Pertamina Geothermal Energy Resmi Jadi Pendatang Baru di BEI, Wamen BUMN Ungkap Hambatan IPO PHE

Saat proses IPO, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) alami hambatan, salah satunya mengenai batasan saham free float.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Feb 2023, 20:34 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2023, 20:34 WIB
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dalam konferensi pers perdagangan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Jumat (24/3/2023). (Foto: BEI)
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dalam konferensi pers perdagangan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Jumat (24/3/2023). (Foto: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk resmi tercatat dengan kode emiten PGEO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat, 24 Februari 2023. Setelah itu, akan disusul dengan rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) PT Pertamina Hulu Energy (PHE).

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan soal hambatan IPO PHE, salah satunya terkait batasan jumlah saham free float atau yang beredar di masyarakat setelah penawaran umum paling sedikit 10 persen. 

Berdasarkan ketentuan III.2.6.3 Peraturan No. I-A, Bursa mengatur perusahaan dengan ekuitas lebih dari Rp 2 triliun, jumlah saham free float setelah Penawaran Umum paling sedikit 10 persen dari jumlah saham yang akan dicatatkan di Bursa.

"PHE kita akan review dan bicarakan dengan Bursa dan OJK. Karena mengenai batasan nilai tadi itu tentunya menajdi salah satu pertimbangan," kata Wakil Menteri BUMN (Wamen BUMN) I Pahala Nugraha Mansury saat ditemui di Mainhall BEI, Jumat (24/3/2023).

"Karena perusahaan besar seperti PHE atau lainnya kapitalisasinya 1 persen saja sudah di atas nilai tertinggi IPO yang pernah ada. Ini nanti ke depan perlu kita diskusi mengenai bagaimana untuk BUMN atau anak usaha BUMN atau subholding yang sudah besar," ia menambahkan.

Pahala menuturkan, IPO menjadi ajang bagi perusahaan untuk membuka diri, transparan, lebih profesional dan melakukan penghimpunan dana untuk bisa melakukan pengembangan ke depan. 

"Yang bisa kita lakukan adalah melakukan terus menerus melakukan upaya bagaimana meningkatkan fundamental masing-masing perusahaan dan bisa melanjutkan upaya menambah jumlah BUMN yang terutama memang sudah memiliki size cukup besar," kata dia.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, (24/2/2023), saham PGEO stagnan di posisi Rp 875 per saham. Saham PGEO dibuka naik Rp 50 ke posisi Rp 925 per saham. Saham PGEO berada di level tertinggi Rp 925 dan terendah Rp 815 per saham. Total frekuensi perdagangan 45.157 kali dan volume perdagangan 5.872.358 saham. Nilai transaksi Rp 490,3 miliar.

 

 

 

 

 


Komitmen Pertamina

Pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Jumat (24/2/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Jumat (24/2/2023). (Foto: BEI)

Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, pihaknya memiliki rencana untuk unlock value Grup Pertamina dan memang ada rencana melakukan lagi IPO di subholding.

"Memang ada rencana melakukan lagi IPO di subholding, ini untuk kita mempercepat kemandirian energi karena hari ini kita masih impor sebagian crude dan juga BBM," kata dia.

Dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas tersebut, dengan potensi yang ada di Indonesia baik minyak atau gas, diperlukan investasi yang besar.

"Komitmen itu kita wujudkan dan sebagian besar investasi kita diarahkan ke upstream dan kita lakukan unlock value untuk subholding upstream. Karena walaupun transisi energi tetap berjalan, tapi migas di Indonesia yang cadangannya besar, kita akan proses jadi chemical, di mana ini diperlukan dan akan terus meningkat demandnya," ujar Nicke.

Dengan demikian, Grup Pertamina berkomitmen meningkatkan value dari subholding minyak dan gas. "Jadi komitmen untuk meningkatkan value dari subholding oil dan gas akan kita tingkatkan," tandasnya.

 


Kapitalisasi Pasar Saham Pertamina Geothermal Energy Usai BRIS dan MTEL

Direktur Utama BEI Iman Rachman saat pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Jumat, (24/2/2023)  (Foto: BEI)
Direktur Utama BEI Iman Rachman saat pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Jumat, (24/2/2023)  (Foto: BEI)

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Februari 2023.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyambut Pertamina Geothermal Energy dengan bangga sebagai anggota BEI ke-19 pada tahun ini dan secara keseluruhan perusahaan tercatat ke-844 di BEI.

Hingga saat ini, terdapat 37 perusahaan tercatat dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) an entitas anak perusahaan BUMN termasuk PGE di dalamnya.

"Yang luar biasa, nilai kapitalisasi pasar di BEI 22,5 persen dikuasai oleh kapitalisasi pasar dari BUMN maupun enititas anak usahanya degan porsi 19,4 persen oleh perusahaan BUMN dan 3,14 persen oleh entitas anak perusahaan BUMN," kata Iman dalam konferensi pers, Jumat (24/2/2023).

Iman mengatakan, di antara seluruh perusahaan tercatat ataupun BUMN yang ada nantinya, secara anak perusahaan BUMN kapitalisasi pasar (market cap) PGE sekitar posisi keempat di bawah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) pada posisi hari ini, Jumat, 24 Februari 2023.

"Untuk itu, BEI menyambut baik pencatatan perdana saham PGE yang merupakan langkah tepat dalam membangun strategi pendanaan berkelanjutan bagi perusahaan melalui pasar modal," ujar dia.

Dengan adanya pencatatan saham PGE, BEI berharap semakin banyak perusahaan yang ingin go public. "Semoga melalui pencatatan ini akan banyak lagi perusahaan yang mencatatkan di Bursa Efek Indonesia," tandasnya.

 

Poster Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah)
Contoh Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah). Sumber : www.kominfo.go.id/
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya