Liputan6.com, Surabaya - Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya membebaskan 11 anak berhadapan dengan hukum (ABH), yang terlibat kerusuhan dengan polisi setelah laga final Championship Series Liga 1 antara Madura United versus Persib United di Jembatan Suramadu pada 31 Mei 2024.
Sejumlah anak tersebut bebas usai Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan mediasi atau proses diversi terhadap 11 bocah itu, yang difasilitasi oleh Polresta Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Bapas (Balai Pemasyarakatan) Kelas I Surabaya, serta, para orang tua pelaku kericuhan itu.
Baca Juga
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Iptu M Prasetya mengungkapkan, berdasarkan peraturan perundang-undangan, pihaknya membuka ruang mediasi atau yang dikenal sebagai istilah diversi terhadap ABH.
Advertisement
Meski demikian, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi. Pertama, perbuatan yang dilakukan dengan ancaman pidana kurang dari 7 tahun. Kedua, perbuatan tidak dilakukan berulang, artinya 11 ABH tersebut belum pernah melakukan perbuatan yang sama sebelumnya.
“Kami mendapat kabar dari Kepala Bapas bahwa 11 anak (ABH) ini juga belum pernah melakukan perbuatan pidana. Kemudian dari hasil asesmen direkomendasikan untuk dilakukan diversi,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil mediasi tersebut, ia menerangkan bahwa Pemkot Surabaya dan Polresta Pelabuhan Tanjung Perak Kota Surabaya bersepakat untuk memaafkan 11 ABH.
“Sudah disampaikan oleh Bapak Kapolres Tanjung Perak, kami dari kepolisian memaafkan dan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dari Bapak Walikota memaafkan 11 ABH, dan tidak dilakukan ganti rugi barang yang telah dilakukan penegerusakan,” terangnya.
Koordinator Bonek Tribun Timur Cak Hasan Tiro menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri atas kebesaran hati dan kepeduliannya dalam menyelesaikan persoalan anak-anak yang terlibat persoalan hukum.
“Semoga ini adalah kejadian terakhir, agar ke depan tidak terulang kembali hal-hal yang yang bisa merugikan keluarga dan teman-teman yang lain,” kata Cak Hasan Tiro.
Orangtua Senang
Belajar dari kejadian tersebut, Cak Hasan berharap agar para suporter bola tidak mudah terprovokasi oleh konten atau informasi apapun di media sosial.
“Provokasi itu dilakukan oleh orang-orang yang ingin memecah belah dan membuat kerusuhan di Surabaya. Pesan untuk teman-teman, bisa belajar dari kejadian ini, provokasi apapun di media sosial, kita serahkan kepada pihak yang berwajib,” pesannya.
Budi Pribadi salah satu orang tua ABH mengucap syukur dan berterima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi karena telah memaafkan anaknya. Ia pun mengaku bahwa Eri juga akan membantu anaknya untuk bisa kembali melanjutkan pendidikan.
“Alhamdulilah dimaafkan dan dibebaskan oleh bapak Walikota, saya bersyukur dan Insyaallah anak saya tidak mengulangi lagi. Terima kasih Bapak Wali Kota Eri sudah membantu anak saya, setidaknya bisa melanjutkan sekolah lagi,” pungkas Budi Pribadi.
Advertisement
Minta Maaf dan Bersujud
Sebelum dibebaskan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta kepada 11 ABH itu untuk meminta maaf dengan bersujud, serta mencium kaki dan tangan orang tua mereka.
Eri juga dengan tegas meminta mereka untuk berbakti kepada orang tua, serta tidak mengulangi perbuatannya lagi. Sebab, menurutnya, pertemuan itu menjadi pembelajaran bagi 11 ABH.
“Saya memaafkan mereka, karena saya melihat masa depan mereka masih panjang. Karena bagaimanapun masa depan mereka adalah tanggung jawab saya sebagai Walikota Surabaya. Saya pastikan mereka tidak akan pernah melakukan hal ini lagi,” ujar Eri di kantor Polresta Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu (12/6/2024).