Upaya WhatsApp untuk Tangkal Peredaran Hoaks dan Spam

Communications Director WhatsApp APAC, Sravanthi Dev mengungkapkan deretan upaya WhatsApp menekan penyebaran hoaks dan spam di aplikasinya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 27 Okt 2020, 15:44 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 15:40 WIB
Ilustrasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Webster2703 via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp menegaskan sangat serius mengatasi peredaran spam dan misinformasi. Hal itu diungkapkan oleh Communications Director WhatsApp APAC, Sravanthi Dev dalam acara Sharing Session yang digelar Liputan6.com.

"WhatsApp sebenarnya didesain untuk percakapan pribadi antar dua orang pengguna, bukannya mengirimkan pesan secara massal," tutur Sravanthi saat event virtual yang diadakan pada hari ini, Selasa (27/10/2020).

Untuk itu, WhatsApp telah melakukan sejumlah langkah guna menangkal penyebaran pesan spam. Salah satunya adalah perusahaan menggunakan Machine Learning untuk mengenali aktivitas mencurigakan dari akun yang ditengarai penyebar spam.

"Kami memblokir lebih dari dua juta akun setiap bulannya. Kami juga menerima dan memproses laporan dari pengguna mengenai akun-akun bermasalah," kata Sravanthi menjelaskan.

Sementara untuk mengatasi misinformasi yang disebar lewat WhatsApp, sejak tahun lalu aplikasi olah pesan ini memang sudah membatasi fungsi forward (meneruskan) hanya berlaku untuk lima akun dalam satu waktu.

Dengan cara ini, kata Sravanthi, jumlah pesan yang diteruskan mampu berkurang hingga 25 persen. Pengguna juga dapat mengetahui pesan mana yang lebih sering diteruskan lewat tanda panah yang ada di pesan tersebut.

"Lalu, kini ada pembatasan pesan yang hanya dapat dilakukan satu akun dalam waktu telah mengurangi jumlah forward pesan hingga 70 persen," ujar Sravanthi melanjutkan.

Kemampuan ini sendiri baru diterapkan sejak 2020. Tidak hanya itu, WhatsApp juga bekerja sama dengan sejumlah instansi dan komunitas dalam menangkal hoaks yang beredar. Bentuk kerja sama itu dilakukan dengan berbagi cara, seperti menyalurkan hibah senilai USD 1 juta kepada Jaringan Internasional Penguji Fakta (IFCN).

Sementara di Indonesia, WhatsApp meluncurkan chatbot bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan International Fact Checking Network untuk melawan misinformasi.

"Upaya memberantas hoaks dan misinformasi bukan pekerjaan satu pihak saja, sehingga kami akan terus melakukannya bersama dengan komunitas dan pegiat lain, termasuk menekankan pentingnya isu ini," tutur Sravanthi menutup pernyataannya.

Video 'India Is Doing It' yang Beredar di WhatsApp Bisa Retas Ponsel, Fakta atau Hoaks?

Ilustrasi WhatsApp, Aplikasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp, Aplikasi WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Di samping itu, pada beberapa WhatsApp Group ramai pesan berantai berisi highlight video bertajuk "India is doing it". Di dalam pesan tersebut berisi imbauan jangan membuka video itu karena berisiko peretasan.

"Kasih tahu yang lain ya jika menerima video di WA yang berjudul India is doing it, yang menunjukkan bagaimana grafik Covid-19 di India sudah mendatar, jangan dibuka, itu akan nge-hack hp kamu dalam 10 detik dan tak akan dapat dihentikan," demikian isi pesan tersebut.

Untuk meyakinkan isi pesan itu, si penyebar pesan menambahkan, "Kirim pesan ini ke keluarga dan teman. Info dari temen polisi."

Apakah pesan yang beredar di WhatsApp ini benar atau cuma hoaks?

Mengutip laman Full Fact, Senin (26/10/2020), tim cek fakta India BOOM menemukan bahwa pesan tersebut adalah hoaks.

Mereka bahkan menyebutkan pesan yang sangat mirip sempat beredar pada awal 2020, dengan menyebutkan nama Argentina.

Tim cek fakta lainnya yaitu Snopes, Africa Check, dan Chequeado (yang berbasis di Argentina) juga memeriksa pesan tentang negara tersebut, yang kata-katanya hampir identik dengan pesan yang lebih baru, dan ternyata pesan itu juga hoaks.

Mereka bahkan tidak menemukan bukti kalau video yang beredar di WhatsApp itu benar-benar ada dan juga tidak menemukan korban peretasan.

Fitur WhatsApp Advanced Search Resmi Hadir Hari Ini, Cek Cara Pakainya

WhatsApp, Logo WhatsApp.
WhatsApp, Logo WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

beberapa pekan lalu, WhatsApp juga kedatangan fitur baru, yakni Advanced Search atau pencarian tingkat lanjut. Kehadiran fitur ini sebenarnya sudah diketahui sejak April 2020, tapi baru kini tersedia untuk seluruh pengguna.

Dikutip dari Android Authority, Rabu (7/10/2020), fitur ini memungkinkan pengguna WhatsApp mencari media, seperti foto, video, audio, dokumen, hingga GIF lain dengan lebih mudah.

Hal itu dimungkinkan sebab kini kolom pencarian dibuat lebih spesifik, sehingga pengguna dapat langsung memilih file yang ingin dicari. Mengingat sebelumnya, pencarian di WhatsApp hanya dapat dilakukan untuk teks saja.

Untuk memanfaatkan fitur ini, caranya pun terbilang mudah. Pengguna tinggal mengetuk ikon pencarian yang ada di pojok kanan atas aplikasi.

Setelah itu, filter pencarian spesifik akan muncul, mulai dari foto, GIF, audio, hingga dokumen. Lalu, pengguna WhatsApp tinggal memilih file yang ingin dicarinya dan mengetik kata kunci pencarian.

Nantinya, hasil pencarian tidak hanya akan menampilkan pesan yang berhubungan dengan kata tersebut, melainkan juga file yang dikirimkan bersama dengan kata pencarian tersebut. Bagaimana, mudah bukan?

(Dam/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya