kepada Bank

XL Axiata
XL Axiata mengumumkan kerja sama bidang cloud dengan Google Cloud (Foto: XL Axiata)

XL juga membayar utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,2 triliun dan Rp 900 miliar pada 27 Desember 2022. Kemudian, pada 3 Januari 2023, XL melunasi utang terhadap PT Bank UOB Indonesia senilai Rp 360 miliar dan PT Bank Permata Tbk sebanyak Rp 1,64 triliun.

Sebagai catatan, pada Desember 2022 lalu, XL telah melaksanakan right issue dengan menerbitkan 2.403.755.889 lembar saham baru. Jumlah saham ini setara dengan 18,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaansetelah PMHMETD III ini dengan nilai nominal Rp 100 per saham. 

Harga pelaksanaan right issue ini sebesar Rp 2.080 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima XL Axiata mencapai Rp 4,99 triliun.

Lebih lanjut, rights issue ini diperdagangkan baik di dalam maupun di luar Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai 20 Desember 2022 sampai dengan 26 Desember 2022.

Rights Issue XL Axiata

XL Axiata
BTS Xl Axiata yang berada di Kecamatan Entikong, Kabupetan Sanggau, Kalimantan Barat. (Liputan6.com/Agustinus M. Damar)

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) III atau rights issue.

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak 2.403.755.889 lembar saham baru atau sebesar 18,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/12/2022), perseroan mematok harga pelaksanaan sebesar Rp 2.080 per saham.

Dengan demikian, perseroan akan meraup dana segar Rp 4,99 triliun. Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (AII) sebagai pemegang saham utama dan pemilik 6.559.247.263 lembar saham dalam perseroan, akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya dengan jumlah sebesar Rp 3,07 triliun atau 1.477.929.593 saham.

Sementara dalam kapasitasnya sebagai pembeli siaga, AII akan membeli sisa saham baru yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham XL Axiatalainnya dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1,93 triliun atau dengan jumlah sebanyak-banyaknya 925.826.296 saham.

Aksi PMHMETD ini telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 10 Agustus 2022. Catatan saja, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam PMHMETD III akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) yaitu maksimum sebesar 18,31 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya