Liputan6.com, Jakarta - Emiten perkebunan milik pengusaha TP Rachmat, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan total penjualan sebesar Rp 2,1 triliun pada kuartal I 2023. Penjualan tersebut naik 26 persen dibandingkan periode yang sama 2022, seiring dengan peningkatan produksi dan kenaikan harga rata-rata CPO (crude palm oil atau minyak sawit mentah) perseroan.
Segmen kelapa sawit masih memberikan kontribusi paling besar, yakni 88 persen dari total penjualan konsolidasi, dengan penjualan kelapa sawit pada kuartal I 2023 sebesar Rp 1,8 triliun, naik 46 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Baca Juga
Sedangkan segmen produk kayu Dharma Satya Nusantara pada kuartal I 2023 mencatat hasil yang kurang menggembirakan menyusul turunnya permintaan produk panel maupun engineered floorings dari negara tujuan ekspor utama, seperti Jepang, Amerika Serikat, Kanada akibat turunnya daya beli sektor properti di negara tersebut.
Advertisement
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo, mengatakan kinerja peningkatan finansial DSNG pada kuartal I 2023 masih ditopang oleh kenaikan volume penjualan CPO yang diiringi juga dengan kenaikan harga penjualan CPO.
“Pada kuartal I DSNG, produksi TBS kebun inti maupun plasma mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan produktivitas tonase per hektar yang kembali seperti sebelum kejadian El-Nino dua tahun lalu,” kata Andrianto dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (26/4/2023).
Produktivitas TBS DSNG meningkat 28 persen menjadi sebesar 528 ribu ton pada kuartal I 2023, sementara produksi CPO pada periode yang sama juga naik 42 persen menjadi sebesar 152 ribu ton.
Selain itu, ketatnya pasokan CPO secara global dan naiknya harga minyak nabati dunia pada awal 2023 menyusul belum jelasnya akhir perang Rusia dan Ukraina ikut mendorong peningkatan harga rata-rata CPO perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini.
Lonjakan Beban Biaya hingga Curah Hujan Pengaruhi Kinerja
Harga CPO DSNG pada kuartal I 2023 naik sebesar 13 persen menjadi Rp 12,0 juta per ton dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 10,6 juta per ton, bahkan lebih tinggi dibandingkan ASP CPO DSNG pada kuartal IV 2022 sebesar Rp 11,4 juta per ton.
Meskipun penjualan DSNG naik cukup signifikan, pada kuartal I 2023, perseroan hanya membukukan laba sebesar Rp 215 miliar atau naik 3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama karena naiknya beban biaya pupuk serta pembelian buah TBS dari eksternal yang jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, di mana marginnya lebih rendah dibandingkan margin dari hasil proses buah inti.
“Selain itu, curah hujan yang tinggi di awal tahun ini juga berpengaruh terhadap tingkat ekstraksi minyak sawit yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, sehingga ikut berdampak pada produksi CPO,” tandasnya.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan baik dari sisi penjualan maupun laba bersih.
Melansir laporan keuangan perseroan, ditulis Jumat (3/3/2023), PT Dharma Satya Nusantara Tbk berhasil mengantongi penjualan sebesar Rp 9,63 triliun. Penjualan itu naik 35,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,12 triliun. Beban penjualan ikut naik menjadi Rp 6,52 triliun dari sebelumnya Rp 5,1 triliun. dengan demikian, diperoleh laba bruto sebesar Rp 3,12 triliun, yang masih naik 53,99 persen dibandingkan laba kotor pada 2021 sebesar Rp 2,02 triliun.
Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 43,65 miliar, laba dari penjualan aset tetap Rp 1,63 miliar, beban penjualan Rp 451,67 miliar, serta beban umum dan administrasi Rp 431,37 miliar. Kemudian pembalikan penurunan nilai usaha tercatat sebesar Rp 390 juta, rugi dari perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp 90,09 miliar, pendapatan dividen Rp 18,8 miliar, dan beban lainnya Rp 27,44 miliar.
Dari raihan itu, Dharma Satya Nusantara membukukan laba operasi sebesar Rp 2,17 triliun, naik 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,39 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan keuangan tercatat sebesar RP 15,28 miliar dan biaya keuangan RP 577,53 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,21 triliun.
Aset Perseroan
Laba itu naik 65,97 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 727,15 miliar. Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 15,36 triliun, naik dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 13,71 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 3,23 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp 12,13 triliun.
Liabilitas sampai dengan Desember 2022 tercatat naik menjadi Rp 7,2 triliun dari Rp 6,69 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,02 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 4,17 triliun. Adapun ekuitas hingga Desember 2022 naik menjadi Rp 8,16 triliun dari Rp 7,03 triliun pada Desember 2021.
Pada perdagangan saham Jumat, 3 Maret 2023 pukul 13.58 WIB, saham DSNG menguat 2,26 persen ke posisi Rp 680 per saham. Saham DSNG dibuka stagnan Rp 665 per saham. Saham DSNG berada di level tertinggi Rp 685 dan terendah Rp 655 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.147 kali. Volume perdagangan 317.000 saham. Nilai transaksi Rp 21,3 miliar.
Advertisement