Liputan6.com, Jakarta - Layanan pemesanan ojek online, Go-Jek, mengklaim jumlah driver (pengemudi) terus mengalami peningkatan. Sejak awal berdiri hingga kini, Go-Jek telah menghidupi 30 ribu rumah tangga (RT).
Berbagai pemberitaan media mengenai pro dan kontra Go-Jek di kalangan masyarakat, dinilai berkontribusi menumbuhkan jumlah pengemudi Go-Jek.
"Media dan para driver (pengemudi Go-Jek) memiliki peranan besar membesarkan nama Go-Jek. Hingga saat ini Gojek bisa menghidupi 30 ribu rumah tangga, mulai dari yang tidak terlalu tahu soal teknologi hingga akhirnya familiar dan siap menghadapi abad 21," kata Nadiem di Hall A Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Meningkatnya pengenalan terhadap teknologi bukan hanya sekadar menggunakan aplikasi GoJek dan smartphone. Bahkan kata Nadiem, para pengemudi Go-Jek mulai mengenal online banking dan mengerti pentingnya investasi untuk masa depan.
"Go-Jek pun bisa membantu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan" sambungnya.
Bahkan Nadiem mengklaim, Go-Jek berkontribusi mengurangi kemacetan di Ibu Kota DKI Jakarta. Diestimasi tingkat kemacetan menurun 10 persen, karena berkurangnya kendaraan pribadi karena beralih menggunakan Go-Jek.
Pergeseran tersebut menunjukkan telah terjadi perubahan gaya hidup baru. Dengan demikian, kata Nadiem, Go-Jek mampu menjadi mitra pemerintah untuk menciptakan sistem transportasi terpadu di Tanah Air, kelas dunia dan terintegrasi dengan aplikasi.
Perkembangan Go-Jek tak lepas dari semakin bertambahnya jumlah masyarakat yang menggunakan layanan tersebut. Menurut catatan Nadiem, lebih dari 2 juta orang telah mengunduh aplikasi Gojek dan menjadi pengguna layanan tersebut.
"Jumlahnya pasti akan terus bertambah dan kami juga memiliki kesempatan luas untuk membantu perusahaan-perusahaan nasional mulai dari banking, telko hingga logistik," tambahnya.
Go-Jek adalah aplikasi ojek online yang memiliki empat pilihan layanan yaitu Transport, Instat Courier, Go-Food dan Shopping. Selain Jakarta, layanan Go-Jek juga tersedia di Bandung, Surabaya, Makasaar, dan Bali.
(din/isk)