Mengejutkan, Ukuran Matahari Ternyata Lebih Besar dari yang Kita Kira

Setelah diamati astronom NASA, ternyata ukuran Matahari lebih besar dari yang diperkirakan.

oleh Jeko I. R. diperbarui 25 Agu 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2018, 08:00 WIB
matahari
Ilustrasi matahari (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kita tahu ukuran Matahari sangatlah besar. Namun, berdasarkan studi yang dilakukan sejumlah ilmuwan, ukuran matahari ternyata lebih besar dari yang diperkirakan.

Adalah Xavier Jubier dan Ernie Wright, astronom NASA yang meneliti ukuran Matahari dengan sekumpulan data di Solar Dynamics Observatory (SD).

Mereka menyadari hal tersebut saat mengamati gerhana Matahari yang berlangsung di Amerika Serikat (AS).

Baik Jubier dan Wright mengaku, proses pengukuran Matahari bukan perkara mudah. Apalagi, ukurannya berubah-ubah seiring dengan pergantian suhu panas yang tak tentu.

"Mengukur Matahari dengan penggaris ternyata lebih sulit dari yang kami pikir, karena ia benar-benar besar dari yang diperkirakan," ungkap Wright.

Pun demikian, Jubier dan Wright tidak dapat mengestimasikan secara detail berapa ukuran Matahari yang sebenarnya.

Mereka hanya merujuk pada ukuran terakhir yang ditetapkan International Astronomical Union, yang pada saat itu memperkirakan matahari memiliki radius 432.280 mil (695.700 kilometer).

Ukuran Matahari pertama kali diumumkan oleh seorang astronom Jerman bernama Arthur Auwers pada 1891.

Kala itu, ia menggunakan metode photosphere dengan mengamati ukuran Matahari secara langsung. Bedanya, waktu itu ukuran Matahari memiliki radius 432.470 mil (696.000 kilometer).

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

NASA dan Misi Menggapai Matahari

Ilustrasi badai Matahari
Ilustrasi badai Matahari (NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein).

Belum lama ini agensi antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan akan meluncurkan sebuah pesawat luar angkasa tercepat guna mendekati bintang paling dekat dengan Bumi, yakni Matahari.

Pesawat luar angkasa yang dimaksud bernama Parker Solar Probe. Mengutip laman NASA, NASA akan meluncurkan pesawat ini pada Sabtu 11 Agustus 2018 pukul 15.33 EDT atau sekitar Minggu 12 Agustus 2018 dini hari waktu Indonesia.

Peluncuran pesawat luar angkasa ini dilakukan dari landasan peluncuran di Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat.

The Guardians melaporkan, dalam perjalanan menuju Matahari, Parker Solar Probe akan melintasi Venus dan berputar mengelilingi matahari sebelum akhirnya mendekati lapisan terpanas matahari, korona.

Misi Tak Ada Duanya

Detik-Detik Peluncuran Roket NASA ke Matahari
Roket NASA, United Launch Alliance Delta IV Heavy membawa pesawat Parker Solar Probe meluncur ke Matahari dari Frorida, Amerika Serikat, Minggu (12/8). Peluncuran berlangsung dari Kennedy Space Center milik NASA. (AP Photo/John Raoux)

Misi ini disebut-sebut sebagai misi yang tidak ada duanya. Bagaimana tidak, untuk bisa meluncur ke luar angkasa, Parker Solar Probe membutuhkan energi 55 kali lebih banyak dibandingkan untuk perjalanan ke Mars.

Secara ukuran, Parker Solar Probe tidak lebih besar dari mobil keluarga. Pesawat ini akan bertengger di atas roket Delta IV Heavy yang memiliki tinggi 72 meter, lebar 15 meter, dan bisa menampung lebih dari 600 ton bahan bakar.

Dalam perjalanannya, Parker Solar Probe disebut-sebut bakal jauh lebih cepat dibandingkan objek buatan manusia yang pernah ada selama ini. Sekadar diketahui, pesawat ini akan meluncur ke Matahari dengan kecepatan 430.000 mil per jam (mph).

Setelah melintasi Venus pada akhir September, Parker Solar Probe akan mencapai matahari sekitar bulan November dan memancarkan data pertamanya pada Desember.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya