Transformasi Digital Berbasis Data Penting untuk Perusahaan Majukan Bisnis

Pembahasan soal transformasi digital berbasis data ini diungkapkan oleh Chief Product Officer Tableau Francois Ajenstat dalam event Tableau Live Asia Pacific.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 16 Mei 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Data Analyst
Ilustrasi Data Analyst. Kredit: PhotoMIX-Company via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi harus diakui telah membawa perubahan bagi pelaku bisnis yang berujung pada akselerasi tranformasi digital. Namun tidak sekadar transformasi digital, Chief Product Officer Tableau Francois Ajenstat mengatakan perubahan yang dimaksud adalah transformasi data.

"Semua data ini dapat dan harus dimanfaatkan membantu Anda untuk memajukan bisnis. Data adalah keunggulan kompetitif. Apa yang telah kita lihat lewat pandemi adalah penggunaan data secara efektif menjadi pembeda antara bisnis yang berkembang dan bertahan," tuturnya dalam event Tableau Live Asia Pacific.

Menurut Francois, di dunia baru ini, setiap orang adalah orang dengan data, setiap proses adalah proses data, dan setiap perusahaan adalah perusahaan data. Untuk itu, perusahaan perlu menempatkan sistem analitik dalam aliran bisnis untuk menghasilkan data yang dapat ditindaklanjuti.

Dalam hal ini, Tableau membantu perusahaan untuk menyederhanakan proses analitik tersebut. Jadi, Tableau hadir dengan solusi panel tunggal yang dapat membantu perusahaan mengelola dan menganalisis semua data miliknya.

"Kami akan memudahkan Anda membuka kunci, menganalisis, dan menindaklanjuti data dari database cloud ke API data local atau ke aplikasi. Semua tersedia di Tableau dengan satu klik," ujarnya melanjutkan.

Francois melanjutkan, Tableau dapat membantu perusahaan mengelola semua data tersebut dengan keamanan, tata kelola, hingga wawasan yang sesuai kebutuhan. Tableau juga hadir dengan sistem yang terintergasi Salesforce untuk memudahkan perusahaan melihat gambaran lengkap para pelanggan.

Tableau juga mendukung kolaborasi dengan sistem lain, seperti Microsoft Teams dan Slack. Dengan cara ini, perusahaan dapat langsung memulai percakapan sekaligus mengambil tindakan berdasarkan data yang diperoleh dalam satu platform.

"Sekarang Anda dapat berbicara dengan data. Ini akan menjadi game changer. Mereka mengubah cara Anda berinteraksi dengan data dan tool kolaborasi memungkinan hal tersebut," ujar Francois menjelaskan.

Tidak hanya itu, Tableau juga mengembangkan teknik kecerdasan buatan di luar data science, sehingga memungkinkan mereka menganalisis dan menjawab pertanyaan dengan lebih baik. Cara ini, menurut Francois, memungkinkan perusahaan berinteraksi dengan data, layaknya melakukan penelusuran di Google.

 

Perusahaan Berbasis Data Lebih Optimistis Hadapi Masa Depan

Ilustrasi Data, Data Center
Ilustrasi Data, Data Center. Kredit: Ian Battaglia via Unsplash

Sebelumnya, JY Pook mengatakan perusahaan di Asia Pasifik saat mengincar pertumbuhan. Dan, banyak dari mereka telah menyadari data merupakan kebutuhan yang dapat menggerakan perubahan perusahaan sekaligus mewujudkan peluang di masa depan.

"Karena perusahaan yang membuat keputusan berdasarkan data akan lebih percaya diri dan optimistis," tuturnya. Hal ini turut didukung dengan laporan YouGov yang menyebut perusahaan berbasis data di Asia Pasifik dan Jepang dua kali lebih optimistis, ketimbang perusahaan yang tidak berbasis data.

Menurutnya, berbekal data yang dimiliki, perusahaan dapat bereaksi lebih cepat dan lebih cerdas. Tidak hanya itu, mereka juga dapat berkolaborasi dengan lebih baik.

"Data dapat membuka inovasi dan customer value untuk memberikan pengalaman lebih luas, dan keterlibatan lebih dalam dengan pelanggan. Hal ini mendorong outcome bisnis yang lebih baik," ujar JY Pook menjelaskan.

Namun untuk mulai menjadi perusahaan berbasis data, JY Pook menekankan beberapa hal penting. Salah satunya adalah memikirkan tentang tools yang akan digunakan untuk semua orang sekaligus melihat apakah mereka memahami data yang dimiliki.

Selain itu, perusahaan juga harus mengetahui cara memanfaatkan data yang ada di organisasi. Terakhir, perusahaan harus mengetahui kesulitan dari teknologi yang akan diterapkan di organisasinya.

Dalam hal ini, JY Pook mengatakan perusahaan memerlukan fleksibilitas dan agility dalam teknologi yang dipakainya, sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan. "Harus dipahami, transformasi data ini bukan proses linear, melainkan sesuatu yang terus berkembang," ucapnya mengakhiri.

(Dam/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya