Bursa Saham Asia Loyo Ikuti Wall Street Sambut Akhir Pekan

Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Jumat, 24 Mei 2024 mengikuti wall street. Investor cermati pergerakan kebijakan the Fed

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Mei 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2024, 09:00 WIB
Bursa Saham Asia Loyo Ikuti Wall Street Sambut Akhir Pekan
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat (24/5/2024) mengikuti wall street meski ada reli setelah rilis laba dari perusahaan teknologi Nvidia. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat (24/5/2024) mengikuti wall street meski ada reli setelah rilis laba dari perusahaan teknologi Nvidia.

Mengutip CNBC, saham Nvidia melonjak 0,3 persen pada perdagangan Kamis pekan ini menyusul laba yang luar biasa melampaui harapan. Investor menilai inflasi Jepang pada April sebagai petunjuk mengenai langkah kebijakan moneter Bank of Japan.

Inflasi inti Jepang yang tidak mencakup makanan segar dan energi turun menjadi 2,2 persen dari 2,6 persen pada Maret, sejalan dengan harapan. Inflasi umum melambat menjadi 2,5 persen, turun dari posisi 2,7 persen pada Maret 2024.

Indeks Nikkei 225 anjlok 1,83 persen usai rilis inflasi, dan indeks Topix merosot 1,22 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan terpangkas 1,34 persen dan indeks Kosdaq melemah 0,95 persen. Di Australia, indeks ASX 200 anjlok 1,22 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 18.638, lebih lemah dari penutupan sebelumnya 18.868,71.

Di wall street, indeks Dow Jones catat sesi perdagangan terburuk pada 2024 dengan melemah 1,53 persen. Saham Boeing turun 7,6 persen, dan bebani indeks.

Indeks S&P 500 merosot 0,74 persen dan indeks Nasdaq tergelincir 0,39 persen. Pada awal sesi perdagangan, indeks saham sempat capai rekor tertinggi.

Harga Emas

Sebelumnya, harga emas anjlok ke level terendah lebih dari seminggu pada perdagangan Kamis, 23 Mei 2024. Harga emas merosot seiring investor semakin khawatir mengenai waktu penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan kuatnya aktivitas bisnis AS.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot tersungkur 2,1 persen menjadi USD 2.328,61 per ounce. Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 pada Senin, dan naik 14 persen sepanjang 2024.

Sementara itu, harga perak di pasar spot susut 1 persen menjadi USD 30,45. Reli harga emas dan tembaga baru-baru ini mendorong harga perak ke posisi USD 32,5, tertinggi dalam 11 tahun pada awal pekan ini.

Di sisi lain, harga platinum susut 0,7 persen menjadi USD 1.028,15. Harga palladium merosot 2,5 persen menjadi USD 974,72.

Risalah The Fed hingga Laporan Keuangan Nvidia Jadi Fokus Investor

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street cetak rekor baru pada pekan lalu. Lalu sentimen apa saja yang akan bayangi wall street pekan ini?

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Selasa (21/5/2024), tanda-tanda perlambatan inflasi mendorong pasar menjadi lebih optimistis terhadap prospek penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).

Pada pekan lalu, indeks Nasdaq naik lebih dari 2 persen, indeks S&P 500 menguat lebih dari 1,5 persen. Indeks Dow Jones ditutup di atas 40.000 untuk pertama kali pada Jumat, 17 Mei 2024.

Pada pekan ini, hasil laporan keuangan Nvidia akan dinantikan pelaku pasar dan menjadi katalis utama bagi pasar. Selain itu, investor juga akan cermati laporan keuangan dari Target, Palo Alto Networks, dan Lowe’s.

Selain itu, pekan ini juga relatif tenang untuk data ekonomi. Adapun data ekonomi yang akan keluar antara lain aktivitas di sektor manufaktur dan jasa, serta pembacaan akhir sentimen konsumen pada Mei. Kemudian risalah pertemuan the Federal Reserve (the Fed) pada Mei rilis pada Rabu sore waktu setempat.

 

 

Target Indeks S&P 500

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sementara itu, pembacaan indeks harga konsumen pada April menunjukkan inflasi inti yang tidak termasuk biaya pangan dan gas lebih fluktuatif, naik 3,6 persen dibandingkan tahun lalu, kenaikan tahunan terendah dalam tiga tahun. Hal ini mendorong investor prediksi dua kali penurunan suku bunga pada 2024 untuk pertama kalinya sejak awal April.

Langkah ini membawa pasar semakin sejalan dengan proyeksi the Federal Reserve (the Fed) mengenai penurunan suku bunga sekitar dua hingga tiga kali pada 2024.

BMO Capital Markets Chief Investment Strategist Brian Belski prediksi indeks S&P 500 menyentuh 5.600 pada 2024. Hal ini seiring keselarasan investor dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengenai penurunan suku bunga.

Bagi investor, pertanyaan kuncinya adalah apakah narasi bullish ini akan berlanjut atau apakah pasar akan kembali mengungguli the Fed seperti yang terjadi pada awal 2024 saat investor perkirakan hampir tujuh kali penurunan suku bunga yang didukung oleh data ekonomi yang positif.

Uji coba pertama akan dilakukan pada Rabu seiring rilis risalah pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan memberikan gambaran lebih dalam mengenai diskusi antara pejabat.

 

 

Optimistis terhadap Pemulihan

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

“Risalah rapat FOMC pada Mei seharusnya terdengar lebih hawkish dibandingkan konferensi pers ketua the Federal Reserve Jerome Powell,” ujar Ekonom Bank of America Michael Gapen dalam catatan kepada kliennya.

“Meski Powell memberi isyarat kalau batasan kenaikan suku bunga sangat tinggi dan tindakan yang diambil adalah respons yang tepat terhadap terhentinya inflasi, anggota komite lainnya lebih khawatir tentang apakah kebijakan itu sudah cukup efektif,” ia menambahkan.

Deutsche Bank Chief Equity Strategist Binky Chadha menaikkan target akhir tahun indeks acuan menjadi 5.500 dari 5.100. Ia menuturkan, pertumbuhan laba yang kuat dan prospek makro ekonomi yang membaik sebagai katalis saham menguat.

“Kami melihat siklus laba mempunyai banyak pengaruh. Meski seluruh pertumbuhan mungkin tidak terwujud tahun ini, kami melihat kepercayaan pasar terhadap pemulihan yang berkelanjutan meningkat pada akhir tahun sehingga mendukung saham,” kata dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya