Bursa Saham Asia Menguat Setelah Rilis Data Inflasi AS

Bursa saham Australia pimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik pada Kamis, 13 Juli 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jul 2023, 08:51 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2023, 08:50 WIB
Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan saham Kamis, (13/7/2023). Indeks ASX 200 pimpin penguatan. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan saham Kamis, (13/7/2023) setelah inflasi Amerika Serikat pada Juni 2023 lebih rendah dari yang diharapkan 3 persen. Kenaikan inflasi tersebut terendah dalam dua tahun.

Dikutip dari CNBC, inflasi tersebut juga lebih rendah dari prediksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Ekonom prediksi, inflasi sebesar 3,1 persen. Month over month (MoM), inflasi naik 0,2 persen. Inflasi inti juga naik sedikit.

Di Asia, indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,81 persen, dan indeks Kosdaq bertambah 1,27 persen seiring Bank Sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen, sesuai harapan.

Di Australia, indeks ASX 200 memimpin penguatan di regional. Indeks ASX 200 naik 1,06 persen. Indeks Nikkei 225 melesat 0,36 persen pada awal sesi perdagangan.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga berada di zona positif. Indeks Hang Seng future berada di posisi 19.213 dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya 18.860,95. Investor akan cermati rilis data perdagangan China pada Juni.

Di wall street, tiga indeks acuan kompak menguat. Indeks S&P 500 mendaki 0,74 persen, dan sentuh level tertinggi baru pada 2023. Indeks Nasdaq menguat 1,15 persen. Dua indeks acuan itu sentuh level tertinggi sejak April 2022. Indeks Dow Jones mendaki 0,25 persen.

Penutupan Bursa Asia pada 12 Juli 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik beragam menjelang data inflasi utama dari India dan Amerika Serikat (AS) pada Rabu pekan ini.

Dikutip dari CNBC, ekonom prediksi tingkat inflasi AS pada Juni sedikit turun menjadi 5 persen. Inflas itu turun dari posisi Mei 5,3 persen, berdasarkan jajak pendapat Reuters. Data harga produsen juga akan rilis pada Kamis pekan ini sehingga akan memberikan petunjuk arah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,81 persen ke posisi 31.943,93, pertama kali dalam sebulan terakhir. Sedangkan indeks Topix tergelincir 0,67 persen ke posisi 2.221,48.

AS melihat inflasi grosir melambat ke laju terendah dalan enam bulan dengan indeks harga barang perusahaan naik hanya 4,1 persen YoY.

Indeks ASX 200 Australia menguat 0,38 persen ke posisi 7.135, dan memperpanjang kenaikan pada perdagangan Selasa pekan ini. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,48 persen ke posisi 2.574,72. Indeks Kosdaq naik tipis 0,13 persen ke posisi 879,88 seiring tingkat pengangguran sedikit naik menjadi 2,6 persen pada Juni 2023.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,91 persen. Sedangkan bursa saham China melemah. Indeks Shanghai merosot 0,78 persen ke posisi 3.196,13. Indeks Shenzhen turun 0,99 persen ke posisi 10.919,26.

Penutupan Wall Street pada 12 Juli 2023

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada perdagangan Rabu, 12 Juli 2023. Wall street melesat setelah data baru meningkatkan harapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS dapat menurunkan inflasi tanpa mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.

Seiring sentimen itu mendorong indeks S&P 500 mencapai level tertinggi baru pada 2023. Dikutip dari CNBC, Kamis (13/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,74 persen ke posisi 4.472,16. Indeks Dow Jones bertambah 86,01 poin atau 0,25 persen ke posisi 34.343,43. Indeks Nasdaq menanjak 1,15 persen ke posisi 13.918,96. Indeks Nasdaq sentuh level tertinggi sejak April 2022.

Saham bank melonjak pada perdagangan Rabu pekan ini. Saham Citigroup dan Goldman Sachs masing-masing naik 1,8 persen dan 1,7 persen. Saham bank regional juga mencatat keuntungan. Hal ini seiring saham Comerica bertambah 3,1 persen, dan saham Zions Bancorporation melompat 2,8 persen.

Indeks harga konsumen naik 3 persen dari tahun ke tahun (year over year/YoY) pada Juni. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi kenaikan 3,1 persen. Month over month (MoM), indeks naik 0,2 persen bulan lalu, juga lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, CPI inti yang hapus harga makanan dan energi yang mudah berubah, naik kurang dari yang diharapkan.

 

Inflasi dan Langkah The Fed

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

“Saya pikir itu laporan yang bagus. Inflasi berjalan sesuai keinginan Federal Reserve. Tapi saya rasa kami belum siap untuk mengatakan mereka akan dapat memangkas suku bunga,” ujar Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors, Megan Horneman dikutip dari CNBC.

“Masih ada tiga area inflasi yang diperhatikan Fed dengan sangat cermat, inflasi layanan, inflasi upah dan inflasi perumahan. Ketiga hal itu, meski moderat, masih sangat tinggi,” Horneman menambahkan.

Sementara itu, data Juni untuk indeks harga produsen, pengukur inflasi lain yang diawasi dengan baik akan dirilis Kamis pekan ini.

Dua indeks harga sedang diawasi pada jalur inflasi yang dilihat investor sebagai pertanda potensial bagaimana bank sentral akan menggerakkan suku bunga ke depan. Pasar menilai 92 persen peluang the Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan Juli, menurut FedWatch CME.

Saham Domino Melonjak

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Indeks S&P 500, Nasdaq dan Dow Transports menyentuh level tertinggi sejak April 2022. Saham menguat seiring gelombang optimisme setelah laporan inflasi Juni mengangkat tiga indeks utama ke level tertinggi lebih dari setahun.

Indeks S&P 500 mencapai level tertinggi dalam 52 minggu. Begitu pula indeks Nasdaq dan Dow Jones Transportation Average pada Rabu pekan ini, dan termasuk level tertinggi untuk rata-rata tiga indeks acuan sejak April 2022. Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq semuanya berada di jalur kemenangan beruntun tiga hari.

Saham Domino’s Pizza melonjak 10,1 persen pada perdagangan Rabu pagi setelah perusahaan mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Uber. Kesepakatan itu akan memungkinkan pelanggan memesan item menu Domino melalui Uber Eats dan Postmates di Amerika Serikat, Inggris dan Kanada.

Kemitraan ini akan dimulai di empat di Amerika Serikat pada musim gugur ini sebelum berkembang secara nasional pada akhir 2023.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya