Harga Semen Turun Rp 3.000 per Sak

Pemerintah memutuskan menurunkan harga semen turun Rp 3.000 per sak, dan terutama diproduksi dari BUMN semen.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 16 Jan 2015, 14:19 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2015, 14:19 WIB
Jokowi
Jokowi (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya memutuskan harga bahan BBM bersubsidi dan elpiji turun, pemerintah juga menetapkan harga semen turun Rp 3.000 per sak. Harga semen turun itu yang dikontribusikan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di halaman Istana, Jumat (16/1/2015) "Harga semen turun Rp 3.000 per sak terutama yang diproduksi BUMN," kata Jokowi.

Ia juga mendorong para semua pihak mulai dari Menteri, Gubernur, Bupati, dan Wali Kota juga turun mendorong penurunan harga-harga sehingga bisa dinikmati semua pihak. Meski demikian, Jokowi belum menjelaskan lebih detil alasan penurunan harga semen tersebut.

Saat ini BUMN produsen semen antara lain PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Semen Batu Raja Tbk.

Berdasarkan harga semen di tahun 2015 antara lain Semen Gresik 50 Kg dengan jenis PC senilai Rp 61 ribu, semen Gresik 40 Kg senilai Rp 50 ribu. Sementara itu, Semen Padang 50 Kg dengan jenis PC di kisaran harga Rp 60 ribu, dan Semen Padang berukuran 40 Kg dengan jenis portland cement seharga Rp 49 ribu.

Berdasarkan situs PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), perseroan  mencatatkan volume penjualan mencapai 26,35 juta ton atau naik 3,2 persen pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 25,53 juta ton.

Penjualan itu disumbangkan dari Semen Indonesia sebesar 13,99 juta ton, Semen Padang sebesar 6,86 juta ton dan Semen Tonasa sebesar 5,49 juta ton.

Konsumsi semen secara nasional naik tipis 3,6 persen menjadi 59,90 juta ton pada 2014 dari periode sama sebelumnya 57,83 juta ton pada 2013. Di sisi lain ekspor semen turun 53,1 persen dari 565,76 ribu ton pada 2013 menjadi 265,16 ribu ton pada 2014. Jadi total konsumsi naik 3 persen menjadi 60,17 juta ton pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 58,40 juta ton. (Ahm/)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya