Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mengumumkan perubahan kepemilikan saham anggota Direksi dan Komisaris. Terdapat total 1.462.366 lembar saham BNIÂ yang ditransaksikan dengan harga Rp 9.037,19 per lembar, atau seluruhnya senilai Rp 13,21 miliar.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 19 Agustus 2023, perubahan kepemilikan ini dalam rangka pelaksanaan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015 tentang penerapan tata kelola dalam pemberian remunerasi bagi bank umum.
Baca Juga
Direktur Utama, Royke Tumilaar memperoleh porsi paling banyak yakni 158.134 lembar senilai Rp 1,43 miliar. Sehingga kepemilikannya saat ini menjadi 557.673 lembar dari sebelumnya 399.539 lembar saham.
Advertisement
Disusul Wakil Direktur Utama, Adi Sulistyowati yang memperoleh 142.321 lembar senilai Rp 1,29 miliar. Sehingga kepemilikannya atas saham BBNi naik menjadi 783.853 lembar dari sebelumnya 641.532 lembar.
Artikel BNI bagi-bagi saham ke manajemen senilai Rp 13,21 miliar telah menyita perhatian pembaca di kanal saham pada Sabtu, 19 Agustus 2023. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu (20/8/2023):
1.BNI Bagi-Bagi Saham ke Manajemen Senilai Rp 13,21 Miliar
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mengumumkan perubahan kepemilikan saham anggota Direksi dan Komisaris. Terdapat total 1.462.366 lembar saham BNI yang ditransaksikan dengan harga Rp 9.037,19 per lembar, atau seluruhnya senilai Rp 13,21 miliar.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 19 Agustus 2023, perubahan kepemilikan ini dalam rangka pelaksanaan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015 tentang penerapan tata kelola dalam pemberian remunerasi bagi bank umum.
Direktur Utama, Royke Tumilaar memperoleh porsi paling banyak yakni 158.134 lembar senilai Rp 1,43 miliar. Sehingga kepemilikannya saat ini menjadi 557.673 lembar dari sebelumnya 399.539 lembar saham.
2.26 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI per 18 Agustus 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Adapun sampai dengan 18 Agustus 2023, terdapat 63 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 63 emiten itu mencapai Rp 49,2 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 26 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.
“Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Sabtu (19/8/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 7 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 15 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Advertisement
3. Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Lesu Imbas Koreksi Saham Meta hingga Amazon
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 18 Agustus 2023. Selama sepekan, wall street cenderung melemah.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (19/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 25,83 poin atau 0,07 persen ke posisi 34.500,66. Indeks S&P 500 melemah 0,01 persen ke posisi 4.369,71. Indeks Nasdaq tergelincir 0,2 persen ke posisi 13.290,78.
Di sisi lain, saham Keysight Technologies merosot hampir 14 persen seiring laporan laba yang mengecewakan. Saham Deer dan Estee Lauder juga masing-masing turun 5,3 persen dan 3,3 persen setelah mengumumkan laba.Sementara itu, saham Meta, Amazon, Microsoft, dan Alfabet melanjutkan koreksi selama sepekan.
Selama sepekan, indeks Dow Jones merosot 2,2 persen, dan merupakan yang terburuk sejak Maret. Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 2,1 persen dan mencatatkan penurunan dalam tiga minggu berturut-turut, rekor yang belum pernah terjadi sejak Februari.
Indeks Nasdaq susut 2,6 persen, dan anjlok selama tiga minggu berturut-turut dan merupakan yang pertama sejak Desember.
Berita selengkapnya baca di sini
Â
Â
Â