BlackBerry Pastikan Tak Lagi Produksi Ponsel

Teka-teki kelangsungan divisi mobile BlackBerry akhirnya terjawab dengan keputusan ini.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Sep 2016, 13:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2016, 13:30 WIB
BlackBerry Makin Getol Akuisisi Perusahaan Solusi Keamanan
Tampaknya, akuisisi perusahaan di bidang solusi keamanan menjadi strategi jitu BlackBerry untuk mendorong bisnis enterprise-nya.

Liputan6.com, Waterloo - Teka-teki kelangsungan produksi ponsel BlackBerry akhirnya terjawab. Perusahaan asal Kanada itu secara resmi menghentikan produksi ponsel secara mendiri dengan menutup divisi pengembangan hardware.

Kepastian ini akhirnya menjawab spekulasi yang sempat beredar mengenai langkah BlackBerry untuk mengatasi ketertinggalannya dari perusahaan smartphone lain.

Kendati tak lagi memproduksi ponsel sendiri, perusahaan itu memilih menawarkan layanannya ke pihak lain yang ingin menggarap.

Jadi, perusahaan tersebut akan memberlakukan sistem outsource, yang memungkinkan perusahaan rekanan untuk mengembangkan produknya sendiri dengan lisensi software maupun layanannya. 

"Perusahaan berencana mengakhiri pengembangan hardware di internal dan akan memberlakukan sistem outsource pada rekanan," ujar CEO BlackBerry John Chen seperti dikutip dari laman The Independent, Rabu (29/9/2016).

Keputusan ini disebut membantu perusahaan mengurangi pengeluaran. Berdasarkan laporan sebelumnya, dana yang dibutuhkan untuk divisi perangkat keras mencapai 65 persen dari keseluruhan dana riset dan pengembangan. 

Karenanya, saat ini BlackBerry akan lebih fokus ke pengembangan software. Di sisi lain, kepastian ini tak begitu mengangetkan, mengingat ponsel anyar BlackBerry kalah oleh perusahaan lain semacam Samsung dan Apple. 

Upaya perusahaan itu dengan merilis ponsel Android ternyata juga tak berdampak banyak. Pangsa pasar ponsel BlackBerry hanya mampu meraup sekitar 1 persen dari pasar smartphone global.

BlackBerry sendiri bukan perusahaan pertama yang menghentikan produksi ponsel secara mandiri. Sebelumnya, Nokia juga pernah melakukan serupa dengan menjual lini bisnis dan lisensinya ke Microsoft pada 2014.

Untuk di Indonesia sendiri, BlackBerry telah mengumumkan perjanjian membentuk usaha bersama atau joint venture yang baru terbentuk, PT BB Merah Putih.

Lewat kerja sama ini, BlackBerry akan memberikan lisensi software dan layanannya untuk memproduksi handset bagi pasar Indonesia. 

Nantinya, BB Merah Putih akan membuat, mendistribusikan, dan mempromosikan perangkat bermerek BlackBerry yang memakai software dan aplikasi Android BlackBerry. 

(Dam/Isk)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya