Liputan6.com, Jakarta - Penelitian baru oleh para astronom mengungkap ada sinyal radio aneh datang dari exoplanet atau planet di luar sistem tata surya manusia.
Baca Juga
Sinyal radio aneh ini mengindikasikan adanya medan magnet, seperti di Bumi. Di Bumi, medan magnet berfungsi untuk melindungi makhluk hidup dari sinar matahari, menarik jarum kompas ke utara, hingga menciptakan aurora.
Advertisement
Baru-baru ini, pengamatan dari teleskop radio Very Large Array (VLA) di New Mexico mengungkap bukti adanya medan magnet di exoplanet berbatu YZ Ceti b, yang mengorbit sebuah bintang berjarak sekitar 12 tahun cahaya dari Bumi.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 3 April di jurnal Nature Astronomy, sebagai mana dikutip Live Science, Rabu (5/4/2023), ini merupakan kemungkinan deteksi medan magnet pertama di luar tata surya manusia.
"Penelitian ini tidak hanya menunjukkan bahwa exoplanet berbatu ini kemungkinan memiliki medan magnet, tetapi juga menghadirkan metode yang menjanjikan untuk menemukan lebih banyak hal," kata penulis jurnal Joe Pesce yang merupakan Direktur Nasional Radio Astronomy Observatory.
Sekadar informasi, medan magnet di luar tata surya manusia menjadi hal yang sangat menarik bagi para astronom. Hal ini karena medan magnet jadi bagian penting yang membuat sebuah planet dianggap layak huni.
Tanpa medan magnet, partikel energi dari sebuah bintang bisa mengikis atmosfer planet serta mengikis lapisan gas yang bisa menopang kehidupan makhluk hidup.
Ternyata Exoplanet Itu Tak Layak Huni
"Pencarian dunia yang berpotensi layak huni atau yang menopang kehidupan di tata surya lain sebagian bergantung pada kemampuan untuk menentukan apakah exoplanet yang berbatu dan mirip Bumi itu benar-benar memiliki medan magnet," tutur Pesce.
Lebih lanjut, YZ Ceti b bukanlah planet yang layak huni. Untuk mendeteksi gelombang radio dari exoplanet kecil dan jauh, para astronom harus melihat contoh yang sangat ekstrim.
YZ Ceti b cukup dekat dengan bintangnya, jarak tersebut dianggap terlalu dekat sehingga suhu di exoplanet ini tidak layak bagi kehidupan. Selain itu, YZ Ceti b juga mengorbit dengan kecepatan sangat cepat, sehingga satu tahun di sana setara dengan hari di Bumi.
Para peneliti menyebut, jarak yang cukup dekat tersebut membuat kemungkinan bahwa exoplanet tersebut membajak material yang terlepas dari bintangnya.
Advertisement
Kemungkinan Aurora di Bintang, Bukan Medan Planet Milik si Exoplanet
Dalam hal ini, medan magnet mendorong plasma bermuatan listrik kembali ke bintang, yang kemudian berinteraksi dengan medan magnet bintang itu sendiri, sehingga memancarkan kilatan energi terang.
Para peneliti beranggapan, pada dasarnya, gelombang radio yang diamati tim adalah aurora di bintang, yang kemungkinan besar diciptakan oleh interaksi dengan planet.
"Seharusnya ada aurora juga di planet ini, jika memiliki atmosfer sendiri," tutur Astronom dari University of Colorado, Sebastian Pineda, yang merupakan salah satu peneliti di tim tersebut.
Temuan Medan Magnet di Exoplanet Tetap Akan Dipelajari Lebih Lanjut
"Ini menginformasikan ke kami, sebuah hal baru tentang lingkungan di sekitar bintang. Gagasan ini kami sebut cuaca antariksa ekstrasurya," tuturnya.
Dengan begitu, tim sebenarnya tidak 100 persen yakin apakah aurora bintang sepenuhnya disebabkan oleh YZ Ceti b. Masih diperlukan pengamatan lebih lanjut untuk mengonfirmasi bahwa medan magnet tersebut kemungkinan bukan fitur milik bintang itu sendiri.
Kendati demikian, tim masih tetap optimis bahwa temuan tersebut dapat menjadi terobosan masa depan dalam pencarian planet asing yang layak huni.
Advertisement