Kekayaan Lim Hariyanto, Orang Kaya Tertua di Indonesia Sekaligus Pemilik Grup Harita Melonjak

Kekayaan Lim Hariyanto, pemilik grup Harita melonjak. Bahkan Lim Hariyanto masuk jajaran 10 orang terkaya di Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Mar 2023, 16:56 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2023, 16:56 WIB
Kekayaan Lim Hariyanto Pemilik Grup Harita Melonjak
Kekayaan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, pemilik grup Harita melonjak. Bahkan ia masuk jajaran 10 orang terkaya di Indonesia. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, pemilik Grup Harita melonjak, masuk jajaran 10 orang terkaya di Indonesia. Berdasarkan data Real Time Billionaires Forbes pada Jumat 24 Februari 2023, Lim Hariyanto terpantau berada pada peringkat ke-6 sebagai orang terkaya di RI.

Total kekayaannya mencapai USD 4,9 miliar atau sekitar Rp 74,35 triliun (kurs Rp 15.174 per USD). Posisinya kali ini mengungguli Bos CT Corp, Chairul Tanjung yang berada tepat di bawahnya atau di posisi ke-7 dengan kekayaan USD 4,8 miliar.

Peringkat Lim berada di bawah Prajogo Pangestu yang bertengger di posisi ke-5 dengan kekayaan USD 5,6 miliar. Melansir Forbes, Jumat (24/3/2023), Lim dan keluarganya memiliki saham mayoritas di produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, Bumitama Agri yang perkebunannya berlokasi di Indonesia.

Grup Harita milik keluarga juga memiliki mayoritas perusahaan tambang bauksit yang terdaftar, Cita Mineral Investindo. Lonjakan kekayaan Lim seiring dengan aksi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usaha Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel.

Pada aksi tersebut, perseroan mengincar dana segar USD 650 juta atau sekitar Rp 9,7 juta. Angka itu lebih rendah dari yang sebelumnya diajukan perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak-banyaknya Rp 15,11 triliun.

Dengan besaran dana yang diincar itu, Direktur Trimegah Bangun Tbk, Suparsin Darmo Liwan menyebutkan saham yang akan ditawarkan perseroan nanti berkisar 12-13 persen dari total saham yang disetor.

 

 

IPO Anak Usaha Grup Harita

PT Trimegah Bangun Persada Tbk mematok sejumlah target kinerja usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Trimegah Bangun Persada Tbk mematok sejumlah target kinerja usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Jadi yang diajukan kepada OJK itu jumlah sebanyak-banyaknya 18 persen dengan dana yang dihimpun sebanyak-banyaknya Rp 15,11,” terang Suparsin dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.

Semula, dalam prospektus IPO perseroan disebutkan bahwa Trimegah Bangun Persada akan melepas sebanyak-banyaknya 12,09 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu mewakili 18 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Adapun, harga penawaran berkisar antara Rp 1.220-Rp1.250 per saham.

Dengan demikian, Trimegah Bangun Persada semula diperkirakan bakal mengantongi dana Rp 14,75 triliun sampai dengan Rp 15,11 triliun dari IPO. Penawaran awal atau book building saham NCKL dimulai sejak Rabu, 15 Maret lalu dna akan berlangsung hingga 24 Maret 2023. Saham NCKL dijadwalkan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023.

Profil Orang Kaya Tertua di Indonesia Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, Intip Gurita Bisnisnya

Smelter Harita Nickel. Grup Harita yang menjalankan usaha tambang nikel dikabarkan akan gelar IPO. (Foto: laman Harita Nickel)
Smelter Harita Nickel. Grup Harita yang menjalankan usaha tambang nikel dikabarkan akan gelar IPO. (Foto: laman Harita Nickel)

Sebelumnya, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono menjadi orang kaya tertua di Indonesia. Lantaran, kini ia memasuki usia 94 tahun. 

Lim Hariyanto masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya 2022 di Indonesia versi Forbes. Ia menduduki posisi ke-36 pada tahun lalu dan posisi real time Forbes ke-21 per 20 Februari 2023.

Melansir Forbes, Senin (20/2/2023), total kekayaan yang dimiliki Lim Hariyanto senilai USD 1,2 miliar atau setara dengan Rp 18,20 triliun (asumsi kurs Rp 15.171). Hingga saat ini, kekayaan Lim meningkat USD 3 juta atau meningkat 0,28 persen.

Lantas, siapakah sosok Lim Hariyanto Wijaya Sarwono dan apa saja bisnis yang digelutinya? Berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber. Awalnya, ayah Lim bermigrasi dari China ke Kalimantan Timur dan kabarnya membuka toko kelontong pada tahun 1915.

Kemudian, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono dan keluarganya memiliki saham mayoritas di produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, yakni Bumitama Agri, perkebunannya berlokasi di Indonesia.

 

Bisnis Grup Harita

Harita Nickel
Kolam penampung sedimen Harita Nickel agar lingkungan tetap terjaga/Istimewa.

Sementara itu, Putranya Lim Gunawan Hariyanto menjabat sebagai CEO Bumitama Agri. Sedangkan, Putrinya Christina menjabat sebagai Presiden Komisaris Harita Kencana Sekuritas.

Bumitama Agri didirikan pada 1996 dan terdaftar di Bursa Efek Singapura (Singapore Exchange) pada 2012, Bumitama Agri Ltd. dan Grupnya telah berkembang menjadi salah satu penanam tandan buah segar (TBS) terkemuka dan produsen minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK) di Indonesia.

Bumitama Agri secara konsisten berada di jalur menuju pencapaian hasil panen dan tingkat ekstraksi yang lebih tinggi dengan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, teknologi, dan praktik terbaik dalam pembudidayaan kelapa sawit.  

Upaya ini telah menjadikan perusahaan salah satu produsen paling efisien di industri saat ini, dengan hasil CPO sebesar 4,2 ton per hektar pada 2021.

Di sisi lain, keluarga Lim memiliki Grup Harita, yakni adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang industri sumber daya alam. Bisnis utamanya meliputi perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan smelter. Selain itu, Grup Harita juga memiliki mayoritas perusahaan tambang bauksit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA).

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya