Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengumumkan program Kampus Merdeka belum lama ini. Lewat program tersebut, mahasiswa diberi kesempatan untuk mencari pengalaman baru melalui magang atau mengambil SKS di prodi lain.
Menyusul program ini, Nadiem Makarim membuka kesempatan bagi startup untuk ikut berpartipasi. Alasannya, menurut Nadiem, salah satu kesulitan startup saat ini adalah mencari sumber daya manusia.
Advertisement
Baca Juga
"Masalah yang biasa ditemuin developer itu tidak bisa menemukan orang. Jadi, startup yang punya tim tech, dapat langsung mendaftarkan programnya dan didaftarkan ke Kemendikbud,"Â tutur Nadiem saat menghadiri Digital Economy Summit di Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Setelah mendaftarkan programnya ke Kemendikbud dan diterima, program tersebut dapat langsung diteruskan ke universitas-universitas di Indonesia. Dengan cara ini, selain startup dapat mencari talenta baru, para mahasiswa juga mendapat pengalaman.Â
Anjurkan Perguruan Tinggi Memiliki Praktisi
Nadiem juga mengatakan Kemendikbud juga memiliki strategi lain untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa. Mantan CEO dan pendiri Gojek itu menyebut Kemendikbud kini menganjurkan agar perguruan tinggi memiliki pengajar dari praktisi.
Dengan kehadiran praktisi di kampus, Nadiem berharap mahasiswa dapat mengetahui kondisi dunia nyata dan kerja, selain mengetahui informasi dari pengajaran dalam kelas.
"Jumlah praktiksi yang bekerja di dunia nyata dan mengajar di kampus nantinya akan menjadi metrik performa universitas,"Â ujar Nadiem mengakhiri pembicaraan. Untuk diketahui, Kampus Merdeka merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar.
Salah satu yang kebijakan yang diusung adalah otonomi bagi perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) untuk membuka atau mendirikan program studi (prodi) baru.
(Dam/Why)Â
Advertisement