3 Negara 'Penyumbang' Sampah Antariksa Terbanyak

Apakah Indonesia termasuk dari salah satu negara yang paling sering buang sampah ke luar angkasa ini?

oleh Jeko I. R. diperbarui 26 Okt 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 06:30 WIB
Memprihatinkan, Begini Foto Luar Angkasa yang Dipenuhi Sampah
Bukan cuma di darat, luar angkasa ternyata juga dipenuhi oleh sampah.

Liputan6.com, California - Tak cuma di Bumi, sampah pun banyak bertebaran di luar angkasa. Diketahui, ada banyak objek antariksa yang menjadi sampah terbang di sekitaran orbit Bumi, mulai dari satelit hingga roket.

Tercatat, ada 14.000 bagian dan puing-puing yang terpecah dari 4.600 objek yang mengorbit Bumi.

Diketahui, sampah ini berasal dari satelit-satelit dan roket negara besar yang merajai teknologi penerbangan antariksa.

Menurut yang dilansir Business Insider, Kamis (26/10/2017), ada tiga (3) negara yang paling banyak 'berkontribusi' membuang sampah luar angkasa, di antaranya Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Tiongkok.

Data dari Space-Track melaporkan, sampah antariksa dari AS mencapai 3.999 puing, sedangkan Rusia dengan 3.961 puing, dan Tiongkok dengan 3.475 puing.

Meski sampah antariksa Amerika Serikat paling banyak, negara berjuluk Negeri Paman Sam tersebut pada kenyataannya bukan memiliki objek antariksa paling banyak.

Rusia justru memiliki objek paling banyak, yakni dengan 6.515 objek di orbit. Sementara, AS memiliki 6.211 objek, dan Tiongkok dengan 3.839 objek.


Negara Lainnya

Selain ketiga negara maju tersebut, negara dengan jumlah objek terbanyak meliputi Prancis (547 objek), Jepang (266 objek), dan India (202 objek).

Ada juga Badan Antariksa Eropa menyumbang 134 objek, International Telecommunications Satelitte Organizations dengan 89 datelit, Globalstar dengan 85 satelit, dan Societe Europenee des Satellites 58 satelit.

Jika sampah tersebut dibiarkan terus melayang di ruang hampa udara, banyak yang mengkhawatirkan mereka bisa jatuh ke Bumi. Bahkan, puing-puing sampah tersebut bisa begerak 10 kali lebih cepat dari peluru.

"Puing tersebut sebetulnya bisa saja ada di luar angkasa selama ratusan tahun. Akan tetapi jika kita biarkan, ia akan terus mendekati Bumi. Maka itu kami imbau Badan Antariksa dari berbagai negara agar bisa menyikapi hal ini untuk mengambil puing-puing dan menyingkirkannya," kata Bill Ailor, teknisi penerbangan antariksa dan atmosfer NASA.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya