Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Australia Tony Abbot memutuskan untuk menarik duta besar untuk Indonesia pasca hukuman mati Duo Bali Nine yang merupakan warga negaranya.
Namun, ini bukan kali pertama terjadi ketegangan hubungan Indonesia dan Australia memanas. Dengan kondisi ini, lalu siapa yang merugi jika hubungan Indonesia dengan Australia memburuk?.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengungkapkan tindakan penarikan duta besar tersebut merupakan hal yang wajar dan kerap dilakukan beberapa negara sebagai tindakan protes atas kebijakan negara lainnya.
"Ya itu dalam hubungan diplomatik itu biasa saja. Kita juga pernah menarik duta besar kita ke sana jangan lupa, itu biasanya sementara sebulan dua bulan, setelahnya kembali lagi," kata JK di Menara Bidakara, Rabu (29/4/2015).
Menanggapi mengenai kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat memanasnya hubungan kedua negara, JK mengungkapkan Australia lebih rugi jika dibandingkan Indonesia.
"Perdagangan kita dengan Australia kita lebih banyak mengimpor dari Australia, jadi kalau menghentikan perdagangan dia rugi," tegasnya.
Jika dilihat dari angka realisasi investasi, sejak 2011, Australia menjadi investor nomor sembilan terbesar di Indonesia.
Dalam kurun 2011 hingga 2012 nilai investasi Australia melonjak 700 persen. Di bidang perdagangan, total perdagangan dua negara mencapai US$ 10 miliar.
Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketujuh untuk Australia pada 2012. Sebaliknya, Australia negara tujuan ekspor terbesar kedelapan untuk Indonesia.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sebenarnya baik Indonesia dan Australia merupakan negara yang saling bergantung bagi kelangsungan ekonomi masing-masing.
Hubungan Indonesia dan Australia, sebelumnya memang kerap mengalami panas dingin. Pada 2012 misalnya, hubungan Indoneia Australia sempat tegang setelah sebuah toko di Australia memajang bendera Bintang Kejora milik Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Pada 2013, hubungan kembali memanas karena WikiLeaks membocorkan dokumen bahwa Australia menyadap telepon seluler milik mantan Presiden SBY dan Ibu Ani serta beberapa pejabat lain. (Yas/Nrm)
RI dan Australia Bersitegang Usai Hukuman Mati, Siapa yang Rugi?
Ini bukan kali pertama terjadi ketegangan hubungan Indonesia dan Australia memanas.
diperbarui 29 Apr 2015, 13:36 WIBDiterbitkan 29 Apr 2015, 13:36 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kisah Sukses Mitra Agen Jasa Ekspedisi, Selamatkan Ekonomi Keluarga hingga Beli Mobil
Buya Yahya Ungkap Alasan Kenapa Rasulullah Sering Puasa di Bulan Sya’ban, Ternyata Ini Penyebabnya
Profil Kapolres Jaksel Kombes Ade Rahmat Idnal yang Dituding Terima Suap di Kasus Anak Bos Prodia
Indonesia Surga Durian, Sayangnya 3 Kelompok Penyakit Ini Harus Nahan Diri dan Ngiler Doang
Saat 9 Pelari Berhijab Berlari Estafet 99+9 KM demi Perempuan Petani di NTB Jelang NIVEA Hijab Run 2025
Trump Optimistis Sejalan dengan Putin untuk Akhiri Perang Ukraina
Donald Trump Terapkan Tarif Impor ke Kanada hingga Meksiko, Begini Respons Pemimpin Perusahaan Global
Bajak Pemain Arsenal, Manchester United Lakukan Perekrutan Pertama di Era Amorim
5 Alasan Mengapa Drama Korea Study Group Wajib Ditonton, Penawar Rindu Fans Hwang Minhyun
Asam Urat Tinggi? Coba Aneka Jus Ini
Arti Mimpi Naik Kereta: Simbol Perjalanan Hidup dan Pencapaian Tujuan
Cerita Perjuangan Hafizah Palestina Menghafal Al-Qur'an di Tengah Konflik Israel