Bursa Saham AS Bergejolak, Harga Minyak Bervariasi

Harga minyak Brent untuk kontrak Oktober 2015 turun menjadi US$ 50,30 per barel.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Sep 2015, 05:12 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2015, 05:12 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia bergerak seiring dengan volatilitas bursa saham Amerika Serikat (AS). Sempat melanjutkan penguatan, akan tetapi harga minyak Brent bergerak ke wilayah negatif menjelang akhir perdagangan.

Harga minyak Brent untuk kontrak Oktober 2015 turun 20 sen menjadi US$ 50,30 per barel. Harga minyak mentah AS naik 15 sen menjadi ke level US$ 46,40 per barel dibandingkan sesi sebelumnya di atas US$ 48.

Harga minyak sempat reli di awal perdagangan seiring kabar potensi pelonggaran kebijakan moneter Eropa. Bahkan bank sentral Eropa akan bertindak segera bila diperlukan.Sentimen positif itu ditambah pelaku pasar juga cenderung menahan diri untuk kabar kurang baik dari China. Apa lagi bursa saham China libur sehingga membantu menstabilkan harga minyak.

Pelaku pasar pun mengabaikan sentimen persediaan minyak mentah pada rilis data Rabu pekan ini. Stok minyak mentah AS tercatat naik 4,7 juta barel hingga 28 Agustus, dan ini mencatatkan kenaikan terbesar sejak April.

"Data mingguan rig minyak AS menjadi sentimen penting untuk menentukan arah. Hitungan rig telah meningkat selama enam minggu berturut-turut sejauh ini. Bila ada yang turun dapat meringankan prospek minyak," kata Harry Tchillinguirian, Kepala Riset BNP Paribas, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (4/9/2015).

Akan tetapi, jelang akhir perdagangan, harga minyak melemah terutama Brent karena bursa saham AS hanya naik tipis.Selama dua minggu ini, harga minyak cenderung volatile. Harga minyak jatuh ke level terendah dalam 6,5 tahun menjadi US$ 37,75 sejak awal pekan lalu. Kemudian harga minyak naik hampir 28 persen selama tiga sesi perdagangan. (Ahm/Igw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya