Listing Perdana, Saham Global Sukses Digital Terbang 34,81%

Saham PT Global Sukses Digital Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu 7 Agustus 2024

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Agu 2024, 10:14 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 10:14 WIB
IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Saham PT Global Sukses Digital Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu 7 Agustus 2024 dengan kode DOSS. Pada perdagangan saham perdananya, saham DOSS sentuh auto reject atas (ARA).

Saham DOSS naik 34,81 persen ke posisi 182, sesaat setelah perdagangan dibuka. Frekuensi perdagangan saat itu tercatat sebanyak 1.998 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 22.108 lembar senilai Rp 402,3 juta.

Sebelumnya perseroan telah menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak 450 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 40 per lembar. Besaran saham yang dikeluarkan itu setara dengan 26,09 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

PT Global Sukses Digital Tbk menetapkan harga IPO sebesar Rp 135 per lembar. Dengan demikian, perseroan mengantongi dana segar Rp 60,75 miliar dari IPO.

Direktur Utama PT Global Sukses Digital Tbk, Tahir Matulatan menjelaskan, keputusan perseroan untuk menjadi terbuka didasari oleh keyakinan bahwa transparansi dan keterbukaan informasi adalah fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Langkah ini sekaligus menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan perusahaan, menandai awal baru dalam pengembangan bisnis danupaya memperluas jangkauan di pasar nasional.

"Dengan pencatatan saham ini kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan dan memberikan nilai tambah yang optimal bagi seluruh pemegang saham, mitra, pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan," kata Tahir dalam seremoni pencatatan saham DOSS.

Tentang PT Global Sukses Digital

Sejak didirikan, PT Global Sukses Digital Tbk. telah melayani lebih dari 80,000 pelanggan B2C, 900 lebih pelanggan B2B serta 50 pelanggan bidang pemerintahan. DOSS memiliki visi untuk menjadi pemimpin pasar ekosistem 360 dalam industri retail kamera di Indonesia.

Misi perusahaan adalah untuk menyediakan produk kamera dan layanan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai segmen, mulai dari pehobi fotografi, videograferprofesional, konten kreator, pelajar, hingga keluarga dan gamer.

"Dengan pencatatan saham di BEI, PT Global Sukses Digital Tbk berkomitmen untuk terus memperluas jaringan retail kamera di Indonesia, meningkatkan kualitas layanan, serta mengembangkan inovasi produk yang relevan dengan perkembangan teknologi," imbuh Tahir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Prospek Industri Retail Kamera di Indonesia

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia, sebagai salah satu pasar terbesar dan paling dinamis di Asia Tenggara, menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan bagi sektor retail.

Dengan pertumbuhan PDB yang stabil dan demografi penduduk yang muda dan dinamis, Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan-perusahaan retail kamera.

Potensi pasar fotografi dan videografi di Indonesia bernilai triliunan rupiah, hal ini tercermin dari kontribusi sektor ekonomi kreatif yang mencapai USD 82 juta pada 2023, atau setara dengan 8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Prospek cerah perseroan juga tercermin dengan meningkatnya laba bersih DOSS untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023 naik 32,25% menjadi Rp 23,73 miliar.

Tahun sebelumnya DOSS membukukan laba sebesar Rp 17,94 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 6,10 miliar atau 27,84%.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya