Platform E-Groceries Pasarnow Siap Ekspansi dengan Investasi Rp 47 Miliar

Platform e-Groceries multisaluran yang berbasis di Indonesia, Pasarnow, mengumumkan telah meraih pendanaan tahap awal (seed funding) senilai USD 3,3 juta atau sekitar Rp 47 miliar.

oleh M Hidayat diperbarui 08 Sep 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 12:45 WIB
Ilustrasi pendanaan startup, funding startup, dolar, uang dolar, uang
Ilustrasi pendanaan startup, funding startup, dolar, uang dolar, uang. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Platform e-Groceries multisaluran yang berbasis di Indonesia, Pasarnow, mengumumkan telah meraih pendanaan tahap awal (seed funding) senilai USD 3,3 juta atau sekitar Rp 47 miliar.

Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari SMDV, Skystar Capital, Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, dan sejumlah angel investors.

Didirikan pada 2019 oleh James Rijanto, Donald Wono, dan Cindy Ozzie, Pasarnow berfokus untuk menyederhanakan rantai pasok di sektor bahan makanan segar yang kompleks di Indonesia serta menawarkan produk makanan berkualitas tinggi dan segar kepada pelanggan melalui platform multisaluran.

"Memastikan kesegaran produk saat sampai di pelanggan merupakan sebuah tantangan besar bagi pelaku bisnis di sektor bahan makanan segar. Produk makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan daging beku mudah rusak, sehingga membutuhkan pengiriman yang cepat dengan kontrol suhu yang terjaga, dan akhirnya menyebabkan tingginya biaya logistik," ujar James Rijanto, CEO dan Co-founder Pasarnow.

Itu sebabnya, kata James, Pasarnow banyak berinvestasi di teknologi dan infrastruktur operasional untuk memecahkan masalah ini. Selain itu, James mengatakan platform multisaluran membantu perusahaan mencapai skala ekonomis lebih cepat dan menciptakan efisiensi lebih baik dari sisi operasional.

Pasarnow menggunakan sistem pemesanan multisaluran dalam satu aplikasi di mana ada dua kategori segmen pelanggan, yakni B2B dan B2C. Setiap saluran menawarkan harga, promosi, dan fitur utama yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.

Sistem Pasarnow mengumpulkan semua riwayat pesanan untuk menghasilkan prediksi permintaan pasar, sehingga lebih dari 1.000 mitra petani dan pemasok Pasarnow dapat merencanakan dan mengoptimalkan jadwal panen mereka secara lebih baik. Dengan begitu, Pasarnow dapat menawarkan bahan makanan berkualitas tinggi dan segar dengan harga terbaik kepada pelanggan dan meminimalkan jumlah bahan segar terbuang.

 

Nilai Pasar Ritel

Nilai pasar ritel bahan makanan di Indonesia diperkirakan mencapai USD 108 miliar pada tahun 2019, tetapi online grocery baru berkontribusi kurang dari 1 persen. Namun, online grocery diperkirakan akan meningkat meningkat sekitar USD 13 miliar pada tahun 2025.

Dengan peluang besar tersebut, serta didorong oleh perubahan perilaku pelanggan ke belanja bahan makanan secara online karena pandemi COVID-19, Pasarnow telah memperluas wilayah operasinya ke kota-kota lain dan mengklaim mengalami peningkatan order dari segmen B2C hingga 400 persen.

"Saat ini, Pasarnow beroperasi di Jabodetabek dan Bandung dengan lebih dari 100 karyawan dan 200 pekerja harian dan mitra pengemudi," kata Donald Wono, CTO dan Co-founder Pasarnow.

Ekspansi Operasional

Pendanaan ini akan digunakan Pasarnow untuk terus meningkatkan ekspansi operasional dan memperkuat solusi end-to-end bagi rantai pasok bahan makanan demi mencapai visi perusahaan untuk menjadi platform e-groceries multisaluran pertama di Indonesia. Pasarnow akan menambah wilayah operasionalnya di kota-kota baru baru, merekrut talenta, meningkatkan infrastruktur data dan teknologinya serta membangun gudang mikro, Frontline Mini Hubs (FMH).

Untuk melengkapi 10 hub yang saat ini sudah tersebar di Jabodetabek, FMH akan dibangun di daerah padat penduduk dan dilengkapi dengan alat penyimpanan khusus bahan makanan segar dan beku sehingga memungkinkan Pasarnow untuk memberikan layanan pengiriman instan ke pelanggan.

Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures, mengatakan perubahan perilaku belanja konsumen akibat pandemi COVID-19 memberikan tantangan baru di industri bahan makanan.

"Pelanggan menuntut produk segar dan berkualitas tinggi setiap hari di tengah rantai pasok bahan makanan yang kompleks. Pasarnow hadir untuk mengatasi tantangan tersebut dengan menghilangkan inefisiensi lewat model bisnis berbasis data," kata Willson.

Sementara Abraham Hidayat, Managing Partner Skystar Capital, menyatakan dukungannya ke tim Pasarnow sejak awal dan telah melihat bagaimana "mereka dapat menggunakan kerja sama tim, ketangguhan, dan kecerdasan mereka untuk menciptakan solusi ke berbagai masalah".

Infografis 4 Unicorn di Indonesia

Infografis 4 Unicorn di Indonesia
Infografis 4 Unicorn di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya