Liputan6.com, Jakarta - Trisula Grup yang dikendalikan oleh PT Trisula International Tbk (TRIS), emiten di bidang tekstil dan garmen terintegrasi akan meningkatkan kapasitas produksi sekitar 8-10% dibandingkan dengan 2022.
Saat ini Trisula Grup mengoperasikan 4 fasilitas produksi garmen dan 1 fasilitas tekstil dengan total kapasitas produksi sebesar 5 juta unit garmen dan 6 juta yard tekstil per tahun. Peningkatan produksi ini dilakukan untuk mengimbangi kenaikan permintaan produk yang diterima Perseroan, khususnya untuk garmen.
Baca Juga
Trisula Group memang memiliki keahlian khusus di industri tekstil dan garmen untuk membuat produk berkualitas tinggi. Perseroan sejauh ini berhasil mempertahankan kepercayaan pelanggan, dan kini paska pandemi permintaan yang mereka terima semakin meningkat.
Advertisement
Dalam keterangan tertulis perseroan, disebutkan PT Trisula International Tbk memiliki keunggulan kompetitif yang membedakan dari produsen garmen lainnya, di antaranya adalah dua anak usaha yang mempunyai sertifikat internasional yaitu PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing dan PT Trimas Sarana Garment Industry. PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing adalah anak usaha TRIS yang memproduksi seragam dan jas.
Perusahaan ini memiliki kemampuan untuk mengerjakan pesanan dengan tingkat kesulitan tinggi sesuai kebutuhan pembeli. Trisco memproduksi produk kuantitas kecil dengan nilai tinggi.
Anak usaha TRIS yang lain adalah PT Trimas Sarana Garment Industry, yang memproduksi celana kasual dan pakaian olah raga. Banyaknya pelanggan internasional yang dilayani Trimas membuktikan kualitas produk yang mereka hasilkan. TRIS sudah bermain di kancah eskpor pada 1989.
Perluas Area Produksi
Semua produk yang dikerjakan TRIS terhitung pesanan khusus, bukan hanya produksi massal, sehingga fleksibel memproduksi pakaian dengan detail dan gaya yang unik.
Beberapa merk global yang menjadi pelanggan mereka antara lain, Le Coq Sportif, Puma, Descente, Munsingwear, Jack Nicklaus, Paul Smith, Takeo Kikuchi, Michael Kors, United Arrows hingga maskapai penerbangan internasional seperti Singapore Airlines, American Airlines juga merupakan pelanggan Perseroan dan masih banyak lagi.
“Kami terus mengembangkan bahan baku, standar manufaktur, dan desain supaya bisa memulai tren atau meningkatkan lagi kualitas hasil produksi kami,” ujar Direktur Utama TRIS, Widjaya Djohan.
Ia menambahkan, ke depan, perseroan juga berencana memperluas area produksi di Trisco 2 untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
"Selama paruh pertama tahun 2023 TRIS berhasil membukukan pertumbuhan penjualan bersih yang positif sebesar +2,9% YoY menjadi Rp680 miliar pada semester I 2023 (vs Rp661,3 miliar di 1H22), didorong oleh peningkatan penjualan domestik sebesar +24,6% YoY. Laba bersih TRIS meningkat secara signifikan sebesar +43,8% YoY menjadi Rp43,5 miliar pada semester I 2023 (vs Rp30,2 miliar pada semester I 2022).
Hal ini menunjukkan TRIS memiliki pijakan yang kuat di industri ini karena mereka tumbuh di tengah penurunan industri tekstil dan pakaian jadi di Indonesia sebesar -1,7% YoY di 1H23. Dari segi kesehatan likuiditas, TRIS berhasil mempertahankan posisi neraca keuangan yang sehat dengan DER sebesar 0,3x di 1H23 (vs 0,4x di 1H22), diikuti dengan current ratio yang terkelola dengan baik di 2,1x di 1H23.
Advertisement
Akuisisi Chitose
Sebelumnya diberitakan, PT Trisula International Tbk (TRIS) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau rights issue. Pada aksi tersebut, perseroan berencana mengeluarkan sebanyak-banyaknya 622.569.504 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Harga pelaksanaan dipatok Rp 240 per saham sehingga total rights issue ini senilai Rp 149,42 miliar. Penerbitan saham baru dalam PMHMETD II ini disertai dengan penerbitan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 155.642.375 waran dengan harga pelaksanaan diestimasikan sebesar Rp 300 per lembar.
Dalam pelaksanaan PMHMETD II, PT Tritirta Inti Mandiri (TIM) yang saat ini merupakan pemegang saham Perseroan sebesar 1,38 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan akan mengambil bagian atas saham baru yang diterbitkan dengan melaksanakan HMETD yang akan diperoleh.
Rinciannya, sebanyak 8.669.074 HMETD akan diterimanya sesuai porsi kepemilikan sahamnya dalam Perseroan dan 529.680.609 HMETD yang akan dialihkan oleh pemegang saham Perseroan lainnya yaitu PT Inti Nusa Damai (IND), PT Trisula Insan Tiara (TNT) dan PT Karya Dwimanunggal Sejahtera (KDS) kepada TIM.
Kemudian, bertindak selaku pembeli siaga yang akan membeli sisa saham baru Trisula International yang tidak diambil bagian dalam PMHMETD II dalam jumlah maksimal hingga sejumlah 1.650.317 saham.
Dilusi Saham
Apabila setelah TIM melaksanakan HMETD tersebut di atas dan membeli sisa saham sejumlah tersebut di atas, masih terdapat tersisa saham yang tidak diambil bagian oleh masyarakat, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan dari portepel.
Dalam hal terdapat pemegang saham Perseroan yang tidak melaksanakan HMETD yang diperolehnya tersebut dalam PMHMETD II, maka kepemilikan sahamnya dalam Perseroan dapat terdilusi sebesar maksimum 16,54 persen.
Rencana PMHMETD II ditujukan untuk meningkatkan kinerja keuangan Perseroan seiring dengan sinergi unit usaha baru berupa mebel dan furnitur dari PT Chitose Internasional Tbk (CINT”) yang akan berkontribusi pada peningkatan pendapatan usaha dan nilai aset Perseroan sehingga memberikan nilai tambah bagi Pemegang Saham.
"Dengan melakukan PMHMETD II, Perseroan berharap untuk menerima tambahan setoran modal dalam bentuk Saham Inbreng senilai Rp 126 miliar dan dalam bentuk uang tunai sebanyak-banyaknya Rp 23,42 miliar," mengutip prospektus perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/6/2023).
Advertisement
Penyetoran Saham Inbreng
Atas 525 juta saham Perseroan yang diambil bagian oleh TIM dalam PMHMETD II, TIM akan melakukan penyetoran dengan cara inbreng yaitu dalam bentuk 350 juta saham yang merupakan 35 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh dalam CINT yang dimiliki oleh TIM, atau disebut saham inbreng. Harga saham inbreng adalah sebesar Rp 360 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 126 miliar.
Penyetoran saham inbreng tersebut akan menyebabkan Perseroan menjadi pemegang saham pengendali secara langsung dalam CINT, sebagaimana telah disepakati oleh Perseroan, TIM, IND, TNT, KDS dalam Perjanjian Pengikatan Inbreng Saham pada PMHMETD PT Trisula International Tbk dan Kesepakatan Pengendalian dalam PT Chitose Internasional Tbk tertanggal 5 Juni 2023.
Sehubungan dengan rencana aksi ini, perseroan akan meminta restu pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa yang rencananya akan berlangsung pada Kamis, 13 Juli 2023 pukul 10.00 WIB di Trisula Center, Jalan Lingkar Luar Barat Blok A nomor 1, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.