Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan realisasi penjualan kendaraan roda empat pada periode Januari-November 2023.
Berdasarkan data, penjualan mobil Grup Astra tercatat sebesar 513.058 unit hingga November 2023 atau turun 1,16 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 519.085 unit.
Baca Juga
Toyota dan Lexus masih menjadi merek dengan kontribusi penjualan terbesar bagi ASII dengan capaian sebanyak 306.941 unit per November 2023. Setelah itu, terdapat Daihatsu yang membukukan penjualan sebanyak 175.195 unit, Isuzu 29.027 unit, UD Trucks 1.703 unit, dan Peugeot 192 unit.
Advertisement
Khusus kategori Low Cost Green Car (LCGC), Grup Astra mengantongi penjualan sebanyak 140.260 unit pada Januari-November 2023. Angka ini naik 12,56 persen YoY dibandingkan realisasi penjualan LCGC Astra per November 2022 sebanyak 124.605 unit.
Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto menuturkan, meski terjadi penurunan secara tahunan, penjualan mobil Grup Astra sebenarnya mampu meningkat 6% secara bulanan menjadi 47.189 unit sepanjang November 2023.
"Sementara untuk penjualan mobil nasional pada Januari-November 2023 mencapai 921.058 unit,” kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (13/12/2023).
Pihak Astra pun berharap industri otomotif nasional dapat terus tumbuh hingga akhir tahun nanti melalui beragam pilihan produk yang tersedia di pasar.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 13 Desember 2023, harga saham ASII melemah 0,90 persen ke posisi Rp 5.525 per saham. Saham ASII turun 25 poin ke posisi Rp 5.550 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 5.600 dan terendah Rp 5.535 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.744 kali dengan volume perdagangan 312.556 saham. Nilai transaksi Rp 173,2 miliar
Astra International Prediksi Data Center Beroperasi pada Akhir 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) memproyeksikan data center beroperasi secara komersial pada akhir 2024 atau awal 2025.
Direktur Astra International Santosa menuturkan, pihaknya sedang membangun data center tahap satu dengan total luasan sekitar 5.300 m2 dan bisa memiliki 1.600 kabinet. Alhasil, data center tersebut bisa digunakan untuk melayani perusahaan-perusahaan multinasional maupun domestik di Indonesia.
“Kami harap topping off dapat dilakukan sebelum akhir tahun ini dan commercial operation dapat dimulai pada akhir 2024 atau awal 2025,” kata Santosa dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (21/11/2023).
Sebelumnya, Equinix (Nasdaq: EQIX), perusahaan digital infrastruktur dunia dan PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pembentukan usaha patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam negeri dan multinasional dalam mempercepat transformasi digitalnya.
Equinix dan Astra membentuk perusahaan patungan tersebut dengan kepemilikan modal saham 75 persen Equinix dan 25 persen Astra.
Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital berskala global yang dimiliki Equinix dan pengalaman luas Astra International di Indonesia, perusahaan patungan ini akan membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digital mereka dan memanfaatkan teknologi baru, seperti hybrid multicloud, 5G, internet of things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan lainnya.
Presiden Equinix Asia Pacific Jeremy Deutsch mengatakan, pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mempercepat transformasi digital di seluruh Indonesia.
Perusahaan patungan dengan Astra ini memanfaatkan potensi digital yang terus meningkat dan mencerminkan keberlanjutan komitmen Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas skala besar untuk memenuhi kebutuhan komputasi, penyimpanan, dan edge data center.
Advertisement
Buka Peluang Baru
"Kami berharap kolaborasi dengan Astra dapat membuka peluang-peluang baru untuk masa depan digital Indonesia yang cemerlang," kata Jeremy dalam keterangan resminya, Selasa (11/4/2023).
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan, kolaborasi dengan Equinix didasarkan pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan fokus Astra dalam mempercepat transformasi digitalnya.
"Dengan penyediaan layanan data center komprehensif, yang lebih terintegrasi, modern, mudah diakses, dan dijalankan dengan semangat dan prinsip keberlanjutan, kami berharap perusahaan patungan ini akan memperkuat infrastruktur data center dan membantu para pelaku bisnis di Indonesia," kata Djony.
Rencananya pada tahap awal, usaha patungan ini akan mengembangkan dan mengoperasikan sebuah International Business Exchange (IBX) data center di pusat Jakarta bernama JK1, kemudian berekspansi lebih lanjut di Indonesia.
Data center IBX JK1 yang terdiri dari delapan lantai direncanakan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2024 dan diharapkan akan menyediakan lebih dari 1.600 kabinet dan ruang colocation seluas lebih dari 5.300 meter persegi setelah sepenuhnya terbangun.
Terletak di kawasan pusat bisnis Jakarta dan dekat dengan internet exchange utama, JK1 akan membantu perusahaan dalam negeri dan multinasional yang beroperasi di Indonesia untuk mencapai kinerja yang optimal melalui infrastruktur digital dan ekosistem yang dinamis.
Teknologi Inovatif
Adapun, JK1 akan memasukkan konsep sustainability ke dalam desainnya dengan memanfaatkan teknologi inovatif seperti cooling array Equinix untuk mendukung target komersial dan lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Equinix adalah perusahaan pertama di industri data center yang menetapkan target 100 persen energi terbarukan dan berkomitmen untuk mencapai netralitas iklim pada 2030, didukung oleh short-term science-based targets yang telah disetujui. Hal ini sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations.
Indonesia diharapkan dapat menjadi pasar colocation ASEAN terbesar pada 2027 seiring dengan permintaan ritel yang signifikan untuk colocation, ditambah dengan meningkatnya aktivitas hyperscale. Pasar colocation Indonesia diperkirakan bernilai USD 1,2 miliar pada 2027.
Selain itu, penyedia layanan cloud besar seperti Google Cloud, Amazon Web Services, Microsoft Azure dan Alibaba Cloud telah mengumumkan peluncuran cloud regions di Indonesia. Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar cloud publik terbesar kedua di Asia Tenggara. Usaha patungan Equinix dan Astra memiliki posisi yang baik untuk menangkap pertumbuhan pasar yang sangat potensial ini.
Jangkauan Equinix
Saat ini, global footprint Platform Equinix® menjangkau lebih dari 245 data center di 71 pusat bisnis dan 32 negara, menyediakan infrastruktur digital untuk lebih dari 10.000 pelaku bisnis terkemuka dunia, termasuk lebih dari 50 persen perusahaan yang terdapat dalam daftar Fortune 500.
Di Asia Pasifik, Equinix saat ini memiliki 51 data center yang berlokasi di pusat bisnis utama di Australia, Cina, Hong Kong, India, Jepang, Korea, dan Singapura.
Sementara itu, Astra dengan pengetahuan mendalam mengenai pasar Indonesia dan pengalamannya yang luas di berbagai sektor di Indonesia akan dapat mendukung perusahaan patungan ini dalam mengembangkan potensi pasar data center Indonesia.
Advertisement