Liputan6.com, Jakarta - PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (22/6/2023). Lantas, bagaimana laju saham RELF pada perdagangan perdana?
Mengutip data RTI, saham RELF dibuka turun Rp 9 ke posisi Rp 81 per saham dari harga awal Rp 90. Harga saham RELF berada di posisi Rp 92 atau naik 2,22 persen pada pukul 9.40 WIB.Â
Baca Juga
Saham RELF berada di level tertinggi Rp 96 dan terendah Rp 81 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.220 kali dengan volume perdagangan 223,70 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 20,41 miliar.
Advertisement
Melansir keterangan resminya, PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF), perusahaan properti dan pengembang real estate yang dikenal dengan nama RelifeAsia ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham RELF.Â
Perseroan menawarkan sebanyak 1.200.000.000 lembar saham atau sebanyak 20,95 persen dari total jumlah modal dan disetor setelah penawaran umum.
Dalam proses Penawaran Umum Perdana Saham ini, PT UOB Kay Hian Sekuritas bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Masa penawaran umum telah dilaksanakan pada 15 Juni 2023 hingga 20 Juni 2023 dan saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 22 Juni 2023 dengan harga penawaran Rp 90 per lembar saham.
Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk beberapa kepentingan sebesar Rp 27,5 miliar atau 25,46 persen dari keseluruhan dana akan digunakan untuk membeli tanah seluas 2.750 m2 di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Nantinya tanah tersebut akan dikembangkan sebagai proyek real estate Greenland Jagakarsa.Â
Â
Â
Â
Dana IPO
Sebesar Rp 56 miliar atau sekitar 51,85 persen akan digunakan untuk membeli tanah seluas 4 hektare berlokasi di Semplak Barat, Kemang, Bogor. Tanah tersebut akan dibangun menjadi sekitar 300 rumah. Sisanya sebanyak 22,69 persen atau sebesar Rp24,5 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 1.200.000.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 26,50 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.Â
Waran Seri I diberikan secara cuma- cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang satu saham baru perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I di mana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Direktur Utama RELF Ivan Darmanto menuturkan, perolehan dana IPO akan digunakan untuk membeli lahan di dua lokasi yaitu di Semplak, Bogor seluas 4 Ha dan Jagakarsa, Jakarta Selatan seluas 2,750 m2. Di mana kedua lahan ini akan langsung dikerjakan oleh Perseroan di tahun ini juga, sehingga setelah IPO Perseroan langsung memiliki tiga proyek yang semuanya akan berkontribusi terhadap pendapatan perseroan.
Selain itu, perusahaan berencana untuk memperoleh sertifikat green building sebagai upaya perusahaan untuk mempertahankan sustainability terhadap lingkungan.Â
"Kami berencana untuk memperoleh sertifikat Green Building, dengan jenis Excellent In Design For Greater Efficiency pada beberapa tipe bangunan kami," tuturnya.
Advertisement
Proyek Perseroan
Hal ini selaras dengan visi perusahaan yang mengusung rumah dengan konsep Green Urban Living. Green Urban Living sendiri adalah praktik menciptakan komunitas yang menguntungkan manusia dan lingkungan. Upaya tersebut dilakukan sebagai komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) saat ini memiliki proyek Greenland Kemang yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Proyek landed house dengan harga jual berkisar Rp 600 juta sampai dengan Rp 1,2 miliar ini dibangun di atas lahan seluas 13 Ha dengan total kurang lebih 1.000 unit rumah yang terbagi dalam 5 unit cluster diantaranya cluster Greenbelt, Samanea, Regia, Casia dan Carbera.
Saat ini perseroan sudah melaunching dua diantaranya yaitu cluster Regia dan Casia. Proyek yang mulai dibuka 2021 ini sudah terjual lebih dari 150 unit rumah.
Selain dari 13 Ha yang akan dikembangkan untuk landed house. Ivan mengatakan bahwa Perseroan juga memiliki landbank seluas 1,5 Ha yang kedepannya bisa dikembangkan sebagai area komersial dan apartemen.
Kinerja perseroan 2022 meningkat secara signifikan. Selama 2022, pendapatan meningkat 831,5 persen menjadi Rp 18,35 miliar. Sementara, pendapatan 2021 hanya sebesar Rp 1,97 miliar. Kenaikan tersebut diperoleh karena perseroan baru memulai proyek perumahan Greenland Kemang pada pertengahan 2022.
Â
Kinerja Keuangan Perseroan
Kenaikan penjualan didominasi dengan pendapatan atas penjualan unit rumah pada Proyek Greenland Kemang, Bogor yang telah diserahterimakan oleh Perseroan. Kenaikan penjualan tersebut juga yang memengaruhi kenaikan atas laba bersih dan margin laba bersih perseroan.
Laba bersih per tahun 2022 naik sebesar 2730 persen menjadi Rp 4,48 miliar. Perusahaan mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan 2021 dengan laba bersih sebesar Rp 158,4 juta. Margin laba bersih 2022 juga mengalami peningkatan menjadi 24,5 persen jika dibandingkan dengan 2021 sebesar 8,4 persen.
Perseroan juga memiliki kebijakan untuk membagikan dividen sebesar maksimal 50 persen dari laba bersih. Direktur Keuangan Graha Mitra Asia Edy Abdul Malik mengatakan, perseroan memiliki kebijakan pembagian dividen sebesar maksimal 50 persen dari laba bersih.
Menurut ia, perusahaan memiliki potensi untuk membagikan dividen interim pada tahun ini jika kondisi keuangan positif.
"Jika kondisi kinerja keuangan perseroan tetap baik sampai akhir tahun, manajemen akan mempertimbangkan untuk membagikan dividen interim di tahun ini," kata dia.
Â
Advertisement