Gara-gara Negara Ini, Ekspor RI Diprediksi Bisa Lebih Rendah

Kondisi perdagangan Jerman memberikan dampak pada Indonesia lantaran negara tersebut merupakan salah satu pilar ekonomi Eropa.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Okt 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2014, 20:00 WIB
Ini Penyebab Ekspor Indonesia Merosot
Suasana aktifitas bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (2/9/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Target ekspor nasional 2014 yang sebelumnya telah direvisi turun Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berpotensi berpotensi kembali ditetapkan lebih rendah.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengatakan, hal ini jika berkaca dari laporan Kantor Statistik Federal atau Federal Statistics Office (FSO) yang mengumumkan bahwa ekspor Jerman pada Agustus 2014 terkontraksi hingga 5,8 persen.

Dia menjelaskan, dalam laporan bulanannya, FSO mencatat data surplus perdagangan Jerman pada Agustus 2014 mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang sebesar € 22,2 miliar menjadi € 17,5 miliar.

"Saya rasa itu adalah bagian dari kondisi global market ya, seluruh global market dunia. Pak Menteri telah memberikan sinyal dan kita semua memberikan sinyal bahwa kita akan merevisi target ekspor kita karena situasi itu (surplus perdagangan Jerman turun)," ujarnya di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/10/2014).

Kondisi perdagangan Jerman memberikan dampak pada Indonesia lantaran negara tersebut merupakan salah satu pilar ekonomi Eropa dan manjadi negara tujuan ekspor Indonesia yang potensial.

"Jerman kan tadi bagian utama dari Eropa. dan Eropa kemarin sudah aagak menggeliat, dan sekarang terpaksa harus turun lagi. Dan kita harus lihat lagi. eropa masih tetap salah satu target ekspor kita yang besar. Kita lihatlah nanti, secara keseluruhan kita melihatnya nanti bagaimana revisi dari target ekspor. minggu depan lah," jelasnya.

Namun, Bayu menyatakan bahwa pihaknya masih akan menunggu sejauh mana dampak kondisi Jerman tersebut terhadap Indonesia secara keseluruhan, serta bagaimana kinerja ekspor Indonesia kedepannya.

"Kalau Jerman sudah kena memang jadi agak lebih berat. Tapi kami masih menghitung bagaimana keseluruhan dampaknya," lanjut dia.

Bayu juga menyatakan jika koreksi target ekspor nantinya kembali dilakukan, diharapkan juga dapat memberikan ruang bagi pemerintahan baru untuk memperbaiki struktur perdagangan Indonesia.

"Jadi kita lihat memang harus dikoreksi, nanti kita akan lihat posisi itu. Minggu depan akan kita umumkan resminya angkanya dan dengan demikian pada minggu berikutnya, pada saat kabinet dilantik itu akan ada kesempatan untuk membuat kebijakan baru," tandasnya.

Seperti diketahui, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi beberapa waktu lalu telah melakukan koreksi terhadap target ekspor 2014 sebesar 5 persen dari sebelumnya US$ 190 miliar menjadi US$ 180,5 miliar. (Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya