Liputan6.com, Jakarta Siapa yang kini tak kenal dengan Aliando Syarief? Cowok berusia 17 tahun ini sedang digandrungi para remaja putri berkat aktingnya dalam sinetron Ganteng-ganteng Serigala (GGS).
Aktor keturunan Arab-Minang ini memiliki wajah yang tampan, tidak heran jika kini dirinya menjadi idola. Rupanya sejak kecil wajah Aliando tidak banyak berbeda. Lewat akun Instagram pribadinya @aliandooo, pemeran Digo ini beberapa kali mengunggah foto masa kecilnya.
Bocah Tampan dengan Bulu Mata Lentik
Salah satu foto yang diunggah Aliando saat masih anak-anak, ia nampak lucu dan ganteng dengan mengenakan topi merah. Bulu mata Aliando di foto tersebut terlihat begitu lentik. Ia pun tersenyum manis memamerkan gigi susunya.
Â
Advertisement
Pose Mengaum
Di foto lainnya, Aliando terlihat hanya menggunakan pakaian kaos kutang layaknya anak kecil pada umumnya. Cowok yang juga pandai memainkan alat musik ini berpose seperti sedang mengaum. Ia menuliskan kata "waaaaa" sebagai keterangan foto tersebut.
Siapa sangka ya, sekarang Aliando juga sering bergaya seperti sedang mengaum. Lihat saja sinetron Ganteng Ganteng Serigala, Aliando sering mengedus dan mengerang hingga giginya terlihat jelas.
Â
Tetap Ganteng Tanpa Ekspresi
Aliando lagi-lagi memamerkan foto masa kecilnya yang membuat para pengikutnya di Instagram memberikannya pujian. Dengan baju kaos merah bergambar, Aliando tidak menunjukkan ekpresinya sama sekali. Meski begitu dirinya tetap terlihat menggemaskan.
Â
Advertisement
Dibandingkan dengan Al Ahmad Dhani
Sementara saat ini, banyak yang beranggapan sekilas wajah Aliando Syarief mirip dengan Al Ghazali. Meski kerap dibanding-bandingkan dengan putra Ahmad Dhani itu, namun Al merasa tidak masalah. "Aku sih nggak masalah dibilang mirip Al. Dia kan ganteng," ujarnya.
Sejak terjun ke dunia hiburan Tanah Air, Aliando telah membintangi sejumlah FTV dan sinetron. Cowok kelahiran 26 Oktober 1996 ini juga turut membintang film Garuda di Dadaku 2 dimana dirinya berperan sebagai Yusuf. Film tersebut juga turut dibintangi Emir Mahira dan Rio Dewanto.
Â
Â