Harga Bitcoin Anjlok, Ini Kata CEO Indodax

Turunnya harga Bitcoin jangan sampai memunculkan anggapan negatif berupa akhir dari tren aset kripto.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Sep 2021, 13:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 13:30 WIB
Bitcoin - Image by Aaron Olson from Pixabay
Bitcoin - Image by Aaron Olson from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang kripto Bitcoin diterpa kabar soal penurunan harga. Isu itu buntut dari aksi jual akibat adanya kekhawatiran efek penularan China Evergrande Group dan investor yang fokus pada arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.

Meskipun begitu, CEO Indodax Oscar Darmawan, menganggap wajar soal penurunan Bitcoin. Ia mengatakan bahwa hal ini jangan sampai memunculkan anggapan negatif berupa akhir dari tren aset kripto.

Dalam siaran persnya, Kamis (23/9/2021), Oscar mengatakan bahwa naik turunnya harga aset kripto didasari oleh hukum permintaan penawaran dan tren berita apakah sedang positif atau negatif.

"Namun saya rasa penurunan ini masih dalam batas wajar mengingat Bitcoin masih berpotensi meningkat lagi," ujarnya.

"Saya ambil contoh, beberapa bulan lalu Bitcoin sempat anjlok sampai menyentuh angka US$ 30 ribu, tapi nyatanya beberapa bulan kemudian bisa menyentuh angka US$ 50 ribu lagi," sambungnya. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Diskon

Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Menurut Oscar, hal ini tidak hanya terjadi pada Bitcoin, tetapi juga aset kripto lain seperti Ethereum. "Masih ada potensi bullish lagi," imbuhnya.

Oscar mengatakan, fenomena ini sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para investor untuk membeli Bitcoin dengan "harga diskon."

"Investasi itu kan pada dasarnya adalah membeli sesuatu (dalam hal ini adalah kripto) di saat murah, dan menjualnya di saat mahal. Bukan sebaliknya. Sesederhana itu sebenarnya," katanya.

"Setelah membeli, lalu disimpan, dan dijual saat harga naik atau kembali menembus level tertingginya seperti di beberapa bulan lalu, Bitcoin sempat menembus all time high-nya di US$ 60 ribu," Oscar melanjutkan.


Masih Ada Pihak yang Membeli Bitcoin

Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Indodax juga menyebutkan bahwa meski pasar sedang merah dalam beberapa hari terakhir, namun masih ada pihak-pihak yang membeli bitcoin, seperti El Salvador yang dua pekan lalu secara resmi menyatakan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.

Selain itu, Paypal juga dikabarkan telah menyediakan fitur perdagangan Bitcoin, Ethereum, Litecoin, dan Bitcoin Cash untuk penggunanya di Inggris.

Oscar pun menyebut bahwa hal ini baik untuk pertumbuhan aset kripto, mengingat sudah lebih banyak perusahaan finansial yang mengizinkan perdagangan aset kripto.

Oscar menganggapi bahwa inovasi-inovasi dari perusahaan finansial tersebut akan sedikit banyak ditiru oleh perusahaan finansial lainnya.

Indodax melaporkan bahwa di bulan September 2020, harga Bitcoin menyentuh US$11.900,39 per koin atau setara Rp 173,75 juta. Saat ini, harganya menyentuh di angka US$43.246,39 per koin atau setara Rp 615,757 juta.

"Ini membuktikan bahwa bitcoin bukanlah investasi jangka pendek," tulis mereka.

(Dio/Isk)


Infografis Bitcoin

Lipsus Bitcoin
Infografis bitcoin (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya