Gandeng Jejak.in, Gojek Rilis Fitur GoGreener Carbon Offset

Gojek bekerja sama dengan startup Jejak.in merilis fitur baru, GoGreener Carbon Offset, di dalam aplikasinya.

oleh Andina Librianty diperbarui 14 Sep 2020, 15:19 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 15:18 WIB
Ilustrasi Gojek, Aplikasi Gojek.
Ilustrasi Gojek, Aplikasi Gojek. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Gojek bekerja sama dengan startup Jejak.in merilis fitur baru, GoGreener Carbon Offset, di dalam aplikasinya.

Melalui fitur ini, para pengguna Gojek dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan, kemudian mengkonversikannya menjadi penanaman sejumlah pohon untuk penyerapan karbon.

Untuk memotivasi pengguna dalam menggunakan fitur ini, Gojek akan menggandakan jumlah pohon yang ditanam pada enam bulan pertama sejak peluncuran

Kolaborasi teknologi Gojek dan Jejak.in diklaim membuat kegiatan penanaman pohon untuk carbon offset menjadi lebih mudah, transparan, dan berkelanjutan.

Para pengguna Gojek dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan setiap harinya, dan memilih opsi untuk melakukan penyerapan jejak karbon tersebut.

Hasil kalkulasi masing-masing penguna akan dikonversi menjadi jumlah pohon yang perlu ditanam untuk penyerapan jejak karbon yang dihasilkan.

"Ini adalah satu program yang saya sangat saya suka. Misinya sejalan dengan visi kami sebagai perusahan yang peduli terhadap dampak sosial. Kami menggandneg Jejak.in untuk bergabung dengan ekosistem kami, dan memperluas dampak positif," ungkap Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi, dalam acara peluncuran GoGreener Carbon Offset secara online pada Senin (14/9/2020).

CEO & Founder Jejak.in, Arfan Arlanda, berharap akan semakin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dan melindungi kekayaan hayati dengan inovasi teknologi.

"Sehingga, inovasi ini bisa dikembangkan secara berkelanjutan dalam skala yang lebih luas," tuturnya.

Jejak.in memiliki sistem sensus berbasis software untuk mengelola pohon dan tanaman. Sistem perawatan pohon dilakukan dengan data realtime dan analisis.

Proses Penanaman Pohon

Hutan mangrove. Kementerian KKP
Hutan mangrove. Kementerian KKP

Pohon yang terkumpul akan ditanam oleh mitra konservator Gojek dan Jejak.in, yaitu Lindungi Hutan, sebuah platform penggalangan dana online khusus untuk konservasi hutan dan lingkungan.

Tim Lindungi Hutan akan melakukan penanaman, pemantauan pertumbuhan pohon, serta laporan evaluasi berkelanjutan yang dapat diakses oleh pengguna Gojek.

Pengguna cukup masuk ke aplikasi Gojek, kemudian memilih shuffle card Jejak.in dari halaman utama. Setelah itu, konsumen bisa menghitung jejak karbon yang dihasilkan setiap hari, dan membeli pohon untuk penyerapan jejak karbon. Pembayaran dilakukan melalui GoPay.

Di fase pertama, pohon akan ditanam di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, DKI Jakarta, Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa, dan Konservasi Laskar Taman Nasional Mangrove Park Bontang, Kalimantan Timur. Pohon mangrove akan ditanam di tiga lokasi tersebut.

"Untuk tahap awal baru di tiga lokasi tersebut, dan ini masih fase I. Nanti akan diperluas," jelas Program Manager GoGreener Carbon Offset, Yoanita Simanjuntak.

 

Metode Penghitungan

Metode penghitungan jejak karbon dan penyerapan dengan pohon yang digunakan, mengacu pada rekomendasi ilmiah berdasarkan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, serta berbagai referensi dari Intergovernmental Panel on Climate Change Guidelines (IPCC).

Parameter yang digunakan untuk menghitung jejaring karbon meliputi jarak tempuh, konsumsi bahan bakar, dan faktor emisi. Konversi jejak karbon yang dapat diserap oleh satuan pohon mangrove menggunakan asumsi pertumbuhan pohon dalam satu tahun.

Data aktual maupun data forecasting akan ditampilkan dalam laporan serapan karbon.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya