Liputan6.com, Jakarta - Sektor industri mineral terutama nikel tengah naik daun. Hal itu seiring dengan sentimen kendaraan listrik (electric vehicle/EV), di mana nikel menjadi salah satu komponen utama untuk bahan baku baterai.
Dalam Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD RI belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyerukan pemberhentian ekspor bahan mineral mentah dari Indonesia, salah satunya ekspor nikel sejak 2020.
Baca Juga
"Investasi hilirisasi nikel tumbuh pesat, kini telah ada 43 pabrik pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja yang sangat besar. Ini baru 1 komoditas," kata Jokowi, dikutip Jumat (18/8/2023).
Advertisement
Pada kesempatan lain, Juru bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif menjelaskan, saat ini, berdasarkan data Kemenperin, terdapat 34 smelter yang sudah beroperasi dan 17 smelter yang sedang dalam konstruksi.
Investasi yang telah tertanam di Indonesia sebesar USD 11 miliar atau sekitar Rp 165 triliun untuk smelter Pirometalurgi, serta sebesar USD 2,8 miliar atau mendekati Rp40 Triliun untuk tiga smelter Hidrometalurgi yang akan memproduksi MHP (Mix Hydro Precipitate) sebagai bahan baku baterai.
Selama masa konstruksi, kehadiran smelter tersebut menyerap produk lokal. Saat ini, smelter tersebut mempekerjakan sekitar 120 ribu orang tenaga kerja. Dilihat dari lokasi, smelter tersebar di berbagai provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, serta Banten.
"Hal ini mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut dengan meningkatnya PDRB di daerah lokasi Smelter berada,” kata Febri.
Sehubungan dengan prospek cerah nikel di masa mendatang, beberapa perusahaan rupanya juga mulai menjajaki sektor ini. Beberapa terjun pada industri hulu. Beberapa lainnya memilih berjaga pada sektor hilir dan industri penopang lainnya seperti transportasi. Kondisi ini turut menjadi angin segar untuk saham emiten nikel di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berikut Liputan6.com telah merangkum kinerja saham emiten yang memiliki bisnis nikel:
Trimegah Bangun Persada (NCKL)
Perseroan adalah perusahaan nikel murni dengan kemampuan hulu dan hilir. Fokus Perseroan adalah menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel yang terintegrasi. Kegiatan operasi Perseroan yang terdiri dari penambangan nikel hulu dan peleburan nikel hilir terutama berbasis di Pulau Obi, Indonesia.
Perseroan dan Entitas Anak memiliki dan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 4.247,00 hektar di Kawasi yang dioperasikan oleh Perseroan dan 1.276,99 hektar di Loji yang dioperasikan oleh GPS keduanya terletak di Pulau Obi, provinsi Maluku Utara Indonesia sehingga total luas kawasan pertambangan sebesar 5.523,99 hektar.
Selain itu, sampai dengan saat ini, Entitas Anak Perseroan memiliki dua prospek pertambangan nikel yaitu OAM memiliki luas 1.775,40 hektar di Tabuji-Lauwi dan JMP memiliki luas 1.884,84 hektar di Jikodolong, dimana keduanya terletak di Pulau Obi. Per tanggal 30 September 2022, sumber daya mineral telah ditentukan dalam deposit yang terletak di dua proyek pertambangan aktif Perseroan, Tambang Kawasi dan Tambang Loji, serta Prospek Jikodolong Perseroan yang sedang dikembangkan.
Pada perdagangan Jumat, 18 Agustus 2023, saham NCKL ditutup turun 1,09 persen ke posisi 905. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.498 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 16,15 juta kali senilai Rp 14,7 miliar.
Dalam sepekan, harga saham NCKL terkoreksi 3,21 persen. NCKL sendiri merupakan pendatang baru di Bursa, yang resmi diperdagangkan pada April 2023 lalu dengan harga perdana 1.250. Dengan begitu, harga saham NCKL saat ini telah susut 27,60 persen
Advertisement
PT Merdeka Copper Tbk (MDKA)
Melangkah lebih tegas untuk berkontribusi pada energi hijau, Merdeka mengembangkan Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang memiliki aset-aset bisnis penting industri nikel, bahan baku baterai bagi kendaraan listrik dunia.
MBM terdiri atas dua smelter di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), proyek tambang nikel, dan pengembangan Indonesia Konawe Industrial Park beserta satu pabriknya. MBM turut mengelola aset bisnis lain Merdeka, yaitu Proyek AIM (Acid, Iron, Metal), sebuah pabrik pengolahan mineral yang akan didirikan di IMIP dan mengolah sisa bijih mineral dari Tambang Tembaga Wetar.
Saham MDKA ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen di posisi 3.180. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 6.603 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 27,73 juta senilai Rp 88,16 miliar. Dalam sepekan, harga saham MDKA terkoreksi 3,05 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham MDKA turun 18,88 persen.
Sementara saham MBMA ditutup hijau dengan kenaikan tipis 0,69 persen ke posisi 725. Frekuensi perdagangan saham MBMA tercatat sebesar 2.123 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 2 juta lembar senilai Rp 5,05 miliar.
Dalam sepekan, harga saham MBMA turun 0,68 persen. MBMA merupakan pendatang baru di Bursa, yang resmi diperdagangkan pada April 2023. Harga saham MBMA saat ini telah susut 8,81 persen dibandingkan harga IPO yang dipatok 795 per saham.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hingga PT Vale Indonesia Tbk
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
ANTAM, anggota dari MIND ID (Mining Industry Indonesia), BUMN Holding Industri Pertambangan merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor.
Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, dan batubara.
Saham ANTM turun 2,23 persen pada perdagangan Jumat ke posisi 1.975, setelah bertahan di zona hijau sejak awal pekan. Dalam sepekan, harga saham ANTM masuk naik 1,28 persen. Namun dalam satu tahun terakhir, harga saham ANTM terkoreksi 8,99 persen.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
PT Vale Indonesia didirikan pada Juli 1968. Kemudian di tahun tersebut PT Vale dan Pemerintah Indonesia menandatangani Kontrak Karya (KK) yang merupakan lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel.
Beroperasi dalam naungan Kontrak Karya yang telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025 dengan luas konsesi seluas 118.017 hektar meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektar), Sulawesi Tengah (22.699 hektar) dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektar). PT Vale Indonesia menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte. Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai 75.000 metrik ton.
Saham INCO terkoreksi 1,22 persen ke posisi 6.075. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 4.783 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 7,45 lembar senilai Rp 45,37 miliar. Dalam sepekan, harga saham INCO susut 4,71 persen. Namun dalam satu tahun terakhir, harga saham INCO masih naik 8,97 persen.
Advertisement
PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) hingga PT Ifishdeco Tbk
Sejak 2008, perusahaan mulai terjun di bidang pertambangan bijih nikel dan pada tahun 2011, perusahaan mulai mengekspor bijih nikel ke luar negeri. Dalam waktu yang relatif singkat, Perusahaan sudah mampu memproduksi bijih nikel sebanyak 3 juta ton per tahun.
Tambang bijih nikel perusahaan berlokasi di Sulawesi, yang merupakan salah satu sumber cadangan nikel laterite terbesar di dunia, tepatnya di Morowali, Sulawesi Tengah dan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Untuk memenuhi ketentuan Pemerintah dalam UU Minerba Nomor 4 tahun 2009, Perusahaan berencana untuk melakukan hilirisasi produk pertambangan bijih nikelnya dengan membangun fasilitas smelter Ferronikel (FeNi) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Pembangunan ini dilaksanakan Perusahaan bekerjasama dengan PT Macrolink Nickel Development dengan membentuk satu perusahaan baru, PT COR Industri Indonesia.
Saham DKFT ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen di posisi 104. Frekuensi perdagangan pada Jumat, 18 Agustus 2023 tercatat sebanyak 454 kali. VOlume saham yang ditransaksikan yakni 2,68 juta senilai Rp 280,42 juta. Dalam sepekan, harga saham DKFT turun 0,95 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir turun 16,8 persen.
PT Ifishdeco Tbk (IFSH)
IFSH adalah perusahaan penambangan nikel terintegrasi dan peleburan yang melayani klien internasional dan domestik. IFSH melakukan semua kegiatan mulai dari eksplorasi, pengembangan, produksi, transportasi, perdagangan dan penjualan bijih nikel.
Selanjutnya, anak perusahaan IFSH PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) melakukan pemrosesan, transportasi, perdagangan dan penjualan Nickel Pig Iron (NPI) dan Ferronickel Alloy (FeNi)
Lahan konsesi IFSH terletak di Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Total luas lahan yang dimiliki IFSH adalah 2.580 Hektar dan IUP Operasi/Produksi adalah 800 Hektar. Selain itu, BSI memiliki lahan seluas 70 hektar di 2.580 Hektar milik IFSH dengan izin yang diperlukan untuk Operasi dan Produksi Pabrik Pengolahan Nikel.
Saham IFSH naik 1,98 persen ke posisi 1.030 pada perdagangan hari ini. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 3 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 5,2 ribu lembar senilai Rp 5,36 juta. Dalam sepekan, harga saham IFSH naik 3 persen. Sedangkan dalam setahun terakhir, harga saham IFSH terkoreksi 20,16 persen.
Advertisement
PT Timah Tbk (TINS) hingga PT PAM Mineral Tbk (NICL)
PT TIMAH adalah produsen timah logam dengan standar dan kualitas tinggi. Selain pertambangan timah, Perseroan menjalankan kegiatan usaha penambangan non-timah dan kegiatan usaha di luar operasi penambangan dalam bentuk jasa melalui entitas anaknya dengan hasil produksi berupa nikel, batu bara, dan pasir kuarsa.
Senasib dengan kebanyakan lainnya, saham TINS ditutup pada zona merah pada akhir pekan ini. TINS turun 1,09 persen ke posisi 910. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.603 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 3,42 juta lembar senilai Rp 3,10 miliar. Dalam sepekan, harga saham TINS naik 1,11 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir saham TINS terkoreksi 35,23 persen.
PT PAM Mineral Tbk (NICL)
Perusahaan yang berdiri pada tanggal 15 Januari 2008 ini memiliki usaha yang bergerak di bidang pertambangan mineral nikel, baik secara langsung maupun melalui entitas anak perusahaan. Perseroan memiliki 2 wilayah operasional, yaitu di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dan Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah.
Saham NICL ditutup turun 4,76 persen ke posisi 200. Frekuensi perdagangan saham NICL tercatat sebanyak 1.967 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 24,57 juta lembar senilai Rp 4,95 miliar. Dalam sepekan, harga saham NICL turun 11,50 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham NICL masih tercatat naik 127,27 persen
PT Harum Energy Tbk
PT Harum Energy Tbk adalah induk perusahaan, didirikan pada tahun 1995, dengan portofolio usaha di bidang pertambangan batu bara dan mineral, serta kegiatan logistik dan pengolahan yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Maluku Utara, Indonesia.
Perseroan juga sedang mengembangkan usahanya saat ini ke sektor penambangan dan pengolahan bijih nikel yang diharapkan dapat berkontribusi dalam beberapa tahun ke depan.
Saham HRUM ditutup turun 1,58 persen ke posisi 1.560. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.197 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 7,61 juta kali senilai Rp 11,96 miliar. Dalam sepekan, harga saham HRUM turun 4,59 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham HRUM turun 2,50 persen.
Advertisement