SKK Migas Minta Tak Ada Perusahaan Migas yang PHK Karyawan

Di negara lain, perusahaan yang bergerak pada pencariaan migas banyak yang melakukan PHK.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Sep 2015, 15:30 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2015, 15:30 WIB
Mengenal Lebih Dalam Kontribusi SKK Migas
SKK Migas ajak para blogger untuk mengenal lebih dekat peran SKK Migas

Liputan6.com, Bogor - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta kepada Perusahaan minyak dan gas (migas) yang beroperasi di Indonesia untuk tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ke karyawan mereka karena penurunan harga minyak dunia.

Kepala Hubungan Masyarakat SKK Migas, Elan Bintoro mengatakan, harga minyak yang menyentuh level US$ 40 per barel membuat keuntungan industri hulu migas sangat tipis. Bahkan bisa juga dengan harga tersebut tidak bisa menutupi biaya operasional yang besar.

"Harga US$ 60-70 per barel masih menarik, tapi US$ 40 per barel itu tipis, mendekati US$ 20 per barel itu akan banyak yang tutup," kata Elan dalam edukasi dan temu media, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/9/2015).

Ia melanjutkan, di negara lain, perusahaan yang bergerak pada pencariaan migas banyak yang melakukan PHK atas kondisi penurunan harga minyak mentah. Namun untuk di Indonesia, SKK Migas masih menahan perusahaan untuk tidak mengambil keputusan tersebut.

"Selama ini PHK masih sebatas wacana. Kami merujuk dalam undang-undang ketenagakerjaan karena di sana sudah diatur. Sejauh ini kami minta agar permanent employees dipertahankan, tidak mudah memang untuk bisa begitu," tuturnya.

Menurut Elan untuk menekan biaya atas keuntungan yang menipis, perusahaan hanya melakukan efisiensi dengan menunda pengerjaan proyek yang tidak ekonomis. "Perusahaan harus melakukan efisiensi. Proyek yang tidak ekonomis kita stop dulu," pungkasnya.

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan Kamis (3/9/2015), harga minyak Brent untuk kontrak Oktober 2015 turun 20 sen menjadi US$ 50,30 per barel. Harga minyak mentah AS naik 15 sen menjadi ke level US$ 46,40 per barel dibandingkan sesi sebelumnya di atas US$ 48 per barel.

Harga minyak sempat reli di awal perdagangan seiring kabar potensi pelonggaran kebijakan moneter Eropa. Bahkan bank sentral Eropa akan bertindak segera bila diperlukan.Sentimen positif itu ditambah pelaku pasar juga cenderung menahan diri untuk kabar kurang baik dari China. Apa lagi bursa saham China libur sehingga membantu menstabilkan harga minyak.

Pelaku pasar pun mengabaikan sentimen persediaan minyak mentah pada rilis data Rabu pekan ini. Stok minyak mentah AS tercatat naik 4,7 juta barel hingga 28 Agustus, dan ini mencatatkan kenaikan terbesar sejak April. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya