Yuma Soerianto, Siswa SD yang Bikin Bos Apple Kagum

Bos Apple Tim Cook terkesan pada siswa SD bernama Yuma Soerianto karena keberhasilannya membuat aplikasi dalam waktu singkat.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 06 Jun 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2017, 15:30 WIB
Yuma Soerianto
Tim Cook bersama bocah SD yang membuatnya kagum, Yuma Soerianto (Sumber: News.com.au)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak lelaki berusia 10 tahun, Yuma Soerianto berhasil membuat CEO Apple Tim Cook kagum. Rupanya, Cook terkagum karena siswa kelas 5 SD di Middle Park Primary School di Melbourne, Australia itu berhasil membuat aplikasi yang dipublikasikan di App Store.

Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari News.com.au, Selasa (6/6/2017), keberhasilan Yuma itu membuatnya menjadi pengembang aplikasi termuda yang diundang ke Worldwide Developer Converence (WWDC) di San Jose, Amerika Serikat. Dalam sebuah kesempatan, Yuma pun bertemu dengan Cook untuk menyampaikan gagasannya.

Yuma sendiri belajar coding sejak umur 6 tahun. Waktu itu ia berpikir kalau pelajaran di sekolah kurang menantang. Yuma pun berhasil membuat aplikasi pertamanya tahun lalu. Kini, lima aplikasi sudah ada dan bisa diunduh di App Store.

Salah satu aplikasi yang dibuat oleh Yuma bernama Hunger Button. Ia membuat aplikasi tersebut untuk membantu orang menemukan restoran terdekat untuk makan malam. Selain itu, aplikasi lain yang dibesut Yuma adalah Let's Stack, sebuah gim yang melibatkan kotak susun.

Namun, bukan kedua aplikasi di atas yang bikin Cook kagum. Justru Cook terkesan dengan aplikasi kalkulator yang dibuat Yuma saat berada di pesawat. Aplikasi itu rupanya bisa membantu orangtua Yuma menghitung harga barang dengan menambahkan pajak penjualan lokal. Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga bisa mengkonversi mata uang saat penggunanya berbelanja souvernir di perjalanan.

"Sangat keren. Kamu benar-benar membuatnya saat berada di dalam pesawat dari Australia menuju Amerika Serikat? Wow. Kamu berhasil membuat aplikasi hanya dalam waktu satu jam," kata Tim Cook setelah melihat Yuma mendemonstrasikan aplikasi tersebut.

Cook mengatakan, dirinya terkesan dengan kemampuan Yuma. "Saya tak sabar menunggu untuk karyamu selanjutnya," tutur Cook pada Yuma.

 

Belajar Otodidak

Belajar Coding Otodidak

Yuma mengaku, dirinya mempelajari program Swift yang biasa dipakainya untuk membuat aplikasi dari kursus online yang disediakan Stanford University.

Tak hanya jago coding, ia juga memiliki sebuah saluran YouTube bernama Anyone Can Code. Lewat saluran ini, Yuma membantu anak-anak dan orang dewasa belajar coding.

Meski baru 10 tahun, Yuma juga memiliki cita-cita yang tinggi. "Aku ingin membuat aplikasi-aplikasi yang bisa mengubah dunia. Aku juga ingin mengajarkan coding dan membuat orang bisa coding," tutur Yuma.

Menurutnya, coding adalah hal yang bisa dipelajari semua orang. "Kamu bisa coding kalau kamu sabar, terus belajar dan ingin melakukannya," kata dia.

Tak sembarang coding, ia juga mengatakan bahwa sebuah aplikasi yang baik memerlukan desain dan user experience yang baik untuk pengguna. Selama ini, ide untuk berbagai aplikasi yang dibuatnya berasal dari mana saja, tapi sebagian besar terinspirasi dari masalah yang ingin diselesaikannya.

"Untuk aplikasi Hunger Button, saat aku pergi makan malam dengan orangtuaku, kami bingung mau pergi kemana," kata Yuma.

Aplikasi tersebut pun dibuat untuk memberikan rekomendasi restoran terdekat, dilengkapi dengan rating restoran dan panduan untuk mencapai lokasinya.

(Tin/Cas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya