Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPD Gabungan Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) Jatim, Romzi Abdullah menuturkan, kondisi arus barang impor yang saat ini sudah mulai lancar usai China membuka kembali perdagangannya.
"Dengan mulai lancarnya arus barang impor dari China, diharapkan bahan baku industri bisa terpenuhi, sebab kemarin di saat awal Wuhan ditutup, impor bahan baku dari China memang disetop," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 15 April 2020.
Ia mengatakan, meski saat itu bahan baku dari China dihentikan, pihaknya masih dapat bahan baku dari Asia seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Korea, meski tidak sebanyak yang dari China.
Advertisement
Baca Juga
"Di saat bahan baku dari Asia berkurang, China sudah dibuka. Nah, harapan kami ini akan semakin stabil . Kapal-kapal dari China sudah mulai berdatangan, ada 16 kapal besar, bahan baku tidak berhenti," kata dia
Meski stabil, Romzi menegaskan industri di Jatim tetap melakukan social distancing, dan mengurangi jam kerja, yakni kalau biasanya jam kerja karyawan bisa tiga shift, saat ini hanya satu shift saja.
Â
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Industri di Jatim Masih Bisa Bertahan di Tengah Corona COVID-19
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto menilai kondisi industri di wilayah itu masih bertahan dan kondusif di tengah pandemi COVID-19.
"Memang ada beberapa yang terdampak dan mengalami penurunan kinerja, namun penurunan itu masih dalam kondisi wajar dan bisa diterima," kata Adik usai koordinasi dengan sejumlah pelaku usaha terkait dampak COVID-19 terhadap kinerja ekonomi Jatim di Graha Kadin Jatim, Rabu.
Adik juga meminta Pemprov Jatim berhati-hati menerapkan karantina wilayah karena dampaknya akan memperburuk kondisi masyarakat, utamanya masyarakat kelas bawah. Dia menuturkan, rencana karantina wilayah harus ditimbang dengan benar, karena akan merugikan banyak pihak, termasuk sektor industri.
Advertisement