Bursa Saham Asia Tersungkur Setelah The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga

Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, 17 Agustus 2023 setelah rilis risalah bank sentral AS atau the Federal Federal (the Fed) menunjukkan sinyal kenaikan suku bunga.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Agu 2023, 08:53 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2023, 08:52 WIB
Bursa Saham Asia Tersungkur Setelah The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga
Bursa saham Asia Pasifik melanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis (17/8/2023). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis (17/8/2023). Hal ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada Juli menunjukkan kekhawatiran inflasi masih ada. Kekhawatiran inflasi itu dapat menyebabkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

“Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi yang dapat memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,” demikian dalam ringkasan pertemuan itu demikian mengutip dari CNBC.

Suku bunga the Federal Reserve (the Fed) berada di 5,25 persen-5,5 persen, tertinggi dalam 22 tahun.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,15 persen menjelang rilis tingkat pengangguran pada Juli. Indeks Nikkei 225 merosot 0,45 persen dan indeks Topix tergelincir 0,38 persen. Hal ini di tengah Jepang melihat neraca perdagangannya tergelincir menjadi defist pada Juli dari surplus pada Juni 2023.

Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,70 persen, sedangkan indeks Kosdaq turun 0,6 persen. Indeks Hang Seng berjangka ke posisi 18.064 menunjukkan ke pembukaan lebih lemah dibandingkan penutupan indeks Hang Seng d 18.329.

Di wall street, indeks saham acuan tertekan. Indeks Dow Jones turun 0,52 persen. Indeks S&P 500 merosot 0,76 persen, sedangkan indeks Nasdaq terpangkas 1,15 persen.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 16 Agustus 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik alami aksi jual pada perdagangan Rabu, 16 Agustus 2023 mencerminkan pergerakan di wall street setelah penurunan di bank-bank Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, saham JPMorgan Chase dan Wells Fargo melemah 2 persen. Saham Bank of America turun 3 persen. Saham bank tersebut melemah setelah Fitch memperingatkan kemungkinan harus menurunkan peringkat kredit puluhan bank termausk JPMorgan Chase.

Pekan lalu, Moody’s menurunkan peringkat terhadap 10 bank AS sambil menempatkan insitusi besar lainnya dalam daftar pantauan untuk potensi penurunan peringkat.

Di Asia, indeks Nikkei Jepang turun 1,46 persen ke posisi 31.766, pertama kali turun di bawah angka 32.000. Indeks Topix merosot 1,29 persen ke posisi 2.260,84. Ini terlepas dari membaiknya sentimen bisnis pada Juli, menurut survei Reuters Tankan.

Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 1,76 persen ke posisi 2.525,64. Indeks Kosdaq susut 2,59 persen ke posisi 878,29 ke level terendah sejak 11 Juli.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,5 persen ke posisi 7.195 dan membukukan penurunan selama tiga hari dalam empat hari.

Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,31 persen. Sedangkan bursa saham China melemah dengan indeks CSI 300 turun 0,73 persen ke posisi 3.818,33. Indeks harga rumah merosot ke wilayah kontraksi untuk pertama kalinya sejak April dengan turun 0,1 persen YoY.


Penutupan Wall Street pada 16 Agustus 2023

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Rabu, 16 Agustus 2023. Hal ini setelah investor mencerna ringkasan pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Juli 2023 yang isyaratkan tingkat suku bunga berpotensi lebih tinggi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (17/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 180,65 poin atau 0,52 persen menjadi 34.765.74. Indeks S&P 500 terpangkas 0,76 persen ke posisi 4.404,33. Indeks Nasdaq susut 1,15 persen ke posisi 13.474,63.

Dalam risalah rapat bank sentral pada Juli, pejabat mengatakan pengetatan tambahan mungkin diperlukan untuk menurunkan inflasi.

“Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi yang dapat memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,”demikian dalam ringkasan pertemuan the Fed.

Adapun tingkat suku bunga the Fed saat ini berada di kisaran 5,25 persen-5,5 persen, level tertinggi dalam lebih dari 22 tahun.

“Pasar terus melakukan aksi jual karena risalah the Fed menggarisbawahi latar belakang ekonomi perlu turun sehingga permintaan melemah,” ujar Chief Global Strategist LPL Financial Quincy Krosby.


Saham Intel Melemah

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Krosby menambahkan, estimasi produk domestik bruto (PDB) kuartal III baru-baru ini ditambah dengan data penjualan ritel baru menunjukkan kondisi fondasi jauh lebih kuat bagi perekonomian.

“Tentu saja bukan apa yang ingin dilihat the Fed saat mereka menavigasi apa yang disebut jarak terakhir menuju pencapaian stabilitas harga,” ujar dia.

Di sisi lain, saham Intel turun lebih dari 3 persen dan memimpin koreksi di indeks Dow Jones. Sektor layanan jasa, real estate, dan konsumen termasuk di antara sektor S&P 500 dengan kinerja terburuk masing-masing merosot lebih dari 1 persen.

Sementara itu, akhir musim laporan keuangan Perusahaan bergulir. Saham Target naik 3 persen meski perseroan memangkas prospek setahun penuh. Perusahaan asuransi Progressive naik hampir 9 persen udai rilis laporan keuangan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya