Usai Borong Mobil, Warga Kampung Miliarder Tuban Ramai-Ramai ke Bank

Hal itu juga dibenarkan oleh Priyanto (30) warga desa setempat yang kini jadi miliarder usai menerima uang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2021, 19:16 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2021, 19:16 WIB
Sejumlah warga di Tuban memborong mobil baru usai menerima ganti rugi. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)
Sejumlah warga di Tuban memborong mobil baru usai menerima ganti rugi. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tuban - Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, kian viral dan dijuluki kampung miliarder. Ratusan warga mendadak jadi kaya raya setelah menjual lahannya kepada PT Pertamina untuk pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft.

Rata-rata warga desa setempat itu mendapat uang Rp 8 miliar usai menjual lahannya untuk kepentingan proyek kilang minyak. Ekspresi kegembiraan para miliarder itu diwujudkan dengan membeli sejumlah mobil mewah, tanah, perbaikan rumah dan sisa uang di deposito atau di simpat dalam rekening bank, diantaranya di Bank BNI.

"Tidak semuanya di BNI, sebagian lagi di beberapa Bank Himbara lainnya, namun memang BNI cukup dominan,” ungkap Eri Prihartono, Pemimpin BNI Cabang Tuban, Jumat, (19/2/2021).

Hal itu juga dibenarkan oleh Priyanto (30) warga desa setempat yang kini jadi miliarder usai menerima uang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak. Ia mengaku teman-teman mendepositokan uang ganti rugi lahan ke BNI.

“Rata-rata disimpan di bank BNI,” ungkap Priyanto yang juga sebagai penjual kopi di tepi jalan desa setempat.

Sebelum jadi miliarder, orang tua Priyanto membeli sebidang lahan seharga Rp 20 juta pada tahun 2004 silam. Lahan tersebut sebagai mata pencaharian dengan ditanami jagung dan kacang.

Saat ini lahan milik orang tuanya telah dibeli Rp 4,5 miliar oleh PT Pertamina untuk kepentingan proyek nasional. Selanjutnya, sebagian uang tersebut dibelikan untuk beli mobil, tanah, dan termasuk di simpan di bank.

“Kalau luas tanah saya lupa, dapat uang sekitar Rp 4,5 miliar. Digunakan beli tanah, satu mobil dan ditabung,” terang Priyanto.

Pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil mewah seharga ratusan juta.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

280 Warga

Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.

“Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak,” jelas Gihanto Kades Sumurgeneng yang juga habis beli mobil baru Avanza warna putih.

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 – Rp 800.000 per meter persegi. “Paling banyak sekitar Rp 28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini,” jelas Kades Sumurgeneng.

Lebih lanjut, proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084, red). Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.

Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.

Lalu Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya