Kementerian Kelautan Kenalkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri

Peningkatan produksi perikanan budidaya khususnya untuk komoditas air tawar akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan pakan.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 18 Jan 2015, 21:36 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2015, 21:36 WIB
Safari Minapolitan di Banjar
Citizen6, Banjar: Kabupaten Banjar merupakan salah satu kawasan minapolitan berbasiskan perikanan budidaya, dengan komoditas unggulannya ikan patin dan komoditas pendukung ikan nila serta ikan mas. (Pengirim: Efrimal Bahri)

Liputan6.com, Jakarta - Tingginya harga pakan dalam komponen budi daya perikanan menjadi perhatian khusus oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Untuk memecahkan masalah tersebut, KKP membangun konsep Gerakan Pakan Ikan Mandiri atau Gerpari.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto bercerita, dalam suatu usaha budidaya perikanan di Indonesia, biaya pakan merupakan biaya yang terbesar.

"Dengan menekan biaya pakan maka keuntungan yang di peroleh  pembudidaya akan lebih tinggi dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya,oleh karena itu kami coba kenalkan konsep Gerpari," jelasnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (18/1/2015).

Gerpari lebih ditekankan kepada pakan ikan untuk komoditas air tawar, seperti Nila, Lele, Patin, Mas dan juga Gurame. “Komoditas air tawar merupakan komoditas yang  mendukung ketahanan pangan dan gizi masyarakat," lanjutnya.

Peningkatan produksi perikanan  budidaya khususnya untuk komoditas air tawar akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan  pakan. Sebagai contoh adalah dengan target produksi perikanan budidaya pada tahun 2015  yang mencapai 16,9 juta ton, maka akan dibutuhkan pakan ikan atau udang secara nasional sebanyak 9,27 juta ton dan 49  persen diantaranya adalah kebutuhan pakan ikan komoditas air  tawar.

"Melalui Gerpari, kita akan mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku pakan impor, memanfaatkan bahan baku lokal yang ada di sekitar sentra-sentra  produksi perikanan budidaya dan harga pakan tidak akan terpengaruh dengan fluktuasi nilai  tukar dollar”, ungkap Slamet.

Dia pun mencontohkan, di setiap sentra memiliki kebutuhan dan ke khas an dalam pemenuhan pakan mandiri. Seperti yang terdapat di wilayah sekitar Ambarawa dan Boyolali. Dengan melimpahnya sumber daya alam berupa enceng gondok, pembudidaya dengan di dukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan baik propinsi dan kabupaten, memanfaatkan enceng gondok sebagai bahan baku pakan mandiri. (Ndw/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya