Surabaya - Paduan suara asal Surabaya dengan tim bernama Sparkling Singer meraih medali emas di Kejuaraan Grand Prix of Nations and 4th European Choir Games di Gothenburg, Swedia.
Tim tersebut meraih gold medal top level di babak grandprix usai bersaing pada 3-10 Agustus 2019. Art Director Sparkling Singer Surabaya, Dinar Primasti menuturkan, timnya berhasil mendapatkan penghargaan itu melalui kategori pop jazz. Aliran musik tersebut menjadi konsentrasi tim.
Sejak dibentuk pada akhir 2017, tim itu fokus mengembangkan paduan suara di aliran musik ini. "Kami memang konsentrasinya di jalur pop. Choir-choir di Surabaya masih sangat jarang (mendalami aliran ini, red). Kebanyakan masih (aliran, red) klasik. kami ingin mengusung genre ini karena memang pop ini dekat dengan kita sehari-hari," tutur Dinar seperti melansir suarasurabaya.net.
Advertisement
Baca Juga
Awalnya, format grup mereka bukan paduan suara tapi vocal grup. Saat terbentuk, personel mereka hanya sembilan orang. Saat ini, mereka punya format baru dengan 20 orang dengan 2 pemain musik. Umur mereka pun beragam, mulai dari 16 hingga 38 tahun. Dinar berharap, ada grup paduan suara asal Surabaya yang memenangi kompetisi di Eropa bisa menjadi inspirasi bagi pelaku musik lain di kota ini.
"Kalau kami harapannya, ini mungkin bisa jadi inspirasi. Enggak cuma pelaku choir, paduan suara. tapi juga pelaku musik secara umum di Surabaya dan Jawa Timur. Karena Jawa Timur sebenarnya banyak talenta di bidang musik yang memang potensial. enggak hanya dibawa ke level nasional tapi juga lebih tinggi, internasional," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
SMPN 1 Surabaya Raih Emas di Festival Internasional Paduan Suara Bali
Sebelumnya, Tim Paduan Suara dan Vokal Grup One Voice dari SMPN 1 Kota Surabaya meraih empat emas dan The Most Expresion pada kompetisi 8th Bali International Choir Festival yang diselenggarakan 23-27 Juli 2019.
Atas prestasi tersebut, Tim Paduan Suara dan Vokal Grup One Voice diterima audiensi dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) di Ruang Sidang Wali Kota, Senin, 29 Juli 2019.
Kepala SMPN 1 Kota Surabaya Titik Sudarti menuturkan, sejak pertama dibentuk ekstrakurikuler paduan suara pada empat tahun lalu, raihan empat emas dan the most expresion ini merupakan prestasi tertinggi. Apalagi itu didapat dalam kegiatan kelas internasional.
Tentu saja, prestasi siswa ini merupakan bentuk sinergitas yang baik antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan sekolah dan orang tua. "Banyak babak yang harus kami lalui hingga sampai kepada tingkat grand prix di kompetisi tersebut," ujar dia.
Sementara itu, Risma mengapresiasi prestasi yang diraih tim paduan suara dan vokal grup one voice. Risma juga mengapresiasi kepada orangtua yang mendampingi karena sudah memberikan ruang untuk berprestasi di bidang akademis dan non akademis.
"Kalau kita semua melakukan ini terus, saya yakin tidak ada lagi kenakalan remaja di Kota Surabaya. Sebab, anak-anak melakukan kegiatan yang mereka senangi,” kata Risma.
Ia pun bersyukur karena sudah mampu membawa anak-anak SMPN 1 Surabaya berprestasi di bidang non akademis. Karena dulunya ia khawatir, siswa di SMPN 1 terkenal hanya berprestasi di bidang akademis dan tidak memiliki pengalaman di luar. Dengan prestasi bidang non akademis ini, anak sudah belajar mengatur stamina, komunikasi, disiplin, kerja sama, dan lain sebagainya.
"Itu semua tidak mudah, karena di luar sana banyak yang bidang akademiknya pas-pasan, tapi bisa berhasil karena banyak pengalaman," ujar Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini berpesan kepada pelajar tersebut untuk tidak mudah berpuas diri dan lelah berlatih, karena di atas langit masih ada langit. Selain itu, prestasi non akademis ini harus diimbangi dengan prestasi akademis.
"Ibu dulu waktu bersekolah, supaya bisa ikut latihan macam-macam seperti voli, paduan suara, nilai rapornya tidak boleh turun. Itu sudah komitmen, akademis harus jalan dengan non akademis," kata dia.
Wali Kota Surabaya Risma yakin, hal itu bukan sesuatu yang sulit dan bisa dilakukan oleh semua pelajar. Tinggal semuanya pintar-pintar mengatur waktu. Jika prestasi akademis turun, orang tua akan sedih dan belum tentu mengizinkan untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler kembali.
"Bisa kalian? Harus bisa. Itu bukan hal yang sulit," ujar dia.
Atas prestasi itu, Presiden UCLG Aspac ini juga berharap, semua anggota tim paduan suara dan vokal grup one voice harus bisa menjadi inspirasi bagi siswa-siswi yang lain. Terutama dalam hal seimbangnya prestasi akademis dan non akademis.
"Tunjukkan pada semuanya bahwa berprestasi di bidang non akademis tidak mempengaruhi prestasi akademis," pesan Risma.
Advertisement