Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen final sebesar Rp 71 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis, 21 Juni 2023.Â
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan, pemegang saham telah menyetujui pembagian dividen final Rp 71 per saham.
Baca Juga
"Kami membagikan dividen final Rp 71 per saham. Total dividen yang kita berikan di seluruh buku 2022 Rp 140 per lembar saham," kata Ira dalam paparan publik, Kamis (22/6/2023).
Advertisement
Berdasarkan total saham UNVR, maka dividen final senilai Rp 2,70 triliun dan total dividen seluruhnya Rp 5,34 triliun. Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan laporan kinerja keuangan tahun buku 2022. Di tengah kondisi ekonomi makro yang terus bertumbuh, perseroan berhasil membukukan penjualan bersih Rp 41,2 triliun, tumbuh 4,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 29,5 triliun.
Sayangnya, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 22,15 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,92 triliun. Alhasil, laba bruto turun tipis 2,68 persen menjadi Rp 19,06 triliun pada 2022.
Melansir laporan keuangan Unilever Indonesia, Kamis, 9 Februari 2023, sepanjang tahun lalu perseroan mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar 8,45 triliun, beban umum dan administrasi Rp 3,54 triliun, serta beban lain-lain Rp 973 juta. Dari rincian tersebut, diperoleh laba usaha Rp 7,07 triliun atau turun 7,95 persen yoy.
Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 10,21 miliar dengan biaya keuangan Rp 85,21 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba sebesar Rp 5,36 triliun, turun 6,83 persen dibanding laba 2021 sebesar Rp 5,76 triliun.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 18,32 triliun, turun dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 19,07 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 7,57 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,75 triliun.
Liabilitas per Desember 2022 turun menjadi Rp 14,32 triliun dari Rp 14,75 triliun per Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 12,44 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,88 triliun. Sedangkan ekuitas sampai akhir tahun lalu turun menjadi Rp 3,99 triliun dari Rp 4,32 triliun pada akhir 2021.
Â
Inflasi Terkendali, Unilever Indonesia Pastikan Harga Produk Tetap Terjangkau
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus memantau perkembangan inflasi beserta dampak terhadap kelangsungan bisnis perseroan.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengaku, tingkat inflasi Indonesia pada 2022 cukup tinggi. Namun, tingkat inflasi nasional sudah mulai menurun ketika memasuki kuartal I 2023, sehingga cukup melegakan bagi para pelaku industri.
"Berdasarkan data dari pemerintah, inflasi Indonesia pada tahun ini akan berkisar 3 sampai 4 persenan. Tingkat inflasi ini cukup managable bagi kami," ungkap dia dalam konferensi pers, Rabu (19/04/2023).
Dia memastikan harga produk-produk Unilever akan tetap terjangkau bagi konsumen sekaligus tetap kompetitif dibandingkan produk kompetitor. Dalam hal ini, produk-produk Unilever tidak terlalu mahal bagi konsumen, tapi tidak terlampau murah juga.
Unilever pun selalu berhati-hati dalam menerapkan kebijakan penyesuaian harga di pasar. Ini mengingat kebijakan harga produk selalu didasari oleh kemampuan daya beli masyarakat.
Sebagai informasi, Unilever Indonesia mengumumkan laporan kinerja keuangan pada kuartal I 2023. Perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 10,60 triliun atau turun 2,12 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 10,83 triliun.
Hingga akhir Maret 2023 perseroan membukukan laba Rp 1,40 triliun atau turun 30,69 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,02 triliun.
Â
Â
Advertisement
Cuan dari Pesta Politik
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencermati efek pesta politik terhadap bisnis konsumer. Sebagaimana diketahui, pemilihan umum (pemilu) akan digelar pada 14 Februari 2024.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti meyakini pemilu akan memberikan dampak positif terhadap industri barang konsumer di Indonesia. Ini mengingat secara historis tren konsumsi masyarakat rumah tangga cenderung meningkat saat tahun pemilu.
"Kami percaya kalau dilihat ke belakang saat tahun pemilu ada kebaikan konsumsi masyarakat. Karena directing money naik," kata Ira dalam konferensi pers, Rabu (19/4/2023).
Ira memperkirakan kenaikan konsumsi akan terjadi pada kuartal IV 2023. Tren kenaikan tersebut akan semakin terasa saat memasuki kuartal I 2024.
Lantas, keberadaan pemilu akan memberikan peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan konsumer seperti Unilever. Terlebih lagi, Unilever memiliki produk yang menjadi pemimpin pasar di segmennya masing-masing.
"Kami memiliki produk yang digunakan oleh masyarakat mulai dari ujung kepala sampai kaki," kata dia.
Unilever memiliki berbagai produk perawatan diri seperti mulai dari sampo merek Clear dan Sunsilk, pasta gigi Pepsodent, sabun Lifebuoy dan Lux, produk body care Glow & Lovely, Citra, Ponds, Rexona, dan lain-lain.
Selain itu, Unilever juga memiliki produk bahan makanan seperti kecap Bango, bumbu masakan Royco, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, Unilever juga dikenal dengan merek es krim Walls.Â
Â