Mertua Bunuh Menantu Hamil Tujuh Bulan di Pasuruan Karena Alasan Lapar Tidak Dikasih Makan

Kapolsek Purwodadi Kabupaten Pasuruan AKP Pujiyanto mengungkapkan, Khoiri alias Satir (52) mengaku membunuh menantunya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diniyah (23) karena alasan lapar.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Nov 2023, 14:26 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2023, 14:26 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Ā 

Liputan6.com, Pasuruan - Kapolsek Purwodadi Kabupaten PasuruanĀ AKP Pujiyanto mengungkapkan, Khoiri alias Satir (52) mengaku membunuh menantunya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diniyah (23) karena alasan lapar.

Saat peristiwa naas itu, lanjut Pujiyanto, pelaku mengaku sedang merasa lapar dan ingin makan. Namun, korban tidak memberikannya makanan.

"Saya tanya, 'Nggak ada makanan?'. Dia jawab, 'Nggak ada'. Saya marah, terus saya ambil pisau dan saya tikam dia," ujar Pujiyanto menirukan keterangan yang disampaikan tersangka, Rabu (1/11/2023).

"Alasannya lapar. Tetapi pengakuan anaknya, terduga pelaku ini tiap malam suka marah-marah," imbuh Pujiyanto.

Pujiyanto mengatakan, menurut keterangan Sueb, suami korban, tidak masuk akal jika ayahnya kelaparan. Tersangka juga mengalami perubahan sikap menjadi tempramental sejak dua hari terakhir ini.

"Keterangan Sueb, istrinya itu gati (peduli) kepada terduga pelaku. Selalu dibuatkan makanan, nggak pernah sampai kelaparan," ucapnya.

Diketahui, Khoiri alias Satir (52) warga Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kabupaten Pasuruan, tega membunuh menantunya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diniyah (23) yang sedang hamil tujuh bulan.

Pelaku menggorok leher menantunya dengan menggunakan pisau dapur di dalam kamar tidurnya sekitar pukul 16.00 WIB, Selasa 31 Oktober kemarin.

"Saya diberitahu teman dan setelah saya lihat sendiri ternyata benar ada peristiwa pembunuhan di sini," ujar salah satu saksi mata, Rois yang juga merupakan warga setempat, Rabu (1/11/2023).

Ā 

Korban Pertama Kali Ditemukan Suami

Ilustrasi garis polisi pembunuhan (Merdeka.com/ Ronald)
Ilustrasi - Rumah korban pembunuhan dipasang garis polisi (Merdeka.com / Ronald)

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Achmad Doni Meidianto mengatakan, peristiwa pembunuhan ini pertama kali diketahui oleh suami korban yaitu M Sueb Wibisono. Saat itu, suami korban baru pulang bekerja. Dia curiga karena pintu rumah tengah terkunci.

Sueb mengintip dari jendela, ia melihat pelaku atau ayahnya tengah duduk di kursi di dalam rumah. Dia pun semakin curiga. Sueb kemudian berusaha membuka pintu dan berhasil masuk ke dalam rumah. Mendapati hal itu, pelaku kemudian kabur keluar dari rumah.

"Saat masuk ke dalam kamar, yang bersangkutan melihat istrinya sudah tergeletak bersimbah darah. Dia kemudian berteriak hingga membuat para tetangga datang ke rumahnya," ucap Doni.

Doni menyebut, warga saat itu sempat berusaha membawa korban ke Puskesmas Purwodadi, namun korban lebih dahulu meninggal dunia.

"Sementara itu, pelaku kabur dari rumah dan bersembunyi di dalam kamar tetangganya yang bernama Rahmad Subari. Warga tidak berani menangkap pelaku karena takut diserang," ujarnya.

Petugas Polsek Purwodadi dan Koramil Purwodadi yang datang langsung mendobrak kamar tersebut dan menangkap palaku. Selanjutnya, pelaku dibawa menuju Mapolsek.

"Untuk motif pembunuhan ini masih dalam lidik. Barang bukti yang kami amankan yaitu satu pisau dan bantal yang bersimbah darah," ucap Doni.

Infografis Vonis Ferdy Sambo Cs Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Vonis Ferdy Sambo Cs Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya