Produsen Kendaraan Listrik China Zeekr Patok Harga IPO di Batas Atas USD 21

Produsen kendaraan listrik dari China Zeekr akan raih dana USD 441 juta atau sekitar Rp 7,07 triliun dari IPO.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mei 2024, 10:53 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2024, 10:53 WIB
Produsen Kendaraan Listrik China Zeekr Patok Harga IPO di Batas Atas USD 21
Produsen kendaraan listrik dari China Zeekr menetapkan harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar USD 21 per saham. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen kendaraan listrik dari China Zeekr menetapkan harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar USD 21 per saham. Berdasarkan laporan, harga IPO yang ditetapkan itu merupakan batas atas.

Mengutip CNBC, Jumat (10/5/2024), Perseroan akan menjual 21 juta saham jenis american depository (ADR) yakni saham dari perusahaan luar negeri yang berhasil tercatat di bursa Amerika Serikat. Zeekr akan raih dana USD 441 juta atau sekitar Rp 7,07 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.038) saat tercatat di bursa saham New York pada Jumat, 10 Mei 2024 denga kode saham ZK. Demikian dilaporkan Reuters dan Bloomberg menurut sumber.

Sebelumnya, Zeekrs menawarkan harga saham IPO di kisaran USD 18-USD 21 per saham, menurut informasi yang disampaikan kepada the Securities and Exchange Commission (SEC) pada awal bulan ini.

Zeekr yang didukung oleh grup otomotif Geely yang berbasis di China menawarkan sejumlah model kendaraan mewah termasuk sedan kelas atas yang mulai dikirim pada Januari. Adapun Geely akan memiliki lebih dari 50 persen hak suara perusahaan usai IPO selesai.

“Melalui pengembangan dan penawaran BEV premium generasi mendatang dan solusi berbasis teknologi, kami bercita-cita untuk memimpin elektrifikasi, kecerdasan, dan inovasi dalam industri otomotif,” ujar perusahaan dalam pengajuan SEC.

Zeekr dapat menimbulkan persaingan besar bagi Tesla, yang dilaporkan melampaui penjualan mobil di Zhejiang, China selama tiga minggu pertama April. Adapun provinsi tersebut merupakan tempat perusahaan induknya bermarkas.

“Kesenjangan penjualan kami dengan Tesla terus menyempit,” ujar CEO Zeekr Andy An kepada CNBC.

Ia menuturkan, perusahaan juga akan ekspansi di Eropa dan Amerika Latin pada 2024. Perseroan juga sudah menjual kendaraan di Swedia dan Belanda.

 

Pemakaian Dana IPO

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Menurut pengajuan peraturan, Zeekr membukukan pendapatan USD 7,28 miliar pada 2023, dan rugi USD 1,16 miliar. Perseroan telah mengirimkan 16.089 unit pada April.

Zeekr mengatakan, pihaknya akan memakai dana hasil IPO untuk mengembangkan teknologi kendaraan listrik baterai yang lebih canggih. Dana IPO juga akan digunakan untuk penjualan dan pemasaran seperti meningkatkan charging dan kebutuhan umum perusahaan.

Adapun penjamin emisi yang bertindak dalam IPO ini antara lain Goldman Sachs, Morgan Stanley, Merrill Lynch, dan China International Capital.

Pasar IPO Global Anjlok Imbas Risiko Resesi dan Gejolak Perbankan

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, gejolak perbankan dan risiko resesi menimbulkan masalah bagi pasar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) global. Dua sentimen itu membuat pasar IPO global anjlok bahkan setelah investor meulai 2023 dengan berpikir kalau tekanan saham mulai berakhir.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Sabtu (8/4/2023), perusahaan hanya mengumpulkan USD 19,7 miliar atau sekitar Rp 294,30 triliun (asumsi kurs Rp 14.939 per dolar AS) melalui IPO pada 2023, berdasarkan data Bloomberg. Nilai IPO itu turun 70 persen year on year dan catat jumlah terendah sejak 2019.

Penurunan paling tajam terlihat di Amerika Serikat yang hanya terkumpul USD 3,2 miliar atau sekitar Rp 47,80 triliun. Aktivitas IPO yang melemah terjadi dari tahun lalu ketika inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral melemahkan selera risiko investor.

Di sisi lain, reli saham yang kuat pada awal 2023, didorong oleh optimisme tentang kebangkitan China dari kebijakan zero COVID-19 dan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, sebagian besar gagal dan memupus harapan untuk pembukaan kembali pasar IPO.

 

Sektor Perbankan

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Masalah di sektor perbankan setelah jatuhnya beberapa pemberi pinjaman menengah di AS, dan krisies Credit Suisse Group telah menambah ketidakpastian soal suku bunga karena the Federal Reserve atau bank sentral AS bekerja untuk menahan inflasi sambil menghindari lebih banyak tekanan.

“Tingkat suku bunga adalah masalah nomor satu, dan ada perdebatan yang jelas seputar berapa lama pengetatan berlangsung atau berubah arah dan seberapa cepat,” ujar Co-Head of ECM, Asia Pacific Citigroup Inc, Udhay Furtado.

Ia menambahkan, ada beberapa hal yang perlu dilihat orang, termasuk arah bank sentral untuk memastikan apakah itu kuartal II, III dan IV. “Pada titik ini, sepertinya itu akan berakhir,” ujar dia.

Stabilitas yang dibutukan IPO sangat kurang dengan pengukur volatilias yang diawasi ketat melonjak jauh di atas 20 pada Maret 2023 setelah jatuhnya Silicon Valley Bank dan pemberi pinjaman regional Amerika Serikat lainnya. Selain itu, ada tanda-tanda masalah perbankan berdampak pada rencana IPO perusahaan.

 

Kesepakatan Ditahan

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Oldenburgische Landesbank AS, bank Jerman yang didukung private equity telah hentikan rencana IPO yang diharapkan berlangsung pada awal Mei. Hal ini karena kekhawatiran investor terhadap kesehatan sistem perbankan global, berdasarkan laporan Bllomberg.

“Masih ada begitu banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada akhir tahun ini yang menurut saya benar-benar menyebabkan investor menjadi sangat gugup,” ujar Portfolio Manager, Global Suistanaible Equities Ninety One, Stephanie Niven.

Ia menuturkan, ini terasa seperti waktu yang tidak nyaman untuk memasukkan modal ke dalam bisnis yang tidak diketahui. Satu titik terang dalam aktivitas pasar modal adalah penjualan saham di perusahaan terbuka. Penawaran sekunder telah hasilkan USD 76 miliar atau sekitar Rp 1.135 triliun pada 2023, meningkat 48 persen dari tahun lalu. Itu termasuk perdagangan Japan Post Bank yang dapat kumpulkan 1,3 triliun yen atau USD 9,9 miliar, penjualan terbesar dalam hampir dua tahun.

Pemegang saham dan perusahaan dengan cepat menjual saham untuk mengambil keuntungan dari reli saham pada awal tahun dan mengamankan pendanaan di tengah kenaikan suku bunga.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya