Jepang Senang RI Tender Kereta Cepat Secara Terbuka

Pihak Jepang berharap pengoperasian kereta cepat dapat berada di bawah kendali Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Agu 2015, 16:30 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2015, 16:30 WIB
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengirim Penasehat Khususnya Hiroto Izumi untuk menemui Rizal Ramli.
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengirim Penasehat Khususnya Hiroto Izumi untuk menemui Rizal Ramli (Foto: Fiky Ariyanti/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Penasehat Khusus Perdana Menteri (PM) Jepang, Hiroto Izumi menyambut baik prinsip pemerintah Indonesia yang akan mengadu dan memutuskan pemenang proyek kereta cepat (High Speed Railways/HSR) Jakarta-Bandung secara adil dan terbuka.

Usai pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli di kantor Kemenko Kemaritiman pada Rabu (26/8/2015), Hiroto mengatakan, Jepang telah banyak berdiskusi soal kemaritiman dengan Rizal Ramli. Intinya, Jepang sangat berharap dapat meningkatkan kerja sama yang sudah terjalin cukup lama.

"Saya sepakat dengan Pak Menko untuk mempertimbangkan lebih lanjut kerja sama di bidang maritim. Termasuk soal kereta cepat untuk kepentingan rakyat Indonesia," ucap Hiroto.

Menurut Hiroto, pihak Jepang sangat berharap pengoperasian kereta cepat atau Shinkansen dapat berada di bawah kendali Indonesia.

"Kami sudah mengusulkan soal itu (operasional). Dan kereta cepat akan diputuskan dengan keadilan dan terbuka, kami sambut baik prinsip itu," tegas dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rizal mengaku akan mengadu penawaran antara Jepang dan China yang paling menguntungkan bagi Indonesia dari beberapa hal. Kata dia, tujuannya agar proses kompetisi berlangsung adil, transparan dan terbuka.

"Hari Senin depan, Dubes China mau bertemu saya. Nanti kita adu siapa yang paling menguntungkan buat Indonesia. Kita ingin proses kompetisi yang fair, transparan dan terbuka agar Indonesia bisa mendapatkan manfaat semaksimum mungkin," jelas dia.

Dalam penentuan pemenang, Rizal menegaskan tidak pandang bulu untuk menerapkan prinsip keadilan, transparansi dan keterbukaan.

"Mohon maaf, saya tidak peduli siapa pun bekingnya. Karena kita ingin yang terbaik buat rakyat Indonesia, bukan menguntungkan para beking. Ini jelas kompetisi yang fair, siapa pun yang menang atau kalah akan diterima," tegas Rizal. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya