Bursa Saham Asia Beragam Usai Reli Wall Street Mereda, Harga Minyak Naik Terseret Sentimen Pemberontakan Wagner Group

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 26 Juni 2023.Analis menilai, kekhawatiran ekonomi kembali jadi perhatian sehingga pengaruhi bursa saham Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jun 2023, 09:18 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 09:18 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin, (26/6/2023). Hal ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street hentikan kenaikan beruntun, (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik  beragam pada perdagangan Senin, (26/6/2023). Hal ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street hentikan kenaikan beruntun pada perdagangan Jumat, 23 Juni 2023.

Dikutip dari CNBC, dalam catatan, analis CMC Markets Tina Teng menulis, kekhawatiran ekonomi kembali menjadi pusat perhatian karena kekhawatiran resesi meningkat dengan lonjakan di Eropa dan AS mengguncang pasar global.

Selama akhir pekan, Eropa juga menyaksikan pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta Wagner di Rusia mendorong kenaikan harga minyak pada awal pekan ini.

Harga minyak Brent berjangka melonjak 1 persen ke posisi USD 74,58, sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka menguat 0,91 persen menjadi USD 69,78.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,38 persen dan melanjutkan koreksinya. Sedangkan indeks Topix merosot 0,34 persen. Harga sektor jasa Jepang naik 1,6 persen year on year (YoY) pada Mei, tidak berubah dari bulan sebelumnya.

Namun, indeks Kospi Korea Selatan melawan tren dan naik tipis. Sedangkan indeks Kosdaq melompat 0,14 persen. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,41 persen terseret oleh saham energi.

Indeks Hang Seng Hong Kong melemah dengan indeks kontrak berjangka di posisi 18.764 dibandingkan dengan penutupan indeks Hang Seng di posisi 18.889,97.

Di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan saham Jumat pekan lalu. Indeks Dow Jones melemah 0,65 persen. Indeks S&P 500 terpangkas 0,77 persen dan indeks Nasdaq merosot 1,01 persen.

 


Bursa Saham Asia Pasifik pada 23 Juni 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Jumat, 23 Juni 2023 seiring investor melihat data inflasi Jepang dan Singapura, serta perkiraan aktivitas manufaktur dan jasa Jepang dari bank au Jibun.

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong terpangkas 1,61 persen, dan memimpin penurunan di kawasan ini usai libur. Koreksi indeks Hang Seng terseret oleh saham perawatan kesehatan dan teknologi. Sedangkan bursa saham China libur.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 1,45 persen ke posisi 32.781,54, dan akhir laju di posisi 33.000 dalam delapan hari. Indeks Topix merosot 1,38 persen terutama karena sektor saham industri. Indeks Topix ditutup di posisi 2.264,73.

Tingkat inflasi inti Jepang pada Mei sedikit melemah menjadi 3,2 persen year on year (YoY), lebih rendah pada April tetapi masih di atas target BOJ sebesar 2 persen. Tingkat inflasi inti Mei sedikit di atas 3,1 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,91 persen menjadi 2.570,10. Indeks Kosdaq tergelincir 0,18 persen ke posisi 874,94. Indeks ASX 200 melemah 1,34 persen ke posisi 7.099,2, dan menandai penurunan hari ketiga berturut-turut.

 


Penutupan Wall Street pada 23 Juni 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Jumat, 23 Juni 2023. Wall street catat kinerja mingguan yang lesu setelah reli dalam beberapa bulan terakhir.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (24/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 219,28 poin atau 0,65 persen menjadi 33.727,43. Indeks S&P 500 tergelincir 0,77 persen ke posisi 4.348,33. Indeks Nasdaq susut 1,01 persen ke posisi 13.492,52.

Tiga indeks acuan melemah pada pekan ini. Indeks S&P 500 merosot 1,4 persen, dan mengakhiri kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq terpangkas 1,4 persen, dan hentikan kenaikan dalam delapan minggu dan membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret. Indeks Dow Jones merosot 1,7 persen, dan akhiri kinerja positif dalam tiga minggu.

“Investor pasti menunjukkan ketakutan baru akan resesi Amerika Serikat, serta resesi global. Tingkat inflasi tetap tinggi dan kebijakan the Federal Reserve (the Fed) tetap menjadi narasi investor,” ujar CEO AXS Investments Greg Bassuk, dikutip dari laman CNBC.

Koreksi terjadi lebih luas dengan lebih dari 400 saham di S&P 500 berada di wilayah negatif. Sektor saham teknologi informasi menjadi penghambat terbesar, turun lebih dari 1 persen, terutama saham Nvidia merosot 1,9 persen.

Sementara itu, saham Goldman Sachs melemah setelah CNBC melaporkan perseroan kemungkinan hadapi penurunan nilai besar-besaran untuk akuisisi perusahaan fintech Greensky pada 2021. Saham Goldman Sachs melemah 1,5 persen dan bebani indeks Dow Jones.

Sebaliknya, saham CarMax melonjak 10 persen setelah perusahaan ritel mobil bekas melebihi ekspektasi pendapatan kuartal pertama.

 


Investor Cermati Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Di sisi lain reli pemulihan untuk saham bank regional tampaknya telah gagal. Hal ini seiring sektor tersebut telah berkinerja sangat buruk di pasar. SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) merosot 8,3 persen pekan ini.

Chief Market Strategist B.Riley Wealth Management, Art Hogan menuturkan, “sama sekali tidak mengejutkan” bagi pasar untuk mengambil jeda pekan ini. Hal ini seiring investor mencerna komentar hawkish dari ketua bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.

“Sejauh ini dala waktu yang sangat singkat, indeks Nasdaq, dan Nasdaq composite, dan S&P 500 berubah dari overbought di RSI menjadi kembali ke kisaran normal. Saya tidak akan terkejut jika minggu depan lebih sama,” tutur dia.

Saham Apple menguat pada perdagangan Jumat sore ini. Saham Apple mencapai level tertinggi baru sepanjang masa bahkan ketika rata-rata indeks merosot. Saham Apple naik 0,1 persen.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya