Harga Saham BBCA Kembali Sentuh Rp 10.000, BCA Bakal Kembali Stock Split?

Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja menanggapi mengenai peluang stock split saham BBCA usai sentuh Rp 10.000.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 24 Jul 2024, 19:39 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 19:39 WIB
Harga Saham BBCA Kembali Sentuh Rp 10.000, BCA Bakal Kembali Stock Split?
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah menembus Rp 10.000 per saham. (Dok: BCA)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah menembus Rp 10.000 per saham. Terkait hal ini, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan Perseroan belum ada rencana untuk melakukan stock split hingga akhir tahun ini.

"Kita tegaskan tahun ini tidak akan ada stock split. Tahun depan juga belum ada kami bicarakan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB),” kata Jahja dalam konferensi pers, Rabu (24/7/2024).

Jahja menuturkan, pada stock split saham BBCA sebelumnya dilakukan ketika harga saham berada di level Rp 35.000 per saham, baru dilakukan stock split 1:5 yang membuat harga saham BBCA menjadi sekitar Rp 7.000 per saham. 

"Sekarang sudah kembali ke harga Rp 10.000, tapi itu masih Rp 10.000 rasanya belum diperlukan untuk stock split," ujar Jahja. 

Melansir data RTI, Rabu, 24 Juli 2024 saham BBCA ditutup pada harga Rp 10.175. Harga saham BBCA diperdagangkan di kisaran Rp 10.075-10.175 dengan total frekuensi perdagangan sebanyak 7.998 kali dengan volume perdagangan 24,66 juta saham. 

BCA dan entitas anak mencatatkan laba bersih tumbuh 11,1% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 26,9 triliun pada semester I 2024. BCA juga membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% YoY menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri. 

Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan secara berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Jahja menuturkan, kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM.  Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. 

"Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp 50 triliun. Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah, serta dukungan dari pemerintah dan otoritas, sehingga BCA dapat melalui paruh pertama  2024 dengan baik,” kata Jahja dalam siaran pers, Rabu, 24 Juli 2024.

 

Perbaikan Kualitas Pinjaman

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Perbaikan kualitas pinjaman BCA mengiringi solidnya pertumbuhan kredit. Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Adapun, Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%. 

Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 5% YoY menyentuh Rp 1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun. 

"Solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21% YoY mencapai 17 miliar pada semester I 2024, tumbuh 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 14,8 miliar, naik 24% YoY,” pungkas Tjahja.

Kinerja Kuartal I 2024

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp 12,9 triliun pada kuartal satu 2024, tumbuh 11,7 persen secara tahunan (YoY). Pertumbuhan BCA ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Penyaluran kredit juga alami peningkatan sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun per Maret 2024. Kredit korporasi tumbuh 22,1% YoY sehingga totalnya Rp 389,2 triliun per Maret 2024, sementara kredit komersial naik 9,3% YoY menjadi Rp125,2 triliun. 

Kinerja kredit UKM melanjutkan tren pertumbuhan di atas rata-rata industri, seperti kinerja tahun sebelumnya. Per Maret 2024, kredit UKM BCA naik 13,5% YoY mencapai Rp110,4 triliun. 

Kredit konsumer meningkat 14,9% YoY menjadi Rp201,6 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% YoY mencapai Rp121,7 triliun, KKB yang tumbuh 22,2% YoY menjadi Rp 59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya sebesar 22,6% YoY mencapai Rp 17,1 triliun.

 

Dana Kelolaan

Penerapan Green Building Wisma BCA Foresta Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan
Petugas melakukan pengecekan rutin RCW Tank di Wisma BCA Foresta, BSD pada Kamis (16/6/2022). Wisma BCA Foresta merupakan gedung yang beroperasi sejak Oktober 2020 dengan peruntukan sebagai kantor pusat BCA dengan Total luas bangunan lebih dari 45.000 m2. (Liputan6.com/HO/BCA)

Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 7,9% YoY menyentuh Rp 1.121 triliun per Maret 2024. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh sekitar 7,3% mencapai Rp 904,5 triliun. 

Solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total volume transaksi BCA yang naik 20,8% YoY mencapai 8,3 miliar pada kuartal satu 2024. Khusus di kanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 7,2 miliar, naik 23,5% YoY. 

BCA secara berkesinambungan melakukan investasi untuk memperkuat ekosistem hybrid banking, dan memberikan pelayanan berkualitas bagi nasabah yang beragam.

Secara keseluruhan BCA berhasil mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA selama kuartal satu 2024 mencapai Rp 19,8 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan. 

Kemudian, pendapatan selain bunga naik 6,8% YoY menjadi Rp 6,4 triliun. Secara total, pendapatan operasional mencapai Rp 26,2 triliun atau naik 7% YoY pada kuartal I 2024. 

Rasio cost to income terjaga di level 32,4%. Di samping itu, seiring dengan meningkatnya kualitas aset, biaya provisi BCA turun 29,8% YoY, sehingga turut berkontribusi bagi pertumbuhan laba BCA.

 

 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja Beli 221 Ribu Saham BBCA, Segini Nilainya

BCA Menempatkan Sebagai Pemegang Market Share RDN Terbesar
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberi sambutan dalam BCA Capital Market Community Iftar Gathering dan Economy Outlook 2022 di The Langham, Jakarta (25/04/2022).  BCA telah mencatat pembukaan RDN hampir mencapai 2 juta rekening, yang menempatkan BCA sebagai pemegang market share RDN terbesar di Indonesia. Pencapaian ini ditopang oleh literasi keuangan dan transformasi digital yang dilakukan secara berkesinambungan. (Liputan6.com/HO/Eko)

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja menambah kepemilikan saham BBCA pada akhir Mei 2024.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (9/6/2024), Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja membeli 221.100 saham BBCA dengan harga Rp 9.000 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham BBCA senilai Rp 1,98 miliar pada 30 Mei 2024.

"Tujuan transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto dalam keterbukaan informasi BEI, 31 Mei 2024.

Setelah transaksi pembelian, Jahja memiliki 33.850.785 saham BBCA dari sebelumnya 33.629.685 saham BBCA.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya