Bukalapak dan Kemenkop UKM Gelar Roadshow Dorong Transformasi Digital UMKM

Dalam program bertajuk Roadshow Klinik UMKM ini, Bukalapak dan Kemenkop UKM bekerja sama dengan sejumlah mitra, seperti LPDB, Smesco, Kartu Prakerja, dan ICCN.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 02 Nov 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) resmi menggelar program baru bertajuk Roadshow Klinik UMKM-Berdayakan UMKM Lahirkan Pahlawan Digital Baru. Program ini didukung sejumlah mitra seperti LPDB, Smesco, Kartu Prakerja, dan ICCN.

Adapun program ini digelar untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional lewat UMKM, sekaliguss menjembatani kesenjangan bisnis offline Indonesia dan ekonomi digital. Jadi, program ini berupaay mengatasi kesulitan dan tantangan para UKMM lewat pelatihan seputar akses bisnis, pembiayaan, dan akses pemasaran.

Rangkaian awal program ini dilakukan dengan pelatihan UMKM offline di Kota Dumai, Kepulauan Riau. Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, saat ini memang sudah 15,9 juta UMKM yang terhubung dalam ekosistem digital, meningkat hampir 100 persen dibanding sebelum pandemi.

"Namun, tidak cukup hanya mengakselerasi hadirnya UMKM di platform digital. Perlu adanya pendekatan ekosistem dari hulu ke hilir dan pendampingan agar dapat mengoptimalkan sepenuhnya platform digital," tutur Teten saat pembukan program Roadshow Klinik UMKM ini.

Oleh sebab itu, Deputi Kewirausahaan Kemenkop UKM, Siti Asizah menuturkan, Kemenkop UKM secara langsung bekerja sama dengan platform e-commerce untuk membuka akses pasar UMKM pada ratusan pengguna setiap bulan.

Meski memang ada perkembangan, perjalanan untuk mencapai pertumbuhan digital dan target nasional sebesar 30 juta UMKM dalam ekosistem digital masih panjang. CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin menuturkan, ada beberapa tantangan yang dihadapi UKMM, terutama yang berada luar kota besar di Indonesia.

Tantangan yang dihadapi mulai dari tidak adanya infrastruktur, kurangnya permodalan, tidak meratanya adopsi teknologi, hingga minimnya inkulsi keuangan. Untuk itu, ia berharap program ini dapat membantu para UMKM mengatasi tantangan tersebut.

"Semoga para peserta UMKM yang mengikuti kegiatan ini dapat memperoleh manfaat serta memaksimalkan potensi yang mereka miliki, sehingga kita bisa bersama-sama membangun perekonomian negara kita," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (2/11/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Agen Logistik Jadi Solusi Mitra Bukalapak Koneksikan Indonesia

Bukalapak
Ilustrasi logo Bukalapak. (Ist.)

Di sisi lain, seperti diketahui, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar. Ada lebih dari 17.500 pulau, terbentang hingga 5.000 km dari barat ke timur dan 1.800 km dari utara ke selatan.

Hal ini jadi tantangan bagi pengiriman barang ke seluruh Indonesia. Meski harus diakui ada potensi nilai cukup besar di baliknya, sebesar USD 80 miliar atau Rp 1,136 triliun pada 2020. Nilai ini diperkirakan tumbuh hingga USD 140 miliar (Rp 1,989 triliun pada 2026.

Menurut President Bukalapak, Teddy Oetomo, dalam kondisi pandemi, industri e-commerce mengalami perkembangan positif. Peran teknologi makin besar dalam membantu seluruh pemangku kepentingan, dari pihak yang mengirimkan barang, jasa pengiriman, pemilik gudang, hingga pedagang.

Namun karena Indonesia negara kepulauan, sistem multi moda menggunakan transportasi darat dan laut, serta gudang sangat dibutuhkan untuk melayani kebutuhan seluruh kawasan di Indonesia.

Untuk memperlancar transportasi pemerintah meningkatkan kualitas jalan tol. Salah satunya, perjalanan Jakarta-Surabaya dengan jarak 800 Km kini bisa ditempuh dalam waktu 10 jam melalui Jalan Tol Trans Jawa.

"Meski begitu, ada satu tantangan yang belum terselesaikan, yaitu menentukan titik drop off atau pengambilan barang atau kantor cabang jasa logistik," kata Teddy dalam keterangan.

Ia juga menyebut, penyediaan titik pengambilan barang offline dalam jumlah besar jadi tantangan, terutama bagi perusahaan logistik.

Teddy mencatat, Indonesia yang terdiri dari 270 juta jiwa hanya memiliki 4.800 kantor pos. Tantangan lainnya, meski ada lebih dari 100 bank komersial, hanya terdapat kurang dari 30.000 kantor cabang bank dan 10.000 ATM.

"Menghubungkan seluruh wilayah yang berkontribusi terhadap dua pertiga GDP Indonesia menjadi sangat sulit, solusinya adalah dengan warung," katanya.

Bukalapak dan UMKM

Sekadar informasi, Indonesia memiliki 64 juta UMKM dan Bukalapak terhubung dengan 8 juta pemilik warung. 90 persen dari mereka hanya memiliki 1 aplikasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan, yakni Mitra Bukalapak.

"Kami ingin menjalin kemitraan lainnya, dan melihat 64 juta pelaku UMKM sebagai pelanggan dan rekan bisnis kami di masa depan. Mitra Bukalapak baru-baru ini menambahkan jasa layanan lainnya, yakni Agen Logistik," kata Teddy.

Agen Logistik diyakini bisa membantu rekanan logistik Bukalapak terhubung ke jutaan titik penjemputan barang tanpa harus investasi dalam jumlah besar.

"Hal ini membantu mitra kami mendapat penghasilan tambahan dan mendorong pertumbuhan bisnis dengan menjadi penghubung penting dalam rantai logistik," ujarnya.

Para warung nantinya berperan sebagai titik penjemputan barang bagi pelanggan di pedesaan yang ingin mengirim barang. Sekaligus sebagai titik pengiriman barang bagi perusahaan logistik yang ingin melakukan pengiriman barang ke area tersebut.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya