Pesaing Tinder Segera Hadir di Facebook

Facebook telah menguji fitur kencan online, Dating, dan rencananya akan dirilis sebagai sebuah fitur baru.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Agu 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2018, 12:00 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook dilaporkan akan segera merilis sebuah fitur kencan di dalam layanannya. Kehadiran fitur bernama Dating ini akan semakin meramaikan persaiangan layanan kencan online, yang salah satu pemain populer adalah Tinder.

Dilansir Phone Arena, Minggu (5/8/2018), rencana kehadiran Dating ini telah diumumkan oleh Facebook pada Mei 2018.

Kala itu, Dating diperkirakan akan hadir sebagai aplikasi mandiri, tapi ternyata Facebook akan mengimplementasikannya sebagai salah satu fitur di dalam layanannya.

Menurut penelusuran Tech Crunch, Dating akan berada di dalam aplikasi utama Facebook bersama dengan berbagai fitur lainnya.

Sejauh ini belum ada informasi tentang tanggal peluncurannya, tetapi Facebook mengonfirmasi para karyawannya sudah menguji fitur tersebut. Melalui fitur Dating, para pengguna Facebook bisa melihat orang-orang juga bisa mengaktifkan fitur tersebut.

Ketika kamu menggunakan fitur ini, tidak ada unggahan apa pun mengenai Dating di News Feed sehingga tak ada orang lain yang melihatnya. Namun, pengguna memiliki opsi jika ingin teman-temannya bisa melihat aktifivitas kencan online mereka.

Jika menemukan seseorang yang sesuai dengan profil Dating, maka kalian bisa saling mengirim pesan melalui Messenger atau WhatsApp.

Selain itu, jika kamu memblokir seseorang di Dating, maka orang tersebut tidak terblokir di layanan Facebook secara umum. Fitur Dating ini hanya bisa digunakan oleh pengguna berusia 18 tahun ke atas.

Fitur Dating tidak memungut biaya dan tanpa iklan. Namun, Facebook kemungkinan akan memonetisasi fitur tersebut di kemudian hari.

Dating Jadi Calon Kompetitor Tinder Cs

Facebook
Ilustrasi Facebook (AP Photo/Noah Berger, File)

Kehadiran Dating akan semakin memeriahkan layanan kencan online, yang saat ini didominasi oleh sejumlah aplikasi, seperti Tinder, Hinge dan Bumble.

Facebook dinilai kembali berusaha mencari kesuksesan dengan meniru layanan yang telah ada. Sebelumnya anak usaha Facebook yakni Instagram, merilis fitur Stories yang dituding banyak pihak menyalin ide Snapchat.

Sama seperti Instagram Stories, Dating juga memiliki peluang besar untuk sukses. Hal ini karena aplikasi-aplikasi kencan seperti Tinder, telah lama bergantung pada data Facebook untuk mengoperasikan layanan mereka.

Pengguna aplikasi-aplikasi kencan yang ada sekarang, bisa menghubungkan akun mereka dengan yang ada di Facebook.

Tinder memperlihatkan kepada penggunanya ketika seorang calon potensial memiliki teman yang sama dengan mereka di Facebook. Sampai saat ini, untuk menjadi pengguna Bumble harus memiliki akun Facebook terlebih dahulu.

Match Group, perusahaan yang memiliki layanan kencan online seperti Tinder, OkCupis dan Match.com, tidak tampak khawatir dengan langkah baru Facebook tersebut.

"Apapun yang terjadi, kami akan terus menyenangkan para pengguna melalui inovasi produk dan fokus pada kesuksesan hubungan. Kami memahami kategori ini lebih baik daripada siapapun. Kehadiran Facebook hanya akan memperkuat kita semua," ungkap CEO Match Group, Mandy Ginsberg, pada Mei lalu.

Bos Tinder Sindir Layanan Dating Milik Facebook

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

CEO IAC, Joey Levin, beberapa waktu lalu menyindir langkah Facebook memasuki pasar kencan online. Ia pun menghubungkan rencana tersebut dengan dugaan intervensi Rusia ke pilpres Amerika Serikat (AS) di Facebook. IAC merupakan perusahaan yang menaungi Match Group, yang termasuk Tinder di dalamnya.

"Masuklah (ke layanan kencan). Airnya masih hangat. Produk kalian pasti luar biasa cocok untuk hubungan AS dan Rusia," sindirnya.

Seperti diketahui, Facebook dituduh lengah karena meloloskan penyebar propaganda dari Rusia yang "menyamar" sebagai pengiklan untuk aktif di media sosial tersebut. Diduga pihak Rusia menyebarkan berita-berita palsu saat Pilpres AS 2016.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya