BRI Kantongi Laba Rp 29,90 Triliun pada Semester I 2024

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mencatat penyaluran kredit Rp 1.336,78 triliun hingga akhir kuartal II 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Jul 2024, 10:34 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 10:34 WIB
BRI Kantongi Laba Rp 29,90 Triliun pada Semester I 2024
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan entitas perusahaan anak atau BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif dan berkelanjutan hingga akhir kuartal II 2024. (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan entitas perusahaan anak atau BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif dan berkelanjutan hingga akhir kuartal II 2024.

Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba Rp 29,90 triliun pada Juni 2024. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan kinerja positif BRI Group tersebut tak terlepas dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh double digit.

"Hingga akhir kuartal II 2024, penyaluran kredit BRI tercatat Rp 1.336,78 triliun atau tumbuh 11,20% year on year (yoy). Segmen UMKM masih mendominasi penyaluran kredit BRI, denganporsi mencapai 81,96% dari total penyaluran kredit BRI, atau sekitar Rp 1.095,64 triliun,” kata Sunarso dalam konferensi pers, Kamis (25/7/2024).

Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut membuat aset BRI tercatat meningkat.Hingga akhir Juni 2024 tercatat aset BRI tumbuh 9,54% yoy menjadi sebesar Rp1.977,37 triliun.Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penyaluran kredit yang selektif dan prudent sehingga Perseroan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan.

"Rasio loan at risk (LAR) tercatat membaik atau turun, dari semula 14,94% pada akhir Triwulan II 2023 menjadi 12,00% pada akhir kuartal II 2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di kisaran 3,05% dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60%,” ujar Sunarso.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61% yoy menjadi sebesar Rp1.389,66 triliun. Dana Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh 7,66% yoy menjadi Rp877,90 triliun.

"Dana murah masih mendominasi struktur DPK BRI, dimana porsi CASA mencapai 63,17% daritotal DPK BRI,” tambah Sunarso.

Sunarso menatap paruh kedua 2024 dengan optimisme. Hal tersebut tak lepas dari kondisi likuiditas dan permodalan BRI yang memadai, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank sebesar 86,59% serta Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 25,13%. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, ke depan BRI masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik.

 

BRI Incar Laba Bersih Rp 60 Triliun pada 2024

Gedung PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI
Gedung PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI memproyeksikan laba bersih Rp 60 triliun pada 2024. Alhasil, paling tidak BRI bisa membagikan dividen sebesar 70 persen. 

Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan,  apabila BRI bisa memproyeksikan laba Rp 60 triliun atau berapapun angkanya. BRI berupaya untuk bisa membaikan dividen 70 persen dari laba tersebut. 

"2024 misalnya bisa proyeksikan laba Rp 60 triliun atau berapa, 70 persen kita bagi dividen," kata dia dalam Public Expose 2023, Kamis (30/11/2023). 

Selain itu, BRI juga memproyeksikan pembagian dividen pada 2023 dan 2024 bisa mencapai 70 persen dari laba bersih. Sehingga teorinya adalah berapapun laba yang diraih oleh BRI memang layak dibagi dalam bentuk dividen. 

Ia melanjutkan, untuk tahun ini Bank Rakyat Indonesia optimistis mencetak laba Rp 55 triliun. Bahkan, sampai dengan kuartal III 2023 sudah mencapai sekitar Rp 44 triliun. 

Menurut ia, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI berada di level 27,47 persen dan terbilang masih aman. BRI pun berpotensi memberikan dividen dalam jumlah besar lagi kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2023.

Akan tetapi, hingga saat ini BRI sedang menunggu persetujuan agar bisa memberikan dividen interim kepada pemegang saham. Biasanya, BRI memberikan dividen sebanyak dua kali, yakni dividen interim dan dividen final. 

"Maka kami dengan senang hati akan memberikan dividen interim kepada pemegang saham, jadi paling tidak dua kali,  bayar dua kali interim dulu sebelum RUPS, dan kemudian setelah  RUPS kami bagikan," imbuhnya.

Setoran Dividen BUMN Melonjak Drastis, BRI Jadi Kontributor Tertinggi dengan Rp23,2 Triliun

Gedung BRI
Gedung BRI.

Sebelumnya, setoran dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami lonjakan drastis pada 2023. Berdasarkan data Kementerian BUMN yang dikutip pada Jumat (12/7/2024), kontribusi perseroan BUMN terhadap negara dalam bentuk dividen mencapai Rp81 triliun pada 2023.

Realisasi itu meningkat 102,5% secara year on year dibandingkan dengan setoran tahun 2022 sebesar Rp40 triliun. Secara keseluruhan, total kontribusi BUMN terhadap negara termasuk pajak dan PNBP lainnya mencapai Rp636 triliun pada 2023. Pencapaian itu tersebut juga tumbuh dari Rp591 triliun untuk periode 2022.

Dari sisi kontributor dividen tertinggi untuk periode 2023, daftar lima teratas ditempati oleh BRI, Pertamina, Bank Mandiri, Telkom dan MIND ID. Rinciannya, BRI menyetor dividen total senilai Rp23,2 triliun pada 2023, Pertamina Rp14 triliun dan Bank Mandiri Rp12,8 triliun. Selanjutnya, Telkom dan MIND ID masing-masing berkontribusi Rp8,6 triliun dan Rp7,5 triliun.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa BUMN secara grup mengkontribusikan 20% pendapatan negara pada periode tahun 2023.

“Perbaikan struktur, transformasi budaya maupun keuangan yang dilakukan BUMN juga ikut dirasakan masyarakat sebagai pemegang saham emiten BUMN,” imbuh Tiko.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama BRI, Sunarso menegaskan bahwa BRI sebagai perusahaan BUMN, memiliki peran sebagai agent value creator dan agent of development. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut secara simultan, BRI harus mencetak keuntungan.

Sunarso menekankan bahwa sebagai "bank rakyat", keuntungan yang diperoleh BRI pun pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas, selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah.

"Dengan memperoleh keuntungan atau economic value, maka perusahaan BUMN bisa memiliki modal untuk menciptakan social value sehingga ekonomi akan berputar. Dan BRI sudah membuktikan bahwa selama ini bisa menjalankan peran economic value dan social value secara simultan," ujar Sunarso.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya