NASA Kirim Ragi ke Luar Angkasa, Buat Apa?

NASA mengirimkan sampel ragi ke luar angkasa dan dibawa pulang lagi ke Bumi setelahnya, kira-kira untuk apa?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Feb 2023, 12:39 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2023, 12:00 WIB
ragi
ilustrasi ragi/copyright by HandmadePictures from Shutterstock

Liputan6.com, Jakarta - NASA belum lama ini mengirim ragi ke luar angkasa, demikian dilaporkan oleh CBC. Dalam kolaborasi antara Agensi Antariksa Amerika Utara dengan University of British Columbia (UBC), ragi dikirimkan ke luar angkasa pada misi Artermis 1 NASA ke Bulan pada 16 November 2022.

Roket pada misi tersebut membawa serta sebuah kotak berisi sampel ragi dan ganggang sebagai bagian dari proyek yang dipimpin oleh ilmu farmasi UBC.

Mengapa kirim ragi? Mengutip Tech Times, Minggu (15/1/2023), tujuan pengiriman ragi adalah untuk melihat bagaimana sampel ragi, yang kembali pada 11 Desember 2022 saat terpapar radiasi kosmik.

Ragi dipakai karena memiliki susunan genetik yang mirip dengan manusia. Tujuan utamanya di sini adalah menemukan cara untuk melindungi astronaut dan calon anggota koloni ruang angkasa masa depan dari sinar berbahaya.

NASA kemungkinan memiliki rencana untuk membuat permukiman permanen di bulan pada 2030. Selain itu, misi Artermis NASA akan mengirim manusia ke bulan pada 2030.

Ragi dan ganggang, diketahui memiliki 70 persen gen yang sama dengan manusia, seperti gen RAD51 yang penting dalam membuat protein untuk memperbaiki DNA.

Dengan sampel tersebut, ada potensi bahwa ilmuwan dapat membuat obat yang akan memberikan mRNA RAD 51 tambahan kepada orang-orang yang pergi ke luar angkasa untuk membantu mereka tetap aman.

Dampak Sinar Kosmik Pada Manusia

Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Brian McGowan/Unsplash)
Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Brian McGowan/Unsplash)

Radiasi kosmik bisa berbahaya karena medan magnet Bumi-lah yang melindungi manusia dari radiasi matahari dan bintang. Namun, pergi ke atas atmosfer berarti astronaut kehilangan banyak perlindungan itu.

Selama misi, tingkat radiasi astronaut dipantau, batas paparan mereka mengenai berapa lama mereka tinggal di luar angkasa juga dipantau.

Hasil dari sampel akan memakan waktu lama karena harus menjalani proses yang ketat. Pertama, DNA harus diekstraksi, pengujian reaksi berantai polimerase dilakukan, dan kemudian gen akan diurutkan dan dibandingkan dengan sampel mereka yang tidak meninggalkan atmosfer.

Layak untuk Lindungi Astronaut di Masa Depan

Badai Florence dari Satelit NASA
Gambar yang disediakan oleh NASA memperlihatkan Badai Florence di atas Samudra Atlantik terlihat dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, Rabu (12/9). Badai Florence ini berpotensi membawa gelombang tinggi, hujan deras dan banjir parah. (HO / NASA / AFP)

Prosesnya bisa memakan bertahun-tahun hingga penelitian ini selesai. Namun, hal tersebut cukup layak dijalani dengan astronaut di masa depan.

Ragi juga dipakai untuk percobaan karena mudah digunakan, akurat, dan murah. Selain memiliki susunan genetik yang mirip dengan manusia, ragi juga dianggap lebih fleksibel dan tidak rumit mengenai gennya.

Ragi Bisa Dipakai untuk Tentukan Obat yang Pas?

ragi kering
Ilustrasi ragi kering./Copyright shutterstock.com/g/PHATRAPORN+WIPHUSIT

Dengan penelitian ini, para ilmuwan ingin melihat apakah ragi bisa membantu mereka dalam menciptakan perawatan obat kombinasi.

Ragi sebelumnya digunakan untuk menemukan perawatan obat kombinasi untuk penyakit, seperti pengobatan superbug MRSA yang kebal antibiotik.

Ilmuwan berharap sampel ragi akan membantu mereka lebih memahami kerusakan radiasi kosmik pada manusia. Mereka memahami, ini hanya satu langkah menuju obat potensial yang bisa melindungi manusia.

(Tin/Isk)

infografis negara asgardia
Asgardia, Negara di Luar Angkasa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya