Melihat Prospek Bisnis Sido Muncul

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul akan terus ekspansi produk Tolak Angin di beberapa daerah yang dinilai penetrasinya masih minim.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 29 Nov 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 16:59 WIB
Paparan publik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul pada Rabu (29/11/2023). (Foto: tangkapan layar/Elga N)
Paparan publik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul pada Rabu (29/11/2023). (Foto: tangkapan layar/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul melihat prospek bisnis perusahaan masih cerah ke depan. Ini mengingat, Sido Muncul berkomitmen untuk terus meluncurkan produk baru.

Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard menuturkan, pihaknya akan terus ekspansi produk Tolak Angin di beberapa daerah yang dinilai penetrasinya masih minim. Selain itu, untuk produk Kuku Bima masih ada peluang bertumbuh khususnya di pasar internasional. 

"Kita melihat Tolak Angin sudah 73-74% market share kita masih bisa ekspansi di beberapa daerah yang kita pikir penetrasi masih kurang dan untuk Kuku Bima kita masih berpikir growth-nya masih ada terutama di international market," kata dia dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023).

Di samping itu, ia melihat ada dua produk baru yang disambut dengan baik oleh masyarakat, yakni ESEMAG dan Alangsari. Sehingga, ia berharap dua produk itu bisa menjadi salah satu  kontributor terbesar pada masa mendatang.

Selain itu, Sido Muncul juga belum lama ini meluncurkan produk produk kopi sebagai alah satu dari strategi Perseroan, yaitu meluncurkan produk baru. Leonard melihat  market size untuk kopi ini cukup besar dan Perseroan pun ingin terjun segmen kopi tersebut. 

Dengan demikian, Sido Muncul menargetkan peningkatan pendapatan dan laba bersih di atas 10 persen pada tahun depan. Optimisme tersebut sejalan dengan kondisi masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan. 

"Untuk target tahun 2024 kami belum selesai budgetnya tapi biasanya kami selalu menargetkan pertumbuhan positif biasanya targetnya normalnya di atas 10 persen top line dan bottom line," kata dia. 

 

 

Belanja Modal

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Dalam rangka menggenjot bisnisnya, Sido Muncul tetap akan melakukan inisiatif-inisiatif yang dapat mempertahankan sekaligus memperbaiki kinerja keuangan Perseroan. Salah satunya dengan cara tetap meluncurkan produk baru, melakukan ekspansi distribusi distribution serta sejumlah efisiensi. 

"Manajemen masih yakin untuk jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran hidup sehat, dorongan konsumsi produk herbal akan terus meningkat dan akan terjamin dalam performance kami yang akan meningkat di tahun-tahun ke depan," kata dia. 

Di sisi lain, ia membeberkan, Sido Muncul telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 50 miliar hingga saat ini. Artinya, masih jauh dari target belanja modal 2023, yakni sebesar Rp 200 miliar.  Sehingga, akhir tahun ini kemungkinan belanja modal akan diserap sebesar Rp 150 miliar. 

"Pada akhirnya kita mungkin realisasi sampai 150 miliar," ujar dia. 

 

Sido Muncul Bidik Laba Bersih Naik di Atas 10% pada 2024

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Sebelumnya diberitakan, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul memproyeksikan pendapatan maupun laba bersih bisa tumbuh di atas 10 persen pada 2024. Optimisme tersebut sejalan dengan kondisi masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan. 

Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard menuturkan, pihaknya menargetkan peningkatan pendapatan dan laba bersih di atas 10 persen pada tahun depan.

"Biasanya kita optimis untuk naik di atas 10 persen untuk top line nya dan bottom line nya," kata Leonard dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023). 

Dalam rangka menggenjot bisnisnya, Sido Muncul tetap akan melakukan inisiatif-inisiatif yang dapat mempertahankan sekaligus memperbaiki kinerja keuangan Perseroan. Salah satunya dengan cara tetap meluncurkan produk baru, melakukan ekspansi distribusi distribution serta sejumlah efisiensi. 

"Manajemen masih yakin untuk jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran hidup sehat, dorongan konsumsi produk herbal akan terus meningkat dan akan terjamin dalam performance kami yang akan meningkat di tahun-tahun ke depan," kata dia. 

Kinerja Keuangan Kuartal III 2023

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sido Muncul mengumumkan kinerja keuangan hingga September 2023.

Dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa, 31 Oktober 2023. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat penjualan Rp 2,36 triliun hingga September 2023. Penjualan Sido Muncul susut 9,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,61 triliun.

Perseroan menyebutkan sejumlah segmen bisnis turun hingga September 2023. Segmen herbal susut 12,1 persen, segmen makanan dan minuman merosot 2,6 persen dan segmen farmasi tergelincir 25,6 persen.

Hal itu mendorong laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 18,6 persen menjadi Rp 586 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 720,44 miliar.

Perseroan mencatat beban pokok penjualan turun 9,9 persen menjadi Rp 1.09 triliun hingga periode sama tahun sebelumnya Rp 1,21 triliun.

Laba bruto tercatat Rp 1,26 triliun hingga kuartal III 2023. Laba bruto susut 9,4 persen dari periode kuartal III 2022 sebesar Rp 1,39 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan dan pemasaran menjadi Rp 366,28 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 345,96 miliar.

 

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Namun, sisi lain, perseroan menekan beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 163,98 miliar hingga September 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, beban umum dan administrasi pendapatan tercatat Rp 171,89 miliar.

Dengan demikian, laba usaha merosot 18,8 persen menjadi Rp 735,37 miliar hingga September 2023. Pada periode sama tahun lalu, laba usaha tercatat Rp 905,89 miliar. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 19,55 hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 24,01.

Total ekuitas turun menjadi Rp 3,40 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 3,50 triliun.Perseroan menekan liabilitas hingga kuartal III 2023.

Liabilitas perseroan susut menjadi Rp 34,46 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 575,9 miliar. Aset perseroan tercatat Rp 3,75 triliun hingga 30 September 2023. Pada periode Desember 2022, aset perseroan Rp 4,08 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 783,19 miliar hingga September 2023.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya