Wall Street Loyo Imbas Prospek Home Depot dan Batas Utang Amerika Serikat

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tertekan pada perdagangan saham Selasa, 16 Mei 2023 di tengah sentimen investor cerna prospek Home Depot, penjualan ritel dan batas utang AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mei 2023, 06:36 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2023, 06:36 WIB
Wall Street Loyo Imbas Prospek Home Depot dan Batas Utang Amerika Serikat
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Selasa, 16 Mei 2023. Koreksi wall street terjadi seiring investor mencerna perkiraan yang lesu dari Home Depot.(AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Selasa, 16 Mei 2023. Koreksi wall street terjadi seiring investor mencerna perkiraan yang lesu dari Home Depot.

Dikutip dari CNBC, Rabu (17/5/2023), wall street juga mengalihkan perhatiannya ke pertemuan antara pemimpin Kongres dan Presiden AS Joe Biden tentang batas utang AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones ditutup di bawah rata-rata 50 hari untuk pertama kalinya sejak 30 Maret 2023. Indeks Dow Jones terpangkas 336,46 poin atau 1,01 persen ke posisi 33.012,14. Indeks S&P 500 tergelincir 0,64 persen menjadi 4.109,90. Indeks Nasdaq merosot 0,18 persen ke posisi 12.343,05.

Sementara itu, saham Home Depot merosot 2,15 persen setelah perseroan melaporkan pendapatan kuartalan yang mengecewakan dan memangkas panduan setahun penuh. Hal ini karena konsumen menunda proyek perbaikan rumah yang besar.

Selain itu, penjualan ritel pada April 2023 datang lebih lemah dari yang diharapkan. Penjualan ritel naik 0,4 persen pada April 2023. Realisasi penjualan ritel itu lebih rendah dari kenaikan 0,8 persen yang diantisipasi oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

“Indeks saham berada di kisaran 3.800-4.200 dalam S&P 500 sejak pertengahan November, dan kami agak terjebak di sana,” ujar Bill Merz dari US Bank Wealth Management.

Ia menilai, hal tersebut cermin dari ketidakpastian yang dirasakan investor seputar apa yang akan terjadi dalam kebijakan ke depan. “Bagaimana ekonomi akan merespons?Akankah konsumen dapat terus berbelanja selama periode ini, dan berapa lama itu bisa bertahan,” ujar dia.

 

Investor Menanti Keputusan Terkait Plafon Utang

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Investor dengan cemas menunggu kemajuan negosiasi plafon utang. Pada Senin, 15 Mei 2023, Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali menegaskan AS akan hadapi kemungkinan gagal bayar paling cepat 1 Juni, yang disebut tanggal X, jika kesepakatan tidak tercapai antara Gedung Putih dan Kongres. Pada Selasa, ia menggandakan peringatannya untuk segera menaikkan batas.

“Kegagalan akan membuka fondasi di mana sistem keuangan kita dibangun. Sangat bisa dibayangkan kita akan melihat sejumlah pasar keuangan pecah dengan kepanikan di seluruh dunia yang memicu margin call,” ujar dia.

Presiden AS Joe Biden mempertahankan pandangan lebih optimistis tentang negosiasi yang sedang berlangsung selama akhir pekan. Sementara Ketua DPR Kevin McCarthy menuturkan, hambatan signifikan masih ada. Biden sejauh ini menyatakan kalau menaikkan plafon utang tidak dapat dinegosiasikan. McCarthy bagaimana pun telah mendorong pembicaraan untuk menengahi kesepakatan di mana menaikkan batas utang akan dikaitkan dengan pemangkasan pengeluaran.

Pada Selasam 16 Mei 2023, Gedung Putih menyatakan Biden akan mempersingkat perjalanan internasionalnya yang akan datang karena dia berurusan dengan negosiasi plafon utang.

Penutupan Wall Street pada 15 Mei 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin, 15 Mei 2023. Indeks S&P 500 menguat tipis seiring pelaku pasar menilai negosiasi plafon utang yang sedang berlangsung.

Dikutip dari CNBC, Selasa (16/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,3 persen ke posisi 4.136,28. Indeks Dow Jones naik 47,98 poin atau 0,14 persen ke posisi 33.348,60. Indeks Nasdaq bertambah 0,66 persen menjadi 12.365,21.

Adapun yang menjadi investor adalah pembicaraan plafon utang yang ditunda hingga kembali dimulai pada Jumat pekan ini. Presiden AS Joe Biden akan menjadi tuan rumah bagi pemimpin kongres pada Selasa pekan ini.

“Ini semacam permainan menunggu. Setiap hari berlalu, dan setiap penundaan, setiap hari tidak ada perkembangan. Saya pikir akan semakin sulit bagi pasar untuk benar-benar mendapatkan daya tarik,” ujar Keith Buchanan dari Globalt Investments, dikutip dari CNBC.

Sementara itu, kepada CNBC pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menuturkan, kegagalan untuk mencapai kesepakatan tentang plafon utang akan hasilkan kekacauan keuangan. Departemen Keuangan AS saat ini memberikan tanggal 1 sebagai tanggal kegagalan untuk memenuhi kewajibannya.

Namun, Yellen lebih lanjut isyaratkan pada akhir pekan kalau Amerika Serikat akan hindari gagal bayar utang.

“Saya berharap. Saya pikir negoisasi sangat aktif. Saya diberi tahu mereka telah menemukan beberapa bidang kesepakatan,” ujar Yellen.

 

Investor Cerna Data Ekonomi AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Pada Senin, 15 Mei 2023, investor mencerna data Mei untuk survei Empire State Manufacturing yang menunjukkan jatuhnya aktivitas manufaktur di New York. Survei turun sekitar 43 poin dari April menjadi minus 31,8 di bawah perkiraan Dow Jones minus 5.

Di sisi lain, musim laporan keuangan hampir berakhir, tetapi beberapa laporan ritel besar pekan ini akan memberi investor wawasan lebih lanjut tentang keadaan konsumen.

Home Depot akan rilis laporkan pada Selasa pekan ini. Sementara itu, Target dan Walmart masing-masing akan rilis laporan keuangan pada Rabu dan Kamis pekan ini.

Sementara itu, ARK Innovation ETF reli 2,4 persen pada awal pekan ini dan membukukan  kenaikan sebanyak tujuh kali dalam delapan sesi terakhir.

Indeks Nasdaq naik 0,66 persen, mengungguli indeks S&P 500 dan Dow Jones yang menguat selama tiga hari dalam empat hari.

Saham Nvidia berkontribusi paling baik untuk kenaikan indeks Nasdaq dan S&P 500. The First Trust Dow Jones Internet Index Fund menguat 1,4 persen pada perdagangan Senin pekan ini.

 

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya