Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan sejumlah saham calon emiten sebagai efek syariah. Saham-saham calon emiten tersebut antara lain PT Multi Hanna Kreasindo Tbk dan PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk.
"Dikeluarkannya keputusan tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pemenuhan kriteria Efek Syariah atas Pernyataan Pendaftaran oleh PT Multi Hanna Kreasindo Tbk dan PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk," mengutip pengumuman OJK, Senin (15/4/2024).
Baca Juga
Sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen pernyataan pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari emiten maupun dari pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya. Secara periodik OJK akan melakukan review atas daftar efek syariah berdasarkan laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan tahunan dari emiten atau perusahaan publik.
Advertisement
Review atas daftar efek syariah juga dilakukan apabila terdapat emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi Efektif dan memenuhi kriteria efek syariah atau apabila terdapat aksi korporasi, informasi, atau fakta dari emiten atau perusahaan publik yang dapat menyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kriteria efek syariah.
Dalam rangka IPO, PT Multi Hanna Kreasindo Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 750 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 160 per lembar.
Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 120 miliar dari IPO. Rencananya, sekitar 78,33 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) pada rencana pabrik baru perseroan di Lamongan, Jawa Timur.
Â
Sisa Dana IPO
Lalu sekitar 39,68 persen akan digunakan untuk belanja modal di Head Office. Sisanya digunakan untuk modal kerja (working capital), yaitu penambahan persediaan dan biaya operasional. Adapun keperluan ini dibutuhkan perseroan untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan.
Atlantis Subsea Indonesia
Sementara itu, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 1,2 miliar saham dengan nilai nominal Rp 8 per saham dalam rangka IPO. perseroan telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 100 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 120 miliar dari IPO.
Sekitar 36,74% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian peralatan guna menunjang kegiatan operasional perseroan.
Sedangkan sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja seperti biaya instalasi peralatan (biaya sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan pengawasan dan supervisi teknis), biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.
Advertisement
Potensi Penghimpunan Dana di Pasar Modal
Sebelumnya diberitakan, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, keuangan derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi, menyebut masih ada 123 pipeline penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan perkiraan nilai pendanaan mencapai Rp 59,68 triliun.
"Antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat, dari nilai penawaran umum sebesar Rp 48 triliun dengan emiten baru tercatat sebesar 15 emiten hingga 28 Maret 2024. Sementara itu, masih terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 59,68 triliun," kata Inarno dalam Konferensi Pers RDKÂ OJKÂ Bulanan Maret 2024, Selasa (2/4/2024).
Adapun Inarno menyampaikan, pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan. Hal itu dipengaruhi oleh aksi borong saham yang dilakukan investor asing.
"Tercatat indeks harga saham gabungan menguat 0,22% year to date ke level 7.288,81. Nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 11.692 triliun rupiah atau naik 0,15% year to date serta membukukan net buy sebesar Rp 28,28 triliun ytd," ujarnya.
Inarno merinci, nilai di sisi likuiditas transaksi rata-rata transaksi pasar saham tercatat Rp 10,98 triliun rupiah year to date (ytd). Kemudian di pasar obligasi indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat 1,14 persen ytd ke level 378,88.
Sementara itu. di industri pengelolaan investasi nilai aset under manajemen atau AUM pengelolaan investasi per 27 Maret 2024 tercatat sebesar Rp 818,17 triliun atau turun 0,80% ytd.
"Dengan nilai aktiva bersih atau NAB Reksadana tercatat sebesar Rp 488,73 triliun atau turun 2,54% ytd dan net redemption sebesar Rp 29,95 triliun pada Maret 2024," pungkasnya.
Panin Sekuritas Siap Boyong Empat Perusahaan IPO pada 2024
Sebelumnya, Panin Sekuritas berencana membawa empat perusahaan untuk tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu perusahaan yang berhasil diantarkan IPOadalah PT Dunia Virtual Online Tbk (AREA) yang listing hari ini, Senin 1 April 2024.
"AREA ini merupakan emiten pertama di 2024. Adapun 2023 kemarin kami tangani 3 perusahaan, untuk 2024 kami targetan sampai dengan 4 perusahaan," kata Direktur Panin Sekuritas, Prama Nugraha kepada wartawan usai seremoni pencatatan saham AREA, Senin, (1/4/2024).
Lebih lanjut, Prama mengatakan beberapa calon perusahaan tercatat lainnya yang akan diboyong Panin Sekuritas ada yang masih berada di pipeline. Kemungkinan, perusahaan-perusahaan tersebut akan listing atau tercatat di Bursa Efek Indonesia pada paruh kedua 2024.
"Masih ada yang ongoing di pipeline. Nanti kita harapkan di semester II. Kita masih lihat, itu kemungkinan di papan pengembangan," imbuh Prama.
Dari sisi sektornya, Prama mengatakan cukup beragam. Ada yang dari consumer gooods maupun manufaktur. Sementara dari sisi asetnya, juga beragam, termasuk ada yang di atas Rp 250 miliar. Meski dmeikian, Prama masih enggan menjabarkan lebih rinci calon perusahaan tercatat yang akan diantarkan Panin Sekuritas debut di Bursa.
Â
Advertisement