Bursa Saham Asia Anjlok Usai Fitch Turunkan Peringkat Utang Amerika Serikat

Lembaga pemeringkat Fitch memangkas peringkat kredit Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+ menjadi katalis di bursa saham Asia Pasifik pada Rabu, 2 Agustus 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Agu 2023, 08:48 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 08:46 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan Rabu, (2/8/2023) setelah lembaga pemeringkat Fitch memangkas peringkat kredit Amerika Serikat (AS) menjadi AA. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan Rabu, (2/8/2023) setelah lembaga pemeringkat international Fitch Ratings memangkas peringkat kredit Amerika Serikat (AS) dari AAA menjadi AA+. Hal itu seperti dikutip dari perkiraan penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (2/8/2023), analis IG Tony Sycamore menuturkan, hal ini akan memicu hindari risiko yang berarti menekan saham di Asia, serta pembelian safe haven seperti obligasi, mata uang yakni yen Jepang dan franc Swiss terhadap mata uang berisiko seperti dolar Australia dan Selandia Baru.

Indeks Nikkei 225 Jepang memimpin koreksi dan turun 1,48 persen, sedangkan indkes Topix tergelincir 1,11 persen. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,45 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Kosdaq juga sedikit turun. Korea Selatan melihat inflasi Juli mencapai 2,3 persen, level terendah dalam 25 bulan.

Sementara itu, indeks ASX 200 Australia tergelincir 0,8 persen setelah Reserve Bank of Australia menahan suku bunga acuan di 4,1 persen.

Indeks berjangka Hang Seng berada di posisi 19.892. Indeks ini lebih lemah dari penutupan terakhir di posisi 20.011,12.

Di wall street, tiga indeks acuan bervariasi. Indeks Dow Jones naik 0,2 persen dan sentuh level tertinggi. Indeks  S&P 500 merosot 0,27 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 0,43 persen.

Sementara itu, indeks harga konsumen Korea Selatan bertambah 2,3 persen tahun ke tahun pada Juli, ini merupakan tingkat pertumbuhan terendah sejak Juni 2023, dan lebih rendah dari 2,4 persen yang disurvei oleh ekonom yang disurvei Reuters.

Inflasi juga menandai penurunan dalam enam bulan berturut-turut. Indeks harga konsumen di Korea Selatan naik 0,1 persen.

Selain itu, risalah dari Bank of Korea mengungkapkan kalau anggota dewan mendukung suku bunga acuan yang dipertahankan pada 3,5 persen tetapi sambil memantau dengan cermat indikator ekonomi riil antara lain inflasi dan kondisi stabilitas keuangan.

Penutupan Wall Street pada 1 Agustus 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 1 Agustus 2023.  Indeks S&P 500 melemah pada awal Agustus seiring investor menavigasi serangkaian laporan laba perusahaan dan menilai sejumlah data ekonomi baru.

Dikutip dari CNBC, Rabu (2/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 0,27 persen ke posisi 4.576,73. Indeks Nasdaq susut 0,43 persen ke posisi 14.283,91. Indeks Dow Jones naik 71,15 poin atau 0,2 persen menjadi 35.630,68.

Pada awal sesi perdagangan, indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi sejak Februari 2022.

Sementara itu, raksasa farmasi Merck susut 1,3 persen setelah melaporkan kerugian lebih kecil dan pendapatan yang melebihi harapan berkat penjuatlan Keytruda. Di sisi lain, saham Caterpillar membukukan kinerja yang kuat sehingga mendorong saham naik 8,9 persen.

Saham Pfizer merosot 1,2 persen setelah membukukan hasil yang beragam akibat anjloknya penjualan produk COVID-19. Sedangkan saham Uber turun 5,7 persen seiring kinerja yang beragam. Selain itu, saham JetBlue anjlok setelah memangkas panduan karena melambatnya perjalanan domestic.

Direktur Pelaksana Mariner Wealth Advisors, Tim Lesko mengaitkan sebagian besar pergerakan pada perdagangan Selasa pekan ini seiring kondisi jenuh beli. Hal ini mengingat kekuatan pasar tahun ini dan musim laba kuartalan yang solid sejauh ini.

“Kami memiliki pasar yang sangat kuat selama berhari-hari sehingga Anda mendapatkan serangkaian rekor tertinggi pada indeks, pada dasarnya, apa yang terasa seperti reli bantuan kalau malapetaka ekonomi tidak menimpa kita,” tutur dia.

Musim Laporan Keuangan

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Ia menambahkan, setiap koreksi yang dilihat pada titik ini sebagai pasar yang agak jenuh beli karena musim laba sebagian besar kuat.

Pekan ini menandai rangkaian hasil kuartal II tersibuk dengan lebih dari 160 konstituen S&P 500 dijadwalkan rilis laporan keuangan. Lebih dari separuh perusahaan di indeks S&P 500 melaporkan kinerja keuangan, dengan 82 persen melampauai harapan laba, berdasarkan FactSet. Hal ini memicu beberapa harapan kalau ekonomi akan dapat hindari resesi karena inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Terlepas dari kinerja sejauh ini, analis bersiap untuk penurunan laba 7,1 persen dari tahun lalu, menurut FactSet, dan penurunan laba kuartal III berturut-turut.

Wall street juga menilai serangkaian indikator ekonomi kritis baru yang menawarkan lebih banyak wawasan tentang keadaan ekonomi. Itu termasuk data lowongan pekerjaan yang datang sedikit di bawah harapan dan data manufaktur yang menunjukkan kontraksi lanjutan.

Sementara itu, saham Tupperware melonjak 27 persen pada perdagangan Selasa pekan ini menjadi USD 5,51. Pergerakan saham Tupperware telah naik hampir 600 persen sejak 30 Juni mengingatkan beberapa investor akan saham meme pada 2021. Minat dalam jangka pendek di Tupperware baru-baru ini mencapai 27 persen dari saham yang tersedia untuk diperdagangkan, menurut FactSet.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya